NovelToon NovelToon
Derita anakku

Derita anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda
Popularitas:393.1k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Sepeninggal suami, Nani terpaksa harus bekerja sebagai seorang TKW dan menitipkan anak semata wayangnya Rima pada ayah dan ibu tirinya.

Nani tak tau kalau sepeninggalnya, Rima sering sekali mengalami kekerasan, hingga tubuhnya kurus kering tak terawat.

Mampukah Nani membalas perlakuan kejam keluarganya pada sang putri?

Ikuti kisah perjuangan Nani sebagai seorang ibu tunggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesialan Ziva

Sayangnya teman Ziva yang tak melihat arah depan menubruk mobil di hadapannya, membuat Ziva terjatuh dan terimpit motor mereka.

Tentu saja keamanan sekolah dan beberapa pedagang yang masih berada di saja menolong Ziva dan temannya yang melanggar peraturan sekolah dengan mengendarai sepeda motor.

Rima mendekati Ziva lalu bergegas mengambil ponselnya dari tangan Ziva.

"Heh! Balikin hp aku!" ujar Ziva sambil menangis kejer, membuat orang-orang menatap Rima.

"Enak aja! Kamu yang maling hp aku! Huuu rasain kena azabkan!" balasnya.

Ziva masih menangis, para warga menggotong tubuh keduanya ke trotoar.

Nina yang baru datang lantas segera mendekati kerumunan, sebab dia melihat tas punggung putri berada di sana.

"Rima ada apa sayang?" tanya Nina lembut lalu menatap keponakan tirinya yang menangis tergugu dengan kaki terluka.

"Kamu kenapa Va?" tanya Nina pada gadis remaja itu.

Ziva yang menangis karena sakit dan malu lalu menatap Nina dengan sendu.

"Sakit bude, tolongin Ziva," rengeknya.

"Ini saudara ibu?" tanya keamanan sekolah pada Nina.

Dengan berat hati Nina mengangguk mengakui Ziva keponakannya.

"Iya dia keponakan saya, kenapa mereka pak?" tanyanya malas.

"Ini Bu, tau kenapa tiba-tiba mereka ngebut, eh tiba-tiba nabrak mobil di depannya! Lagian masih SMP udah naik motor, mau di keluarin kalian dari sekolah!" kecam seorang keamanan sekolah kesal.

Peraturan sekolah dan juga lalu lintas memang melarang anak seumuran mereka belum layak menggunakan sepeda motor apa lagi ke sekolah, tapi ada saja siswa yang bandel seperti Ziva ini, yang berani membawa motor meski tidak di parkirkan di sekolah.

"Tolongin Ziva bude," rengek Ziva.

Sebenarnya Nina malas sekali menolong keponakannya ini, selain menyebalkan, Nina juga tak suka dengan sifat Ziva yang tak memiliki sopan santun.

"Ya udah ayo!" jawab Nina malas.

"Tolongin Bude, angkat Ziva, kaki Ziva sakit Bude," rengeknya.

"Lah kamu mau apa? Di gendong? Salah kamu naek motor ugal-ugalan! Sama cowok lagi!" ketus Nina sambil menatap teman lelaki Ziva.

Terpaksa dia meminta keamanan sekolah membantu Ziva untuk naik ke mobil pesanan Nina.

Ziva sengaja di dudukan di depan, karena Nina tak ingin putrinya berduaan dengan keponakan yang selalu usil pada anaknya.

"Bude aku takut nanti mamah marah gimana? Bude jangan bilang-bilang mamah ya," pintanya.

"Terus kamu mau ngomong apa? Lagian cuma lecet aja, salah sendiri lagian ngapain sih bisa sampe ampe jatoh gitu!" gerutu Nina.

"Tadi Ziva ambil hp aku Bu, terus mau kabur naek motor sama temennya, untungnya Allah masih baik sama Rima, nyungsruk deh si Ziva, kena tulah dia," cibir Rima.

"APA! Bener kata Rima Ziva? Berani-beraninya kamu ngambil hp Rima. Mending kamu turun ajalah!" usir Nina kesal.

Dia tak menyangka keponakannya sudah bersikap sangat keterlaluan pada putrinya.

"Ma-maaf Bude, lagian Ziva kan cuma pinjam, nanti juga di balikin," elaknya.

"Eh denger ya Ziva, pinjam itu ngomong, bukan maen ambil kaya gitu, pantas lah kamu nyungsep," geram Nina.

Ziva hanya mampu menunduk takut, tak menyangka jika budenya akan memarahinya seperti ini.

Dalam hati gadis licik itu dia akan mengadukan kelakuan budenya pada sang ibu.

"Bu, aku lapar makan, ibu masak apa?" tanya Rima berusaha mengalihkan kekesalan ibunya.

"Maaf Rima, ibu ngga masak hari ini, sengaja ibu mau ajak kamu makan di restoran favoritmu, mau?" tawarnya.

"Ibu serius?" jawab Rima dengan mata berbinar.

Nina mengusap kepala sang putri bahagia, ia akan menebus segala kesakitan putrinya selama ini.

"Bude aku mau dong makan di luar, dari kemarin aku makan telor ceplok terus," keluh Ziva berharap sang bude mau mengajaknya turut serta.

"Kamu kan lagi sakit, bude antar aja kamu pulang, jangan aneh-aneh kamu. Minta saja sama mamahmu," ketusnya.

