Menikah karena perjodohan membuat Arash begitu emosi, tanpa tahu siapa wanita yang sudah di pilihkan oleh orang tuanya, Tanpa melihat wajahnya ... Arash menikahinya namun ... Di malam pertamanya ia juga menikahi wanita lain demi mengusir istri pertama, Saat tahu siapa wanita di balik Niqab , penyesalan Arash rasakan, namun ... sudah tak bisa di perbaiki karena luka yang sudah ia torehkan, Ya... Wanita berniqab itu adalah wanita yang ia cari dan wanita yang ia cintai selama ini. Bagaimana kisahnya...
"Pergilah kau bersama nya, anggaplah diri ku yang tak pernah ada, jangan pernah kau. lukai hatinya, cukup aku saja"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
''Pagi tante, Pagi kak Hans,'' apaa Fafa dengan ceria
''Hai, sayang. Bagaimana dengan tidurmu,?'' tanya Mamanya Hans
''Alhamdulillah nyenyak tante, '' jawab Fafa dengan tersenyum indah.
''Apakah kau mau ikut tante, ?'' tanya Mama nya Hans
''Kita akan hidup bersama kau tante,efek Hans dan juga Om, '' imbuh Mama nya Hans.
sejenak Fafa terdiam ia tidak tahu harus menjawab apa pada tantenya dan juga Han. mereka adalah dua sosok yang paling berjasa dalam hidupnya, selama ini tanpa mereka Fafa mungkin tidak bisa melalui harinya.
" kau jangan dengarkan omongan mama, kau juga harus memikirkan dirimu sendiri, tapi kami akan selalu ada untukmu, Fafa,'' ucap Hans Seraya tersenyum pada Fafa. tentu mamanya langsung menetap ke arahan dan melebarkan matanya, Han sangat tahu bahwa mamanya tidak mendukung dengan apa yang ia ucapkan. tapi hak selalu memikirkan kebahagiaan Kafa meskipun itu menyakitkan hatinya. seperti pernikahan antara papa dan Aras.
'' Terima kasih atas tawarannya tante tapi untuk sementara ini kakak apa tinggal di sini makam nenek masih basah dan Fafa juga, Fafa tidak ingin merepotkan tante dan kak Hans terus menerus, '' ucap Fafa
''Kami tidak merasa di repotkan, Fa. Kau sudah tante anggap seperti anaknya tante, jadi jangan bicara seperti itu lagi, '' ucap Mamanya Hans.
''Terimakasih banyak tante, Fafa sayang tante,'' Ucap Fafa seraya meletakkan kepala nya di dada Mama nya Hans.
'Aku hanya ingin kau bahagia, Fafa. Arash adalah kebahagiaan mu, aku tahu itu, kalian hanya salah faham saat ini,' bathin Hans menatap Fafa di pelukan Sang mama.
Hans tersenyum, Namun ia tak bisa menyentuh Fafa, Ia sangat menghormati Fafa yang saat ini.
''Jika ada masalah apapun, kau ceritalah pada tante, hingga kejadian seperti ini tidak terjadi, Tante merasa gagal memegang amanah dari Ibumu, Ibu dan Ayahmu susah banyak beejasa pada tante dalam merawat Hans, jangan biarkan tante berada dalam rasa bersalah,'' hcao Mamanya Hans seraya mengusap air mata Fafa.
''Fafa mengerti, Tante. Maafkan Fafa,'' ucap Fafa tersenyum pada tante nya.
''Assalamu'alaikum, '' ucap seseorang yang baru tiba.
''Waalaikum salam,'' ucap ketiga penghuni yang ada di ruang tamu. Tentu mereka langsung berdiri saat melihat siapa yang datang.
''Arash, '' ucap Mamanya Hans dan juga Hans secara bersamaan. Fafa juga terkejut, Namun... ia hanya bisa menatap, apalagi saat melihat siapa yang ada di belakang tubuhnya Arash.
Alina, ya.... Alina ikut serta saat ini. Sakit yang berusaha Fafa tutupi kini telah terbuka lagi.
''Untuk apa lagi kau kemarin Oh... Apakah ini pelakornya,?'' tanya Mamanya Hans.
''maaf tante, Akunbukna pelakor, '' sahut Alina
''kalau bukan pelakor apa namanya, hah!" ucap Mamanya Hans.
"Sudah, Ma. Jangan emosi, " ucap Hans.
"Silahkan masuk, Mbak, Mas, " ucap Fafa ramah.
Tanpa menjawab Arash dan Alina duduk, Alina menatap jengkel pada Mamanya Hans, begitu juga dengan Mamanya Hans.
"Biar saya buatkan minum, " ucap Fafa
"Tidak perlu Fafa, mereka tidak minum-minuman seperti kita, " ucap Mamanya Hans.
"Duduklah, Mas Arash hanya ingin bicara denganmu, " ucap Alina
"Ma, sebaiknya kita pergi ke sawah, bukankah Mama bilang rindu dengan suasana persawahan, " ucap Hans yang mendapatkan mata Mamanya yang melotot.
