NovelToon NovelToon
Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Slice of Life
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Imelda Savitri

"Nikah Dadakan"

Itulah yang tengah di alami oleh seorang gadis yang kerap di sapa Murni itu. Hanya karena terjebak dalam sebuah kesalahpahaman yang tak bisa dibantah, membuat Murni terpaksa menikah dengan seorang pria asing, tanpa tahu identitas bahkan nama pria yang berakhir menjadi suaminya itu.

Apakah ini takdir yang terselip berkah? Atau justru awal dari serangkaian luka?

Bagaimana kehidupan pernikahan yang tanpa diminta itu? Mampukan pasangan tersebut mempertahankan pernikahan mereka atau justru malah mengakhiri ikatan hubungan tersebut?

Cerita ini lahir dari rasa penasaran sang penulis tentang pernikahan yang hadir bukan dari cinta, tapi karena keadaan. Happy reading dan semoga para readers suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tembakan

Motor tossa itu akhirnya berhenti, rodanya mengerem perlahan di sebuah area datar yang menjadi titik peralihan jalan. Di depan mereka, jalanan yang tadinya cukup lebar kini tampak mengecil, hanya berupa jalan setapak tanah berdebu yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor saja.

Di pinggir jalan itu, berdiri sebuah bangunan kecil seperti pos sederhana. Lima orang pria terlihat duduk santai dan bercengkrama, dengan bersandar pada motor masing-masing, sembari menunggu penumpang.

Murni dan keluarga Kaan pun turun dari tossa.

Kaan segera merogoh sakunya dan menyerahkan dua lembar uang seratus ribu kepada sang pengemudi tossa.

"Alamak, banyak amat, bang. Empat puluh ribu aja ongkosnya." Ujar pemuda itu, dengan ekspresi yang terlihat sedikit panik ketika menatap uang yang disodorkan Kaan.

"Tidak apa-apa, ambil saja." Balas Kaan.

Pemuda yang kerap di sapa Ujang itu tampak ragu. Tatapannya yang awalnya menatap lembaran merah itu tiba-tiba beralih melirik kearah Murni, seolah meminta bantuannya.

"Ndak apa bang Ujang. Ambil saja." Ujar Murni sambil tersenyum lembut.

"Yeah, saya ikhlas. Terima kasih sudah mengantar kami." Sambung Kaan, menekankan ketulusannya.

Ujang masih berdiri canggung beberapa detik, seolah bertarung dengan rasa tidak enaknya, sebelum akhirnya mengulurkan tangan dan menerima uang itu.

"Makasih banyak-banyak, Bang... Murni... Bu," ucapnya penuh hormat, sembari menyunggingkan senyum malu-malu.

"Sama-sama. Hati-hati di jalan, Bang," balas Murni.

"Iya, makasih. Kalau begitu, saya balik dulu. Assalamualaikum." Pamit Ujang sebelum pada akhirnya memutar tossa nya dan berbaik kembali ke kampung.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." sambut Murni, Kaan, dan Leyla serempak.

Tak lama setelah Ujang pergi, Jonathan kembali selepas berbicara dengan para tukang ojek.

"Ayo, kita berangkat." Ajaknya, memberi isyarat.

Mereka pun segera bergerak. Masing-masing menaiki motor ojek yang telah disiapkan dan melanjutkan perjalanan melewati jalan kecil berliku.

Murni duduk di boncengan motor, sembari memeluk erat tas kecil di pangkuannya. Angin berembus membawa aroma tanah kering dan wangi dedaunan dari semak belukar di kanan kiri jalan.

Sesekali ia memalingkan wajahnya ke belakang, sembari memandangi kampungnya yang perlahan menghilang di balik lekukan jalan.

Matanya bergerak ke sekeliling menatap jalanan yang belum pernah ia lewati. Biasanya, hidupnya hanya berkutat di sekitar kampung kecil itu, seperti ladang, sungai kecil, ataupun pasar mingguan.

Kini, semua itu menjauh, berganti dengan jalan setapak yang terus melilit dan membelah hutan kecil. Ada rasa asing dan gugup yang menyeruak, tapi juga ada sedikit rasa penasaran yang perlahan tumbuh di dadanya.

.

.

.

Setengah jam telah berlalu. Sampai akhirnya, motor-motor mereka keluar dari jalan sempit dan memasuki jalanan berbatu yang lebih besar.

Dari kejauhan Murni bisa sudah bisa melihat sebuah mobil hitam yang besar terparkir di samping sebuah kedai sederhana yang berdiri di tengah-tengah hutan lebat itu.

