Bagaimana jadinya jika seseorang kembali ke masa lalu..
Michelina seorang istri yang mencintai Kaisar Jasper dengan sejuta warna. Selama di kehidupannya ia tampil glanmour, seakan dirinya akan membuat Kaisar Jasper terpesona. Namun apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah penghinaan. Kaisar Jasper tidak pernah menginginkannya atau lebih tepatnya tidak mencintainya.
Suatu hari Kaisar Jasper membawa seorang gadis dari kalangan biasa,menjadikannya istrinya. Kaisar Jasper sangat mencintai gadis itu. Hingga membuatnya buta dalam kecemburuan. Dia pun mencelakai gadis itu, lalu membuat Kaisar Jasper marah dan menjatuhi hukuman mati padanya.
"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku yang bodoh mencintainya. Seharusnya aku tidak mencintainya."
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Menggoda siapa pun
"Ada apa dengannya?" batin Kaisar Jasper. Dia duduk di singgasanahnya seraya menopang dagu dan duduk dengan menaikan kaki kanannya ke atas lututnya.
"Salam Baginda, kita harus merayakan kemenangan Baginda," Ujar Marquess Aidil.
Kaisar Jasper beralih duduk dengan tegap, "Tidak perlu di rayakan. Ini hanyalah kemenangan biasa."
"Pergilah, aku tak ingin berdebat masalah pesta dan untuk Marquess Azel, aku ingin berbicara dengan mu."
Para bangsawan pun tak bisa mengusulkan lagi atau pun membantah. Mereka masih menyayangi nyawa mereka. Tak sedikit pun mereka membantah. Setiap keputusan Kaisar Jasper pasti baik. Maka dari itu mereka sangat pasrah akan ketegasan kemimpinannya.
"Apa ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan?"
"Tidak ada Baginda, istana tetap terjaga dengan aman."
Kaisar Jasper mengangguk serius, "Bagaimana dengannya."
Marquess Azel diam, lalu kembali mengangkat suaranya. "Permaisuri baik-baik saja Baginda, Permaisuri tidak membuat kekacauan."
Tapi kenapa aku merasa aneh dengan sikapnya. Tidak biasanya dia memalingkan wajahnya saat bertemu dengan ku.
Apa aku harus menceritakannya pada Baginda? tapi aku tidak memiliki bukti, jika akhir-akhir ini aku mencurigakan sikap Permaisuri batin Marquess Azel.
Beberapa saat kemudian. Pintu itu pun terbuka, memperlihatkan seorang pelayan yang membawa segelas jus di nampannya.
"Baginda maaf mengganggu, saya membawakan jus jeruk sebagai tanda terima kasih saya. Maaf Baginda hanya ini yang saya berikan."
Kaisar Jasper turun dari singgasanah emasnya dengan ukiran batu kristal yang tampak megah itu. Ia mengambil gelas itu dan meneguknya setengah. "Terima kasih. Lain kali kamu tidak perlu melakukannya." Ujarnya dengan lembut.
"Emm, Baginda itu, anu." Zoya tampak ragu mengatakannya. Namun dia ingin menemuinya, tadi saat di depan istana ia hanya bisa memperhatikan punggungnya yang menjauh. "Bolehkah saya bertemu dengan Permaisuri."
"Tidak masalah, perkenalkan dirimu padanya." Ujar Kaisar Jasper sambil mengembalikan segelas jus jeruk itu di atas nampan.
"Terima kasih Baginda." Ujar Zoya memberikan hormat. Hatinya merasa ingin bertemu dengan Permaisuri Michelina. Ada rasa penasaran yang tak memiliki ujung di hatinya. Sepanjang perjalanan, ia menanyakan di mana Kamar Permaisuri. Memang adanya ia tidak tau kamar utama Permaisuri. Karena banyaknya kamar dan begitu megah serta luasnya kastil itu, membuatnya tak bisa mengingat satu persatu jalan di kastil megah bercat putih itu.
"Permaisuri, ada pelayan Zoya yang ingin bertemu dengan Permaisuri." Ujar seorang pelayan yang berjaga di depan pintu kamar Michelina. Dia menempatkan pelayan itu agar tidak ada orang yang memasukinya kamar yang di penuhi pecahan vas bunga. Dia ingin Lucilla membereskannya lebih dulu.
"Permaisuri,"
"Biarkan dia masuk." Perintah Michelina. Lucilla pun menghentikan pembersihannya pada lantai yang di penuhi pecahan kaca itu.
Akhirnya dia sampai, dimana dia menginjakkan kakinya di tempat ini dulu, yang akan menjadikannya pemiliknya
Zoya pun memasuki ruangan itu, ia mengedarkan pandangannya. Begitu takjub melihat kemegahan Permaisuri Michelina. Melihat ranjang empuk itu, ingin sekali Zoya melompat di atasnya.
"Ada keperluan apa kamu datang kesini?" tanya Michelina menyadarkan Zoya tanpa melihat ke arahnya. Dia masih fokus menatap wajahnya di cermin itu dengan memunggungi Zoya.
"Maaf Permaisuri, saya lancang. Saya datang ke sini hanya ingin berterima kasih pada Baginda dan Permaisuri yang telah mau menerima saya sebagai seorang pelayan."
Michelina mengesampingkan emosinya, "Sama seperti dulu yang gadis itu ucapkan, berterima kasih."
"Aku menerima rasa terima kasih mu, tapi jagalah pandangan mu selama bekerja di istana ini. Jangan coba-coba menggoda siapa pun. Jaga batasan mu, karena aku tidak suka di istana ada wanita penggoda. Jika pun Baginda Kaisar yang membawa mu langsung, jangan berfikir sekecil apa pun kesalahan mu, aku tak bisa menghukum mu." Ujar Michelina sambil melirik gadis yang menunduk itu.
Percintaan kalian tidak akan mulus selama aku masih hidup. Aku akan melakukannya secara mulus.
"Ba-baik, saya akan melakukan sesuai perintah Permaisuri." Sahutnya dengan perasaan takut. Suara dingin dari Permaisuri Michelina membuat otaknya membeku seketika.
"Pergilah, salam mu sudah selesai."
Pintu itu pun tertutup, Michelina memegang dadanya yang naik turun. Matanya selalu berkaca-kaca mengingat rasa sakitnya.
"Lucilla sebarkan rumor, Jika Baginda Kaisar membawa seorang wanita untuk di jadikan istri."
"Tapi Permaisuri," Lucilla tidak paham jalan pikiran Michelina. Bukankah seharusnya dia memisahkannya, menjaga nama baik Kaisar Jasper. Lalu bagaimana jika mereka menikah?
"Cepatlah Lucilla, lakukanlah dengan rapi. Kamu akan tau apa maksud ku."
"Ba-baik Permaisuri." Lucilla pun pergi dengan perasaan kecewa.
Kalian ingin menikah, mari kita lakukan dengan lebih mulus. Dengan menyebarkan rumor itu, aku bisa katakan, para bangsawan tidak akan menerimanya sebelum gelar kebangsawanan di berikan padanya.