Ziva mengepalkan tangannya karena di tolak oleh sang bude. Hatinya sakit karena setelah kembalinya bude ke tanah air, dirinya sering mendengar keributan di rumahnya.

Dia bahkan sudah tak bisa lagi jalan-jalan, bahkan dengan kejam sang mamah menjual hpnya untuk makan mereka.

Hidupnya sudah terasa susah padahal, baru dua hari sang bude pulang.

Sampai di kediaman saudari tirinya, mau tak mau Nina turun untuk mengantar keponakannya pulang.

Sang sopir membantu menggotong tubuh Ziva sampai ke teras.

"Loh ... Loh kamu kenapa Ziva, duh gusti, Ini kenapa Nina!" pekiknya.

Mendengar keributan di luar, Tyas dan Dita bergegas keluar rumah dan terkejut melihat anaknya pulang dengan kaki penuh goresan.

"YA ALLAH ZIVA KAMU KENAPA SAYANG!" pekik Tyas lalu menangis tergugu.

"Sakit mah," keluh Ziva.

"Ya udah ya, aku pamit, permisi Assalamualaikum," sela Nina yang enggan melihat drama keluarga tirinya.

Tyas mencekal tangan Nina, mencegah saudari tirinya pergi begitu saja.

"Jelaskan dulu, ada apa dengan Ziva!" pinta Tyas dengan wajah merah padam.

Nina menyentak kasar tangan Tyas yang mencengkeramnya.

"Kamu tanya aja anak kamu, untung aku bawa dia ke sini, bukannya terima kasih malah mendelik kamu!" tegur Nina.

"Kenapa ngga kamu bawa berobat sih mbak!" sambung Dita menyalahkan Nina.

"Benar, kalau sampe anakku terinfeksi gimana? Harusnya kamu bawa dia berobat dulu," keluh Tyas.

"Cuma lecet, lagian salahnya sendiri kenapa ngerepotin aku, kalau dia kepalanya pecah baru mungkin aku bawa dia ke rumah sakit," cibir Nina.

"Kurang ajar! Ini pasti ulah kamu kan? Iya kan!" tuduh Tyas hendak kembali menarik Nina.

"STOP! Sekali lagi ngomong sembarang, aku pastikan kamu berakhir di penjara!" ancam Nina.

"Kamu kenapa Nduk?" tanya Titik pada sang cucu.

"A-aku tadi becanda sama Rima mbah, ambil hpnya Rima, terus lari sama temenku, tau-taunya di tabrak mobil," jelas Ziva gagap.

"Heh! Kalau ngomong yang bener!" sergah Nina kesal.

"Kenapa kamu bentak anak aku!" sela Tyas tak terima.

Nani menghela napas, keluarga ibu tirinya memang sangat aneh menurutnya, mereka gemar sekali berbohong dan menyalahkan orang lain.

"Anak kamu nyolong hpnya Rima, terus mau kabur, sialnya di depan ada mobil! Bukan mobilnya yang nabrak, justru mobil itu yang di tabrak sama dia dan temannya!" jelas Nina.

"H-hp? Rima punya hp?" gagap Titik.

"Kamu sebagai bude harusnya kasihan sama keponakan kamu, Rima di belikan hp mbok ya Ziva juga, lagian kamu pulang belum memberikan kami oleh-oleh," sindir Titik.

"Mimpi!" gumam Nina masih di dengar oleh Tyas dan yang lainnya.

"Saya udah ngga memiliki urusan lagi di sini, sebaiknya kalian cepat obati Ziva, katanya tadi takut infeksi, tapi malah berdebat di sini!" ujar Nina hendak pergi meninggalkan kediaman saudari tirinya.

Lagi-lagi langkahnya terhenti karena Tyas menghadangnya.

"Pinjami kami uang Nin, kamu liat kan anak aku perlu di obati," pintanya tak tau malu.

Enggan memperpanjang masalah, Nina memberikan uang selembar dua puluh ribuan pada Tyas.

"Kok segini Nin!" gerutunya.

"Lah dia cuma perlu obat merah sama alkohol, cukup segitu, awas minggir!" pinta Nina sambil menyingkirkan Tyas.

"Tolong ... Tolong, Nina ... Tolong bapak," suara pekikan terdengar oleh Nina membuat langkahnya kembali terhenti.

"Bapak?" lirihnya lalu menatap keluarga tirinya yang tampak gugup.

.

.

.

Tbc

1
Dwi Rita
ceritanya bagus. recomended
Nyai Omi
/Shy/
Nyai Omi
lanjut
Nyai Omi
/Smile/
Nyai Omi
iya ksian skli sllu d jahati
Nyai Omi
jahat skli mereka
Nyai Omi
g ada akhlak nya tu ibu tri nani
Muji Lestari Tari
Budi oh budi
Muji Lestari Tari
manusia aneh
Muji Lestari Tari
aduh bikin emosi
Muji Lestari Tari
aduh main dukun
Muji Lestari Tari
jangan mau nin
Muji Lestari Tari
keluarga toxic nggak ada lawan
Muji Lestari Tari
Dibyo gila
Muji Lestari Tari
makin nggak jelas ni orang
Muji Lestari Tari
Dibyo bodoh
Muji Lestari Tari
Yanti ni pelakunya
Muji Lestari Tari
kapok
Muji Lestari Tari
mada sih Anan SMP dah berani gituan
Muji Lestari Tari
keluarga toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!