Perlahan, motor para tukang ojek yang membawa mereka pun berhenti. Murni dan keluarga barunya pun segera turun. Dan saat itu juga, Kaan langsung mengeluarkan sebuah benda kecil dari saku celananya, sebuah remote keyless dan menekannya.

Bip!

Lampu mobil itu berkedip singkat, menandakan bahwa kunci mobil telah dibuka.

Murni yang menatap itu tampak takjub. Selama ini ia hanya pernah melihat mobil dari kejauhan, itupun biasanya milik orang kaya di kampung saja. Ia tidak pernah membayangkan akan menaiki satu, apalagi milik suaminya sendiri.

Kaan mendekati mobil itu, lalu membuka pintu penumpang dengan tenang.

Sementara itu, para tukang ojek yang mengantar mereka tadi sempat mengobrol sebentar, memastikan semuanya baik-baik saja, sebelum akhirnya mereka berbalik arah, kembali ke pangkalan mereka di ujung kampung.

Murni, Leyla, dan Jonathan berdiri di dekat mobil, menunggu Kaan selesai mengecek keadaan mobilnya, menyetel kursi dan memasukkan barang-barang bawaan mereka ke dalam bagasi.

Murni memandang sekeliling. Di depan sana hanya ada sebuah kedai kecil dengan papan bertuliskan 'Tutup', tampak sepi dan usang.

Selain itu, hanya hamparan hutan lebat yang luas mengurung tempat ini, membuat udara terasa berat, seolah ada mata-mata tak kasat mata yang mengintai dari balik pepohonan.

Seketika, suara Kaan memanggil, memecah lamunan.

"Ayo masuk." Katanya sambil melambaikan tangan.

Murni, Leyla, dan Jonathan pun bergerak mendekati pintu mobil. Namun baru beberapa langkah mereka bergerak-

DOR!

"Ahhh!"

Murni menjerit, dengan spontan ia berjongkok dan menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Begitupun dengan Leyla dan Jonathan yang dengan cepat ikut menjatuhkan diri ke tanah, dan melindungi tubuh mereka dari suara tembakan yang terdengar jauh tapi masih bisa didengarkan dengan jelas.

Suara keras itu bergema nyaring serta menggetarkan tanah di bawah kaki mereka.

Dengan sigap, Leyla langsung bangkit, matanya menatap tajam menyisir barisan pepohonan yang mengelilingi mereka. Ada kecemasan yang melintas di wajahnya, tapi juga ketenangan yang berusaha ia jaga.

DOR!

"Astagfirullah!"

Sekali lagi suara keras itu menggelegar, membuat Murni menjerit ketakutan. Tubuhnya gemetar hebat bersamaan dengan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat.

"Murni, ayo bangun! Cepat masuk ke dalam!" Seru Leyla, dengan suara yang terdengar mendesak.

Tangannya dengan sigap meraih dan melindungi tubuh Murni.

Namun Murni merasa tubuhnya seperti membeku, ia merasa kesulitan menggerakkan lututnya yang terasa lemas seketika. Bersamaan dengan berbagai pikiran buruk yang melintas di benaknya.

Sementara Jonathan yang sudah berhasil berdiri, menoleh ke arah mereka.

"Masuk! Cepat masuk ke mobil!" Suara Jonathan yang keras, membawa perintah yang tidak bisa dibantah.

Sementara Kaan yang sudah masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin ikut berteriak,

"Cepat masuk!"

Dengan lutut gemetar, Murni berusaha berdiri.

Dibantu dengan Leyla yang menopang tubuhnya, dan menyeretnya masuk ke dalam mobil.

Ketika melihat istrinya dan menantunya sudah masuk ke dalam, Jonathan pun segera ikut menyusul masuk.

DOR! DOR!

Dua letusan lagi terdengar lebih dekat, dan memekakkan telinga.

PRANG!

Sebuah peluru sempat menghantam sisi pintu mobil, tepat di belakang Jonathan saat ia melompat masuk. Benturan itu membuat body mobil tampak sedikit penyok, di susul dengan suara dentuman logam yang terdengar keras di dalam kabin mobil.

Murni terperanjat, dan menjerit kecil ketika suara-suara tembakan itu semakin nyaring, seolah pelaku penembak semakin mendekat. Tangannya otomatis mencari pegangan, berusaha menemukan rasa aman di tengah kekacauan.

Dengan sigap, Kaan segera melajukan mobilnya dengan cepat, meninggalkan suara tembakan yang perlahan menjauh.

