Aku Bukan Simpanan, Tapi Istri Yang Disembunyikan

Flashback

"Aku mau buat identitas untukk seseorang, identitas palsu tapi seterusnya akan menjadi jati dirinya." Ucap Agastya pada seorang teman yang bekerja sebagai pengacara kondang.

"Siapa dia? Kenapa kamu tertarik membantunya?" Tanya Pengacara bernama Alden menatap curiga klien sekaligus sahabatnya.

"Aku juga gak kenal sebelumnya, Maureen yang membawanya ke rumah."

Lalu Agastya menceritakan ulang semua yang dia dengar dari Daisy. Tidak ada yang dikurangi atau pun ditambah, semua ceritanya sama.

"Lantas, kenapa justru kamu ingin aku menuliskan status pernikahannya sebagai wanita yang sudah menikah resmi. Kita tidak punya data suaminya. Namanya saja masih dia rahasiakan, apalagi dia hanya menikah siri."

"Kalau begitu, buatkan buku nikah antara aku dengannya." Ucap Agastya.

"Kamu gila! Ini tidak SAH. Pernikahan bukan hal yang bisa dijadikan permainan, ini sangat bertentangan. Maaf, aku tidak bisa membantumu. Aku takut akan menjadi masalah." Ucap Alden menatap heran sahabatnya.

"Pernikahan Daisy dan suaminya hanya siri tanpa ada bukti nyata."

"Apalagi sudah 3 bulan ditinggalkan tanpa adanya nafkah lahir batin. Bukankah yang seperti itu sudah jatuh TALAK padanya?" Ucap Agastya.

"Tidak seperti itu Agas, semua ada aturan dan syariatnya juga. Tidak serta merta jika dalam kurun waktu 3 bulan tidak dinafkahi langsung otomatis jatuh talak. Talak itu harus melalui ucapan." Alden berusaha memberi penjelasan singkat.

"Kalau begitu, aku akan buat dia mengucap kata TALAK untuk Daisy di hadapan semua orang. Apalagi orang tua pria itu punya niat buruk terhadap Daisy." Ucap Agastya dengan penuh keyakinan.

"Katakan dengan jujur, apa alasanmu membantu Daisy sampai seperti itu. Tingkah lakumu tidak seperti biasanya." Ucapan Alden memang benar adanya.

"Sherly! Dia kembali membuat ulah. Dia mencuci otak anak-anak, supaya aku bersedia rujuk dengannya. Bahkan dia juga yang selama ini membuat anak-anak bersikap ketus pada setiap teman wanitaku. Mungkin aku jahat, tapi dengan mengikat Daisy akan membuat keuntungan dua belah pihak." Ucap Agastya.

"Aku melindungi Daisy dari orang-orang yang ingin menghancurkan hidupnya. Dan dengan statusku yang sudah menikah lagi, maka Sherly tidak akan berani mengusik hidupku lagi."

"Tapi, tidak semudah itu Agas. Daisy justru akan semakin dimusuhi. Tidak hanya oleh mantan mertuanya, tapi juga Sherly dan anak-anakmu yang pasti akan membencinya."

"Kamu hanya akan menambah penderitaannya..."

"CUKUP ALDEN! Lakukan saja apa yang aku minta, selebihnya biar semua yang terjadi menjadi urusanku." Ucap Agastya dengan mode arogan.

"Baiklah, tapi aku ingatkan padamu. Jika pernikahanmu ini hanya fiktif. Jangan ada kontak fisik, sebelum status Daisy jelas meskipun hanya di hadapan Agama." Ucap Alden.

Setelah pertemuan dengan Alden, Agastya tidak langsung diam begitu saja. Tapi dia meminta detektif swasta untuk menyelidiki detail masalah Daisy. Bahkan Agastya rela mengeluarkan banyak uang untuk mencari tahu siapa suami Daisy yang telah meninggalkannya.

Seperti saling terikat benang merah, semua hal yang dialami Daisy ternyata bisa dimanfaatkan oleh Agastya.

Terdengar jahat karena Agastya memanfaatkan kemalangan nasib Daisy untuk kepentingannya. Tapi ada satu yang sejatinya adalah hal yang lebih utama. Jika pernikahan antara Agastya dan Dania akan menjadi sejarah baru. Di mana penyesalan, dan air mata dari para pemberi luka menjadi dentingan melodi yang terukir dalam kisah abadi.

