Karel Ivander Aswangga adalah seorang laki-laki yang mempunyai sikap dingin, keluarga yang berantakan serta penghianatan dari orang yang dia cintai membuat laki-laki itu mudah tersulut amarah dan merasa tidak ada satu orang pun yang tulus mencintai nya. Dia menutup diri dari yang namanya wanita untuk melindungi hati nya agar tidak kembali terluka.
Chelsya Fermonica Zamora, gadis cantik yang mempunyai sikap bar-bar dan ceria, setiap harinya dia akan terus menerbitkan senyum di bibirnya, gadis yang berlatar belakang orang kaya, tidak pernah kekurangan materi maupun kasih sayang dalam hidupnya, hampir semua orang menyukai nya karena sikap nya yang ceria.
Gadis itu mengincar sebuah perusahaan impian nya, sekaligus untuk melatih kemampuannya dalam dunia bisnis. Namun siapa sangka, jika ternyata pemilik perusahaan tempat nya bekerja adalah seorang laki-laki yang dia kenal dan harus menghadapi sikap Tuan nya itu yang begitu berubah-ubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Laporan Pertama
Mora keluar dari ruangan kerja nya sambil membawa beberapa berkas di kedua tangannya, gadis itu berjalan keluar menuju ruangan senior nya, menyerahkan beberapa berkas yang baru saja dia susun atas perintah seniornya itu.
Saat tiba di meja senior nya, Mora tidak melihat keberadaan senior nya itu, ntah berada di mana. Mora memilih untuk bertanya kepada beberapa karyawan di tempat itu.
"Mba, lihat mba Diana tidak ?" tanya Mora, sedangkan wanita yang di tanya oleh Mora menoleh.
"Oh mba Diana lagi ada tamu, katanya kamu di suruh mewakili nya untuk ke ruangan CEO, soalnya hari ini mba Diana masih ada pekerjaan penting. Kemungkinan pulang nanti siang." ucap wanita itu sambil tersenyum.
"ke ruangan CEO mba ?" tanya Mora dengan kedua alisnya yang hampir tertaut. Bukankah tugasnya hanya sebatas membantu sekertaris utama ?
"Iya kata mba diana, laporan yang kamu buat itu di kasih liat CEO langsung, biar tau ada kurang nya atau tidak" Mora mengangguk, itu artinya dia mengantikan tugas Diana.
"Makasih mba" ucap Mora sambil tersenyum, lalu gadis itu segera berjalan ke ruangan CEO, sambil merapikan kembali berkas di kedua tangannya.
Mora berjalan kearah lift, lalu memencet nomor 23 di mana ruangan CEO berada. sedikit bingung Mora mencari ruangan itu, tapi akhirnya dia menemukannya.
tok...tok...tok
Mora mengetuk pintu itu dengan pelan, saat mendengar suara balasan yang mempersilahkan masuk, baru Mora membuka pintu itu perlahan.
Mora berjalan ke samping meja sang CEO, sedikit memberikan jarak di antara mereka.
"Permisi tuan, saya Mora asisten Bu Diana, ingin memberikan laporan yang baru saja di buat untuk di periksa, jika nanti ada kesalahan atau ada yang perlu di tambahi saya akan segera memperbaiki nya." ucap Mora panjang lebar.
"Kamu bisa tidak jangan berisik" ucap dingin laki-laki itu, suara nya yang sarkas membuat Mora terdiam di tempatnya. Tidak bohong Mora sedikit takut, meski sedikit.
"Maaf tuan" ucap Mora sambil terus menunduk.
"Kenapa bisa dia" Karel yang kini duduk di kursi nya tampak kaget saat melihat perempuan di samping nya yang terus saja menunduk, bagaimana bisa seseorang yang menjadi sekertaris nya itu gadis ingusan yang baru saja lulus.
Karel mendengus, sepertinya perempuan di samping nya ini tidak sadar siapa yang dia ajak bicara.
"Aku akan memeriksa laporannya, kamu kerjakan tugas yang ini, yang salah udah aku beri tanda dan jangan sampai salah lagi."
"Tapi itu bukan tugas saya kan pak" Mora memberikan protes sambil mendongak, sedikit kaget saat bos nya adalah lelaki yang sering sekali dia ganggu akhir-akhir ini.