1
Nar Sih
semoga murni baik,,sja ngk ada yg jht atau menganggu nya di saat sang suami gk ada
Nar Sih
pasti nih musuh mu dtg lgi kaan ,kmu hrus hti,,dan waspada ada istri lugu mu yg perlu kau jga
Nar Sih: siip kakk lanjutt
Lucy: Kayaknya Murni ini harus dimodifikasi lah🗿
total 2 replies
Nar Sih
murni cerminan istri yg soleha untuk mu kaan ,dia nurut apa kta suami dan patuh bersyukur lah kmu punya istri seperti murni ,walau pernikahan kalian mendadak ,dn blm ada rasa cinta ,tpi yakin lah rasa itu akan tumbuh dgn berjln nya waktu
Nar Sih
murni ,stlh ini kmu harus siap ,,jdi wanita tangguh msuk dlm keluarga suami mu yg bnyk memusuhi nya
Lucy: nah ini aku dalam masa persiapan kak buat mengotak-atik Murni/Determined/
total 1 replies
Nar Sih
murni pasti kaget begitu masuk rmh suami nya seperti masuk istana dogeng ,
Lucy: banget
total 1 replies
Ray Aza
yuuuuuhhhh.... peran murni makin tenggelam euy!
ga cocok msk ke circle kaan. 😅😅😅
aq plg ga suka sm tokoh pajangan yg bermodal baik hati & cantik aja tp ga pny kontribusi apa2 di alur cerita. 🤣🤣🤣
Lucy: nice, thanks sarannya😭🫰
Ray Aza: lha ampe eps 20 peran murni sbg tokoh utama blm keliatan sm sekali e. awal nongol mlh jd tokoh tertindas dibully sana sini, strata sosial rendah, pendidikan minim, pekerjaan pilu, fisiknya cantik ga sih? lupa diskripsinya. wkwkwkkk... artinya sejak awal ga kenotice jd hilang dr memori. terlalu berat manjat ke circle kaan. ayo sis km gembleng dl biar kek tokoh cewe di novel seblmnya. sdh ga jamannya cewek cm sebagai obyek
total 3 replies
Nar Sih
penasaran nih kak sbnr nya siapa kaan sbnr nya kak bnyk musuh dan siapa wanita itu
Nar Sih: siiap kak ,mohon up tiap hari ya kak👍🙏
Lucy: bakal terjawab di chapter selanjutnya
total 2 replies
Nar Sih
kira,,siapa pelaku pemembakan itu ya ,mungkin kah musuh kaan..hnya othor yg tau
Lucy: /Proud/
total 1 replies
Nar Sih
semagat y murni jgn sedihh ..suami mu pasti menjaga mu ,trus kira,,siapa yg telpon kaan ,semoga bukan org jht ya
Nar Sih
mungkin memang awal blm ada rasa antara kalian tpi ...yakin lah cinta pasti dtg pada kalian dgn berjln nya waktu ,murni kmu harus siap ikut i suami mu ya
Lucy: oke kak
Nar Sih: ditunggu bab selanjut nya kakk👍
total 3 replies
Nar Sih
dasar orang kok aneh lastri,iri dengki dgn saudara sendiri ,
Lucy: ya biasa kan kalau emak" rempong itu emang gitu kak
total 1 replies
Nar Sih
waah...bu lastri mulai panas nih dan pasti nya disertai iri dengki pada kehidupan murni sekeluarga yg notaben nya msih keluarga nya
Ray Aza
kalo di novel halu lainnya lgsg dibuatin mansion tuh... ada garasi jet pri (dikira odong2 x ya ga perlu perijinan otoritas bandara setempat) 😅😅😅
Lucy: 😭di luar nalar, bahkan kadang bingung
total 1 replies
Nar Sih
semoga murni dan kaan sgra menjdi psngn suami istri yg sesungguh nya ,
Lucy: Aaminn
total 1 replies
Nar Sih
sabarr murni ,percayalah di balik duka pasti ada suka ,
Nar Sih
lanjutt kakk ,
Nar Sih: ,👍👍💪💪🥰
Lucy: wah makasih banget, aku suka dan makin termotivasi deh🫰
total 4 replies
Nar Sih
alhamdulilah murni kmu dpt ibu mertua yg baik
Nar Sih
seperti nya calon pelakor udh mulai hadir nih
Lucy: /Doge/
total 1 replies
Nar Sih
nikah dadakan moga bisa membuat pegantin bru ini bahagia
Nar Sih
cerita nya bagus kakk,👍
Lucy: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!