Flashback Off

"Jadi namaku sekarang Dania Eleanor dengan status menikah." Ucap Daisy membaca identitas singkat dari KTP.

Lalu dia mengambil Kartu Keluarga, tangannya bergetar saat membaca tulisannya.

"Kenapa Anda yang menjadi suamiku? Astaga! Kenapa jadi begini Tuan?" Tanyanya dengan nafas terengah-engah bagaikan baru saja ikut lomba lari maraton tapi malah ketinggalan.

"Apa kamu keberatan?" Tanya Agastya.

Setelah menetralkan nafasnya menjadi normal, baru Daisy menatap tegas Agastya.

"Ini bukan hanya soal keberatan. Tapi ini tentang norma pernikahan. Seperti ini jelas sekali jika Anda mempermainkan sebuah ikatan suci. Aku tidak menginginkan ini, Tuan. Aku hanya ingin identitas baru, bukan berarti dengan suami baru."

"Apalagi, statusku masihlah suami orang. Aku tak mungkin menikah lagi, bahkan kalau pun sudah bercerai juga harus menunggu masa iddah. Tidak bisa serta merta Anda membuat buku nikah tanpa persetujuanku." Daisy mengomel tanda tidak setuju. Bahkan kedua bola matanya memerah. Dia hanya ingin lepas dari penderitaan, justru sekarang semakin menderita.

"Adnan Baskara menikahi Sasha Abigail bukan hanya karena perjodohan semata. Tapi karena suami kamu tidak bisa lepas dari tubuh Sasha. Dia sudah kecanduan Istri keduanya, apalagi hanya dengan menggauli beberapa kali sudah bisa membuatnya hamil. Lantas, apa yang kamu harapkan? Rumah kamu di kampung juga sudah dibakar oleh Tuan Aksa..."

"Papa Mertua kamu itu ingin melenyapkanmu supaya kamu tidak mengganggu rumah tangga Adnan dengan Sasha. Yakin, hanya dengan mengganti identitas nyawa kamu masih bisa diselamatkan? Sedangkan sampai detik ini, orang-orang Tuan Aksa masih menyisir Ibu Kota demi menemukan keberadaanmu. Adnan? Kamu hanya butuh kata TALAKnya bukan?" Ucap sarkas Agastya.

"Bukan hanya satu kata TALAK yang aku butuhkan Tuan Agastya. Tapi juga pengakuan jika aku adalah Istri yang selama ini disembunyikan dari lingkungan keluarganya tinggal. Lalu dengan mudahnya dibuang karena Adnan menikah lagi dengan wanita yang lebih dulu dia hamili. Aku ingin yang namanya Sasha tahu, jika dirinya seorang PELAKOR."

"Baik jika itu maumu, aku akan buka kedok Adnan secepatnya. Tapi kamu tetap harus bersembunyi, kami tidak boleh muncul di hadapan mereka sebelum statusmu denganku jelas yakni suami istri SAH." Ucap Agastya tetap dengan keputusannya.

"Kenapa Anda terlihat seperti memaksa bahwa saya harus menyetujui permintaan Anda yang ingin menikah denganku."

"Karena entah mengapa jantungku terus berdetak kencang setiap dekat denganmu." Jawaban yang hanya bisa Agastya ucapkan dalam hati saat ini.

"Karena aku merasa kasihan denganmu, aku hanya berniat membantumu saja. Tidak lebih, dan jangan berfikir macam-macam atas pertolonganku ini." Suara ketus Agastya mengagetkan Daisy, membuatnya sadar telah salah bertanya.

"Berikan bukti pernikahanmu dengan Adnan, aku sendiri yang akan memostingnya. Kamu tenang saja, karena wajahmu akan aku blur." Ucap Agastya.

"Apa itu aman? Aku takut jika akan memancing masalah baru." Ucap Daisy merasa jika jalan ini belum saatnya dia tempuh.

"Mau sampai kapan kamu menutupi kedok busuk suamimu?" Tanya Agastya.

"Baiklah, aku menurut." Putus Daisy.

"Mulai besok, kamu akan menjadi Sekretaris Pribadi di Perusahaan milikku. Aku juga sudah menyiapkan satu unit apartemen untuk kamu tinggali. Jual kembali semua perabot milikmu, karena di Apartemen semua lengkap. Dan aku tidak menerima bantahan!"

"Sepertinya, aku telah masuk jebakannya. Begini amat nasibku." Gumam Daisy.