Luke Marit dan Tien Marit adalah Kakak Adik pengidap hypersex. Bila Tien memiliki seorang wanita simpanan untuk melampiaskan hasratnya, Luke justru mau mengobati penyakit anehnya tersebut. Namun, parahnya Luke tak bisa setia hanya dengan satu wanita.
Lolin Baldev adalah wanita berusia 29 tahun yang rela hamil di luar nikah agar pernikahan yang direncanakan oleh kedua orangtuanya dibatalkan. Namun, siapa sangka lelaki yang akan dinikahinya adalah ....
***
"Aku menginginkan seorang Suami yang tidak merengut kebebasanku." Lolin Baldev.
"Aku menginginkan seorang Istri yang tidak melarang ketika wanita lain melayaniku." Luke Marit.
Keduanya sama-sama tak menyukai ikatan pernikahan. Apa jadinya bila dua insan beda karekter sama prinsip disatukan dalam pernikahan paksa? Akankah pandangan keduanya berubah? Atau justru semakin parah.
Follow IG Author : @Oniya_99
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 ~ Sakit Perut!
"Aaakhh!" teriak Nora menggeliat kesakitan sambil mendekap perutnya dengan erat.
Kaget akan hal itu, Tien langsung melepaskan penyatuannya. Dengan panik pria itu beranjak lalu merangkul kemudian mengangkat kepala dan tubuh Nora ke atas pangkuannya.
"Apa yang terjadi kepadamu?" Tien mengerutkan dahi bingung, sedangkan Nora sudah mulai tenang, tapi dengan kedua tangan yang masih mendekap perutnya dengan begitu erat seakan sedang melindungi sesuatu di dalamnya.
"Jawab pertanyaanku, Nora!" bentak Tien murka kala Nora tak kunjung menjawab pertanyaanya. Pria muda bermarga Marit itu benar-benar tak dapat berpikir jernih, setiap orang yang dia tanya harus menjawab pertanyaannya dalam kondisi seperti apa pun.
"Pe-perutku," jawab Nora lemah dan terbata, pandangannya begitu sayu seperti akan segera menutup. Namun, sekuat tenaga Nora menahan rasa ngantuk itu.
"Kenapa? Sakit? Akan aku panggilkan Dokter," nada suaranya masih tak bersahabat, gagal menyatu dengan tubuh Nora benar-benar merusak moodnya.
Tien bangkit, memungut pakaiannya, kemudian memasangnya dengan cepat. Saat akan melangkah pergi, Nora menahan tangannya dengan lemah.
"Ada apa?" tanya Tien ketus.
"Tidak usah panggil Dokter, aku sudah baik-baik saja," Nora mencoba bangkit sambil berpegangan dengan tangan kekar Tien. Tien refleks membantu Nora untuk bangkit.
"Kau bahkan tidak bisa bangun," ketusnya membantu Nora untuk bangkit.
"Aku baru ingat belum menyentuh nasi atau pun roti seharian ini, sepertinya karena itu aku sakit perut dan lemas. Aku mohon maafkan aku, aku berjanji tidak akan teledor lagi untuk merawat diri," mohon Nora menggenggam erat jemari Tien dengan kedua tangannya.
"Bukankah kau bilang hari ini akan ke rumah sakit?" Tien menepis tangannya, sementara Nora tampak ketakutan.
"Dokter kandungan di rumah sakit rata-rata adalah Dokter laki-laki, aku tidak mau mereka memeriksaku. Dan akhirnya aku harus menunggu Tina cukup lama, karena saat itu Tina sedang melakukan praktik bedah pertamanya," jelas Nora yang sudah merasa baikan.
"Kau menunggu berjam-jam tanpa keluar untuk mencari makan, apa kau bosan hidup?" bentak Tien semakin murka.
"Sangat bosan, aku benar-benar sangat bosan hidup. Kalau saja bunuh diri tidak berdosa, maka sudah lama aku lakukan," batin Nora.
"Maaf ..." hanya satu kata itu yang berhasil lolos dari bibir ranum Nora yang bergemeretak.
"Bodoh!" tangis Nora seketika pecah setelah Tien masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu.
Semakin Nora menangis terisak-isak, semakin sakit pula nyeri pada perutnya. Wanita cantik dengan tubuh polos itu menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Nora berusaha membuat pikirannya serileks mungkin.
Setelah merasa lebih baik, barulah Nora bangkit, memungut pakaian, kemudian membawa serta masuk ke dalam kamar miliknya. Meski tinggal di atap yang sama, tapi Nora dan Tien tidur di kamar terpisah.
Namun, hal itu tak menjadi privasi bagi Nora karena Tien akan membawanya bermain di mana pun dan kapan pun saat dia menginginkannya. Tubuh yang terasa begitu lengket, membuat Nora memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
"Aku merasa baik setelah Tien melepaskanku, apa itu artinya berhubungan intim tidak boleh dilakukan? Tapi, artikel itu ... Ah sudahlah, lebih baik aku tanyakan langsung kepada Tina besok," gumam Nora yang kini merilekskan tubuhnya dengan berendam di air hangat.
BRAK!
Nora yang tengah asik berendam di dalam buthub seketika melonjak kaget ketika mendengar suara pintu kamarnya yang didobrak paksa.
"Ti-tien."
.
.
.
ceritanya campur2, lucu, ada romantisnya, tapi ada jg nyebelinnya.
tapi yg paling mendominasi ya sisi hot nya.. 😁😁😁
sehat2 trus ya kak,
semangat terus untuk berkarya.. 😘😍🤩🥰
Tapi kejujuranmu menyakitkan hati Nora.
Astaghfirullah.. tingkahnya bikin darting aja. 😂