Alenata yang berstatus anak tiri, terpaksa dijual oleh kakak tirinya. Sedangkan kedua orang tuanya sudah meninggal, Alenata hanya tinggal bersama kakak tiri laki-laki dan ibu tiri.
Demi keuntungan, ibu tiri dan kakak tirinya rela menjual Alenata kepada lelaki kejam yang sudah beristri.
Akankah Alenata mendapatkan kebahagiaannya? atau hidupnya akan selalu menderita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih saja khawatir
Hanya sekali tekan tombol, Devan sudah bisa membuka pintunya dengan lebar. Terlihat jelas jika Alena dan Arumi berada di depan pintu.
"Masuk." Perintah Devan tanpa harus mendongak.
Pandangan Devan tetap fokus pada layar komputernya.
"Permisi Tuan, saya sudah mengajak Nona Alena untuk masuk ke ruangan Tuan." Ucap Arumi sedikit menunduk.
Saat itu juga, Devan langsung mendongak. Alena dan Devan saling menatap satu sama lain.
"Aku butuh Alena berada di dalam ruangan ini, dan kamu Arumi segera keluar dan tinggalkan perempuan disebelah mu." Perintah Devan, Arumi mengangguk.
"Baik, Tuan." Jawab Arumi dan memutarbalikkan badannya.
Dengan sigap, Alena menahannya.
"Temani saya, Mbak. Saya takut, tolong." Ucap Alena memohon.
"Maaf Nona, ini perintah. Percayalah dengan saya, Tuan Devan orangnya baik." Jawab Arumi dan segera keluar dari ruang kerjanya sang majikan.
Alena yang masih dihantui dengan perasaan takut, sungguh ingin rasanya menghilang dari hadapan Devan.
"Kamu kenapa? takut? aku bukan pemangsa yang seperti kamu pikirkan, aku masih waras dan masih punya otak bersih, tidak seperti mu yang sudah berpikiran buruk dan juga kotor." Ucap Devan sambil menatap serius pada Alena.
"Terus, apa tujuan kamu membeli ku dengan harga yang tidak murah? bukankah hanya akan sia-sia saja kamu membeli ku?"
"Kata siapa, kau adalah harta karun untukku." Kata Devan dengan santainya.
Alena sendiri tidak mampu untuk mencernanya.
"Harta karun macam apa, aku tidak berguna dimata kamu."
"Aku tidak percaya sama omongan kamu, aku lebih percaya dengan harga mahal aku berani membeli mu. Kalau aku tidak berani membeli mu, berarti kamu tidak menguntungkan ku."
"Mana surat perjanjian dari Arumi? berikan kepadaku."
"Ini, tapi aku belum menandatanganinya."
"Baca baik-baik, setelah itu kamu boleh menandatanganinya. Tugasmu tidak berat, hanya merawat ibuku dengan baik dan dengan kasih sayangmu yang tulus. Juga, kamu siap menanggung segala resikonya. Kamu tahu? menghadapi orang depresi itu tidak mudah, dan kamu siapkan mental sebaik mungkin." Ucap Devan masih memperhatikan Alena yang seperti menahan beban berat di pundaknya.
Alena yang belum membacanya sampai selesai, akhirnya mengulanginya lagi dengan seksama dan tidak ada kalimat yang tertinggal satu kalimat pun.
"Bagaimana, apakah kamu sanggup untuk merawat ibuku?" tanya Devan memastikan.
Alena mengangguk menyetujui, lantaran dirinya sama sekali tidak mempunyai pilihan lain selain menerima pekerjaan itu.
"Bagus, cepat kamu tandatangani." Perintah Devan sambil menyodorkan penanya.
Dengan tangan yang gemetar, Alena terpaksa menandatanganinya. Ingin menolak pun tidak mungkin dilakukan, mau tidak mau Alena menerima syarat yang diberikan oleh Devan.
Setelah menandatangani surat perjanjian, Alena menyodorkan lembaran kertas itu kepada Devan.
"Kamu boleh temui Arumi, dan tanyakan apa yang tidak kamu mengerti. Ini ada jadwal apa saja yang harus kamu kerjakan selama berada disini, lakukan dengan benar. Jika sampai kamu melakukan kesalahan atau pelanggaran, kamu harus siap menerima konsekuensinya, paham." Ucap Devan memberi peringatan kepada Alena.
"Baik, Tuan. Saya akan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan, permisi." Jawab Alena, dan meraih lembaran kertas jadwal kerjanya di atas meja. Kemudian, ia bergegas keluar dari ruang kerjanya Devan.
Saat pintunya ditutup oleh Alena, akhirnya dapat bernapas dengan lega ketika prasangka buruknya jauh dari kenyataan.
'Semoga benar, aku tidak akan menjadi budak naf_sunya.' Batin Alena yang masih dihantui dengan kekhawatiran.
penyesalan selalu datang di akhir
waktu tidaak mungkin bisa terulang lagi