Di paksa menikahi gadis yang samasekali tidak dikenalnya . Bahkan sang Mama tahu jika dirinya telah menjalin kasih dengan gadis yang sangat ia cintai membuat Karel begitu membenci gadis yang Mamanya jodohkan untuknya.
"Sudah puas Kau membuat hidupku berantakan huh! Seumur hidupku Aku tidak akan pernah sedikitpun memaafkan mu. Aku akan membuat hidupmu bagai di neraka selama Kau menjadi istri ku, gadis murahan!"
Ayra meneteskan air matanya mendengar pria yang ia cintai berkata sekasar itu padanya. Ini memanglah salahnya yang menerima permintaan Via (Mamanya Karel) karena dirinya memang membutuhkan uang yang banyak untuk pengobatan dirinya sendiri.
Akankah Karel akan mencintai istrinya? Ataukah dia harus kehilangan sang istri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darimana arah debaran ini?
Beberapa hari setelahnya, Ayra merasa jika tubuhnya begitu lemah. Dia pun memutuskan pergi ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Ia juga ingin tahu bagaimana perkembangan penyakit yang di deritanya. Sebelumnya ia sudah meminta izin kepada Arkan untuk libur bekerja satu hari.
"Selamat siang, dokter." sapa Ayra ketika memasuki ruang periksa.
Dokter itu menoleh, kemudian ia langsung memeluk tubuh Ayra dengan hangat.
"Sayang, bagaimana kabar kalian? Mama harap kebahagiaan selalu menyertai kalian." ucap Mama Via tulus. "Bagaimana sikap Er padamu, Sayang. Apakah dia sudah mengingat semuanya tentang mu?" tanya Via kemudian. Lalu ia melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah menantunya.
Ayra mencoba untuk tersenyum. Tak mungkin jika ia mengatakan kalau putranya begitu menyakitinya. Dirinya tidak ingin membuat Mama mertuanya kecewa kepada putranya.
Bagaimana seorang istri menceritakan aib seorang suami, tentu Ayra tidak akan melakukannya.
"Kak Er selalu bersikap baik pada Ayra, Mam. Mama jangan khawatirkan Ayra," ucap Ayra tersenyum manis.
Melihat senyum manis Ayra, membuat Mama Via mempercayai ucapan Ayra. Ia lantas mulai memeriksa kondisi tubuh Ayra. Mama Via juga melakukan sejumlah tes untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyakit yang menantunya derita.
Untuk kondisi tubuh Ayra memang tidak buruk. Namun penyakitnya kini sudah semakin menyebar. Dan semua itu membuat Mama Via sangat khawatir.
"Bagaimana, Mam?" tanya Ayra.
Raut wajah Mama Via terlihat begitu khawatir. "Sayang, sebaiknya kita mengatakan tentang penyakit mu kepada suamimu saja. Kamu sekarang membutuhkan suamimu untuk melewatinya," saran Mama Via.
"Maksud Mama?"
Mama Via menghela nafasnya sejenak. Lalu ia mengusap lembut rambut Ayra. "Sepertinya kita harus segera membawamu ke rumah sakit yang ada di Singapore. Rumah sakit di sana adalah rumah sakit terbaik. Penyakit mu sudah semakin memburuk, Sayang. Jadi alangkah baiknya kita segera memberitahu semuanya kepada Er," ucap Mama Via.
Ayra mematung. Ia memang merasakan tubuhnya yang semakin hari semakin melemah. Mungkinkah dirinya akan selamat dari penyakitnya? Ayra benar-benar hampir menyerah rasanya.
Dan tidak mungkin juga jika dirinya memberitahu tentang penyakitnya kepada Er. Ia sudah bisa membayangkan jika Er pasti akan sangat senang mendengarnya. Karena dengan dirinya yang akan menghilang, Er bisa langsung kembali bersama Kinara.