Namun Hans terus membawa Mamanya untuk pergi.
"Aku pergi dulu, Mamaku nelfon, " Ucap Alina seraya meninggalkan Arash dan Fafa.
Seketika suasana menjadi hening. Kini Fafa dan Arash duduk berhadapan. Fafa terlihat jelas gugup, begitu juga dengan Arash.
"Bagaimana kabar mu, Ara?" tanya Arash
"Alhamdulillah, Baik mas, " jawab Fafa
"Kenapa menjadi Fafa,?" tanya Arash
"Fafa adalah nama. panggilan dari nenekku," ucap Fafa
"Maaf akan aku, Aku sudah menjadi suami Dzolim padamu, " ucap Arash
"Semua sudah berlalu, Mas." jawab Fafa yang masih tertunduk dengan niqab yang menutupi wajah cantiknya.
"Aku mencintaimu, Ara. Aku mau kita kembali lagi, akh janji tidak akan pernah menyakiti mu lagu, " ucap Arash
"Tapi bagaimana dengan Mbak Alina, Aku wanita mas, dia juga wanita, tidak ada wanita mana pun yang rela berbagi hati, termasuk aku dan mbak Alina, pertahankan mank Alina, kita sudah tidak punya hubungan apapun, Mas" ucap Fafa dengan menahan tangis.
"Aku dan Alina juga sama-sama tidak ada perasaan, Ra. Aku dan Alina bersama hanya ingin kau pergi saat itu, Aku menyesal telah mengambil jalan itu, Aku terpaksa melakukan cara itu agar kau pergi dariku, tapi... aku salah, kaulah orang yang aku tunggu selama ini, Maafkan aku, Ara, " ucap Arash menyesal
"Aku sudah memaafkan mu, Mas, sungguh!" ucap Fafa
"Tidak bisakah kita kembali lagi,?" tanya Arash
"Bagaimana dengan Mbak Alina, "
"Mas... !" teriak Alina membuat Arash dan Fafa sama-sama terkejut.
"Mas, aku mohon, antar kan aku, Mas... antarkan aku pulang, Mamaku, mamaku sakit mas, jantungnya kambuh, aku mohon... aku mohon mas Arash, " ucap Alina di sertai dengan isak tangisnya
''Innalillahi wainnailaihi roji'un, '' ucap Fafa
"Alina, tapi _
"Mas, aku tidak. mah merasa menyesal seperti yang Fafa rasakan, Karna kau yusak mengantarkannya, Mas. Aku hanya punya Mama, aku tidak mau kehilangan Mama, Mas" ucap Alina lagi.
Sejenak Arash melihat kearah Fafa, meskipun arus tidak tahu bagaimana reaksi wajah Fafa tapi paras yakin bahwa Papa pasti mengerti dengan kondisinya.
''Ara, aku akan kembali lagu, ku mohon... tunggu aku, '' ucap Arash seraya menatap Ara yang kini mulia menurunkan pandangannya lagi, saat mata Arash tepat menatap mata Fafa.
''Saya turut berduka cita atas sakitnya mamanya Mbak Adina semoga mamanya mbak lina segera sembuh ,Amin,'' ucap Fafa
''Terimakasih Ara, aku akan kembali nanti, Ayo Al,'' ucap Arash pada Alina. Alina tak pamitan pada Fafa, namun... saat ia sampai di pintu rumah Fafa, ia berhenti dan menoleh kearah Fafa yang menatap dirinya, tersungging senyuman di bibir Alina.
...----------------...
'' Aku tidak akan pernah membiarkan mereka bersatu kembali, saat ini Arash sudah menjatuhkan talak pada Fafa, dan aku tidak akan pernah membiarkan mereka bersatu,'' ucap Mamanya Arash, pada seseorang.
" Sepertinya kau sangat tidak menyukai wanita itu, kenapa? apakah karena penampilannya yang aneh,?'' tanya sosok yang kini berbaring di ranjang
'' Sangat, aku tidak suka dengannya yang berasal dari kampung, Aku sangat membencinya, yang mana mertuaku semuanya sangat menyukai nya. Bahkan mereka mengancam Arash, dan tidak akan memeberikan Arash warisan, hanya karena wanita itu, '' cebomik Mamanya Arash.
'' seharusnya kau bangga dong memiliki menantu seperti dia, kau tidak perlu repot-repot mengalihkan harta mertuamu, padahal harta semuanya pasti mudah untuk didapatkan,'' Ucap orang tersebut.
'' tapi aku tidak ingin memiliki keturunan dari wanita miskin seperti dirinya, apalagi penampilannya yang tidak modis seperti Alina, '' ucap Mamanya Arash.
'' Baiklah, sekarang kau lakukan tugasmu dengan baik,''ucap Mamanya Arash. seraya memutuskan sambungan teleponnya
sampe ara menikah dengan hans