"Disini bos nya siapa, kamu hanya tinggal membenahi apakah terlalu sulit"
"Itu buka pekerjaan saya" ucap Mora sambil terus menatap Karel, sampai gadis itu terpana dengan wajah lelaki di samping nya yang terlihat sangat tampan itu.
"Tapi tugas sekertaris itu membantu atasan"
"Tapi ini kesalahan bagian pemasaran, biar mereka saja yang membenahi, saya tidak mempelajari hal soal pemasaran pak"
"Kamu mau saya pecat" ucap Karel dengan telak mampu membungkam mulut Mora, gadis itu mendesau lesu lalu mulai menerima berkas yang atasannya sodorkan.
"Keluar, bagaimanapun caranya laporan itu harus benar"
"Baik tuan" Mora segara berjalan keluar, Mora kesal karena ternyata bos dari perusahaan impian nya adalah Karel, gadis itu berasa ingin menendang tong sampah.
"ahgg ngeselin banget sih huh" Mora melirik berkas di tangannya sambil memutar bola mata malas.
"Udahlah emang resiko" Mora segera berjalan ke bagian pemasaran, gadis itu akan meminta laporan sebelum nya agar bisa memperbaiki kesalahan.
"Permisi mas" Mora duduk di kursi depan seorang lelaki yang sedang menulis sesuatu di buku.
"Iya mba ada yang bisa saya bantu"
"Boleh saya meminta laporan yang kemarin mas, ini saya di suruh CEO untuk memperbaiki laporan yang salah di beberapa bagian." ucap Mora sambil tersenyum tipis.
"Oh iya mba, sebentar saya ambilkan" lelaki itu mengambil berkas yang ada di laci, melihatnya sebentar lalu memberikannya pada Mora.
"Ini mba laporannya" Mora mengangguk, lalu segera pergi dari tempat itu.
"Huh dia bilang membenarkan di beberapa bagian, ini ada banyak yang salah" Mora sedikit mengomel saat melihatnya, namun gadis itu mengambil bolpoin dan mulai berkutat dengan lembaran di hadapannya dengan fokus.
Selama dua jam penuh Mora mengerjakan laporan itu, lalu mengecek nya berulang kali sebelum dia serahkan ke CEO. Gadis itu tidak ingin salah dalam membuat laporan, dia merasa malas jika harus terus merevisi. Pengalaman waktu kuliah membuat Mora menjadi gadis yang teliti.
Setelah yakin dengan laporan nya, Mora keluar dari ruangan nya, lalu kembali ke ruangan CEO.
Saat akan membuka pintu, ada yang menahan lengan Mora, membuat langkah gadis itu terhenti.
"Kamu mau ke ruangan tuan Karel" tanya seorang laki-laki muda yang duduk di sebuah kursi, Mora memberikan anggukan.
"Jangan dulu, tuan lagi ada tamu penting, lebih baik menunggu saja dulu" ucap laki-laki itu kembali.
"Oh kalau boleh tau Tuan siapa ya ?" tanya Mora saat melihat lelaki di depannya yang memakai kemeja hitam.
"Saya asisten nya" Mora kembali mengangguk.
"Apakah saya bisa menitipkan berkas ini tuan, saya harus segera pulang, karena sebentar lagi juga waktu pulang. Jika nanti ada kesalahan saya akan memperbaiki nya." ucap Mora dengan nada sopan.
"Em, lebih baik kamu bicarakan langsung dengan tuan besok, saya yakin laporan itu tidak akan di periksa walaupun sudah kamu selesaikan, tunggu besok saja sekalian." Mora tercengang mendengar nya, bayangkan saja dia sudah susah payah membuat laporan itu, dan apa ? kini semuanya sia-sia. Gadis itu mendesau kecewa.
"Memang nya serius tidak apa jika saya berikan besok pak ?" tanya Mora memastikan.
"Iya tidak apa-apa"
"Ya sudah, tapi jika nanti tuan Karel meminta nya cari saja di meja kerja saya ya tuan, saya sudah menyelesaikan laporannya." lelaki di depannya itu memberikan anggukan, Mora pun memilih untuk pergi, dengan sedikit hati yang kesal.