NovelToon NovelToon
Dibalik Tirani Pernikahan

Dibalik Tirani Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tukar Pasangan / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Rama dan Ayana dulunya adalah sahabat sejak kecil. Namun karena insiden kecelakaan yang menewaskan Kakaknya-Arsayd, membuat Rama pada saat itu memutuskan untuk membenci keluarga Ayana, karena kesalahpahaman.

Dalih membenci, rupanya Rama malah di jodohkan sang Ayah dengan Ayana sendiri.

Sering mendapat perlakuan buruk, bahkan tidak di akui, membuat Ayana harus menerima getirnya hidup, ketika sang buah hati lahir kedunia.

"Ibu... Dimana Ayah Zeva? Kenapa Zeva tidak pelnah beltemu Ayah?"

Zeva Arfana-bocah kecil berusia 3 tahun itu tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sendiri. Bahkan, Rama selalu menunjukan sikap dinginya pada sang buah hati.

Ayana yang sudah lelah karena tahu suaminya secara terbuka menjalin hubungan dengan Mawar, justru memutuskan menerima tawaran Devan-untuk menjadi pacar sewaan Dokter tampan itu.

"Kamu berkhianat-aku juga bisa berkhianat, Mas! Jadi kita impas!"

Mampukah Ayana melewati prahara rumah tangganya? Atau dia dihadapkan pada pilihan sulit nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

Tak!

Baik Rama maupun Bik Sumi keduanya reflek menolah, kala Bu Anita meletakan sendok dan garpunya begitu nyaring. Wanita setengah baya itu tidak terima, jika putranya mulai bersikap berlebihan kepada putra Ayana.

Padahal Zeva juga cucu kandungnya.

"Rama... Kamu apa-apaan sih? Sejak kapan kamu bersikap berlebihan pada putra Babu itu, ha? Jika memang harus di bawa berobat, ya biarkan di bawa sendiri!" Bantahnya.

Milya juga ikut menimpali, meskipun suaranya pelan, "Iya nih, Mas Rama! Nggak jelas banget. Sejak kapan peduli kek gini sama bocah kecil itu?!"

Rama hanya terdiam.

Dan hal itu lagi-lagi membuat Bik Sumi kecewa sudah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bik Sumi melenggang pergi begitu saja sambil mengurut dadanya.

Grek!

Rama menggeser kursi itu, lalu bangkit.

"Kamu mau kemana, Rama?" tanya sang Ibu penuh penekanan.

Rama masih terdiam, dan langsung melenggang pergi begitu saja.

"Anak itu... Hah!" geram Bu Anita sambil mendesah kasar. Sorot matanya kembali menajam, merasa geram putranya mulai peduli dengan keluarga Ayana.

Sementara di Paviliun.

Hua....

Tangisan Zeva menggema, sebab kaki betisnya tampak memar dan sedikit membiru. Bocah kecil itu saat ini dalam gendongan Ibunya, dan mereka tampak bersiap-siap akan pergi ke rumah sakit.

"Sabar ya, Sayang! Anak Ibu nggak boleh nangis terus! Kan Ibu mau bawa Zeva periksa. Jadi, nanti sebentar lagi juga sembuh kok!" katanya, sambil memakaikan jaket pada badan Zeva.

Bu Ratih hanya dapat menatap iba dengan kegigihan putrinya itu. Sebagai ibu, tentu saja ia tidak rela melihat putrinya tersiksa hidup dalam cengkraman keluarga Jayantaka. Namun, ia juga tidak dapat menuntut Ayana lebih, sebab pengobatannya dan semua keperluannya juga dari tangan Tuan Ibrahim. Hanya pria itu yang memiliki hati luas, tidak seperti keluarganya.

"Tenang, Zeva... Jangan nangis lagi, ya! Nek Uti tau kok kalau sakit. Zeva 'kan sudah mau besar, nanti juga kakinya sembuh kalau udah di kasih obat," timpal Bu Ratih sambil memegang sebelah kaki cucunya.

Wanita tua itu tidak dapat berbuat lebih, dan hanya bisa duduk diatas kursi roda sambil memandangi kedua belahan jiwanya.

"Bu, udah mau jam 8, Aya pergi dulu ya! Kalau mau sarapan, Aya sudah siapin di atas meja," katanya sambil menyalami tangan Ibunya.

Bu Ratih hanya mengangguk, hingga Ibu dan Anak itu sudah hilang dibalik penyekat ruangan.

Baru saja Ayana menutup pintunya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan kedatangan Rama dari samping.

Ehem!

Pria itu berdehem, dan saat ini berdiri mematung di ujung teras.

Ayana menoleh, sementara Zeva tampak takut hingga mengeratkan pelukanya pada tubuh sang Ibu.

"Ada apa lagi, Mas? Kalau Mas Rama meminta saya untuk menemani Mas Rama makan, pagi ini saya tidak bisa!" Ayana lebih dulu menolak.

Namun, sejak tadi Rama hanya terdiam, dan tatapanya jatuh pada betis kaki Zeva sebelah kiri yang tampak memar dan sedikit bengkak.

"Kalian pasti akan pergi ke rumah sakit 'kan, saya antarkan saja!"

Ayana hampir tak percaya dengan lontaran kalimat baku itu. Di antarkan? Mungkin jika di sebelahnya ada seseorang, Ayana pasti akan memintanya untuk mencubit pipinya. Aya rasa, kalimat Rama saat ini bak kalimat sakral yang harus terjaga ke utuhannya.