Semua pemikirannya membuat dirinya begitu buruk. Ia seperti tidak berarti samasekali. Terlebih untuk Er. Mungkin jika Tuhan menjemputnya, itu akan lebih baik untuk semuanya.
Dan di depan Mama mertuanya saat ini, Ayra berusaha tersenyum. Dia tak ingin ada yang tahu jika sebenarnya dirinya sangatlah rapuh.
"Mama tidak perlu memberitahu kak Er tenang penyakit Ayra. Karena Ayra sendiri yang akan memberitahunya, Mam." ucapnya. Ayra masih menampilkan senyum terbaiknya.
"Kau adalah gadis yang kuat, Sayang. Mama yakin setelah ini Er pasti akan lebih memperhatikan mu lagi."
'Mama salah, mungkin jika Aku memberitahu tentang penyakitku, kak Er akan sangat bahagia karena tidak ada halangan lagi untuk bersatu dengan Kinara.' Ayra membatin pilu.
***
Ayra menatap orang-orang berlalu lalang di sekitarnya. Tak jauh dari tempatnya ia melihat sepasang muda-mudi yang mungkin sedang di mabuk cinta.
Ada tawa dan canda yang ia lihat dari sepasang muda-mudi tersebut. Tatapan hangat dan lembut dari pasangan yang begitu tulus mencintai.
Mungkinkah dirinya juga akan bisa merasakannya. Di cintai dan disayangi sepenuh hati oleh pasangannya?
Karel, hanya nama itu yang sejak dulu terukir di hatinya. Rasa cinta yang begitu besar untuk pria itu membuat dirinya semakin terbelenggu. Namun begitu sulit untuk Ayra menggapainya.
Hingga tak terasa buliran bening mengalir di pipinya. Rasanya ia begitu putus asa untuk membuat Er kembali mengingat dirinya.
"Hai Nona. Kenapa Kau sendirian di sini? Jadi ini alasan mu libur bekerja?" Suara hangat membuat Ayra terkejut. Dia kenal dengan suara ini. Ayra secepat kilat mengusap air matanya yang sempat menetes, lalu iapun membalikkan badannya menatap pria yang berdiri di sampingnya dan menatapnya dengan hangat.
"Arkan." ucapnya pelan.
Sementara pria itu tersenyum hangat menatapnya. Arkan lantas langsung duduk di sampingnya.
"Bagaimana Kau bisa berada di sini Kak Ar? Bukankah tadi di dalam pesan Kak Ar mengatakan akan lembur hingga malam?"
"Aku selesai meeting dengan klien. Dan kebetulan tadi Aku melintasi taman ini. Tak sengaja Aku melihat mu sedang duduk sendirian. Jadi Aku berinisiatif untuk menemanimu," ucap Arkan tertawa renyah. "Kenapa raut wajah mu seperti sedang bersedih? Apa Kau sedang ada masalah, Ra? Kau bisa bercerita padaku, Aku akan menjadi pendengar yang baik untukmu," lanjutnya.
Ayra terdiam sejenak menatap Arkan yang juga menatapnya. Ayra merasa beruntung mengenal seorang teman sebaik Arkan. Ia menjadi berandai-andai bagaimana jika Er bersikap seperti Arkan bersikap kepadanya.
"Hei... Malah bengong sih, Ra." Arkan mengacak rambut Ayra. Membuat sang empunya tersadar dan menatap Arkan kesal. Ayra mengerucutkan bibirnya. Namun itu malah membuat Arkan merasa begitu gemas pada gadis di sampingnya itu.
Tiba-tiba Arkan merasakan sebuah debaran aneh kepada Ayra. Debaran yang membuat jantungnya seolah mau melompat keluar dari tempatnya.
***
di tunggu update nya Alina dan juga Steven ya Thor..
nanti aku coba mampir di karya author yg lainnya 🤗😘😘🥰🥰
Tapi berasa kurang bacanya 😭😭
huwwwaaaa...jadi ikutan nangis 😭😭😭😭😭