"Nggak usah, Mas! Saya sudah pesan taxi online. Sebentar lagi juga datang!" ketus Ayana.

Rama sedikit bingung dengan cara apa ia meyakinkan, dan kalimat seperti apa yang mampu meyakinkan Ayana, jika ia memang benar-benar ingin mengantarkan anak serta istrinya ke rumah sakit.

"Aku sudah mengusir taxi pesananmu tadi! Makanya, ayo saya antarkan!" wajah Rama tampak kaku, hingga suara dinginnya sejak tadi membuat Zeva ketakutan.

Dan meskipun begitu, hati Rama merasa tak tega.

Ayana terkejut. Ia berjalan kedepan dengan raut wajah kesalnya. Sementara Rama, ia masih terus mengikuti langkah Aya hingga sampai di gerbang utama.

"Ck!" decak Ayana. Lalu ia menatap suaminya, "Kok di usir sih, Mas?! Mau Mas Rama itu apa sih?!"

"Mau saya ya... Nganterin kalian berdua ke rumah sakit!" tekan Rama.

Dan tak lama itu ia segera menarik lengan Ayana untuk di ajaknya mendekat ke arah mobil. Pria itu membukakan pintu bagian depan. Wajahnya masih tenang, namun hatinya menahan cemas.

"Masuklah!"

Mau tak mau Ayana masuk, dan duduk dengan wajah di tekuknya. Ia membuka notif pesan dari driver online tadi. Dan memang benar, Rama yang sudah mengusirnya. Namun pria itu memberinya uang tip sebagai ganti.

"Ibu... Zeva akut!" lirihnya, mendongak menatap Ayana.

Ayana semakin mengeratkan pelukannya. Kedua bibirnya terlipat, sembari tanganya mengusap lengan sang putra. Kesan itu terasa lebih hangat, dan mampu mengurangi ketakutan pada diri Zeva.

"Nggak papa, kan ada Ibu, Zeva! Ibu bakal selalu ada di samping Zeva," balas Ayana mendaratkan kecupan singkat pada kepala putranya.

Mendengar obrolan ringan itu, hati Rama terasa berdesir nyeri. Rasanya sulit sekali meskipun hanya berkata 'Hai' pada sang putra. Bahkan, bocah sekecil itu harus berlindung dibalik tirani, hidup dalam tindasan yang tak bekesudahan.

Zeva bukan takut di periksa nanti. Tapi sorot mata kecil itu tertunduk, setiap melihat wajah Ayahnya. Dalam pandangan Zeva, Rama bukanlah sosok Ayah superhero. Tapi monster besar yang selalu benci padanya.

Mendapat usapan lembut, dan nyanyian sendu dari Ibunya, rupanya membuat Zeva menguap hingga perlahan memejamkan matanya. Pantas saja. Tidurnya tadi malam kurang nyenyak. Jadi saat ini sudah terlelap kembali.

Keadaan mobil kembali hening. Ayana membuang muka ke jendela.

Rama menoleh sekilas. Tatapan itu cukup dalam. Wanita di sampingnya bukanlah sosok berkelas dengan dandanan menor. Ayana hanya memakai dress dibawah lutut yang dipadukan cardi rajut. Rambutnya hanya ia kuncir kuda, tanpa make up yang menempel. Tubuhnya terlihat lebih kurus. Namun... Kecantikan yang Ayana miliki jauh diatas jiwa berkelas Mawar.

'Parfum itu? Ayana masih memakai parfum bubblegum hingga kini?'

Bahkan, harum semerbak parfum pasaran itu mampu membuat pikiran Rama terbang jauh, yang dimana masa itu bukan lagi tentang status sosial dan tahta. Melainkan rasa damai, cinta, dan persahabatan dimasa kecil.

Flashback

Ayana adalah anak sopir pribadi sekaligus orang kepercayaan Tuan Ibrahim. Ayahnya bernama Pak Susilo. Dulu, keluarga Tuan Ibrahim masih tinggal satu rumah dengan Ayahnya-Tuan Jayantaka.

Dan posisi rumah Taun Jayantaka, hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah Pak Susilo.

Dan semasa kecilnya, Rama sering kali bermain dengan Ayana, ketika bocah kecil itu di ajak sang Ayah bekerja disana. Meskipun terpaut usia 7 tahun, namun Rama begitu baik mejaga Ayana sejak kecil.

Pada saat itu Ayana tengah merayakan ulang tahunnya yang ke 7 tahun. Dari banyaknya kado itu, ada sebuah paperbag kecil dengan sampul bewarna biru, sesuai warna kesukaan Ayana.

Di dalamannya ada sebuah parfum, dan goresan kartu dari Rama.

"Selamat ulang tahun, Ayana! Semoga kamu suka ya dengan parfum bubblegum ini. Papahku membelikan parfum itu dua. Karena botolnya lucu, jadi aku kasihkan 1 ke kamu. Nanti setelah aku dewasa, aku akan membelikan yang lebih mahal dari punya Papah! Hehehe.... Salam manis dariku-RAMA!"

Seperti itulah isi dari kartu ucapan yang rama berikan.

Ayana bersorak ramai dalam kamarnya, dan langsung menyemprotkan parfum permen karet itu pada baju princessnya.

"Wah, asik....! Makasih, Kak Rama," ucapnya sendiri sambil bersorak ramai.

Setiap sore pun, Rama selalu datang ke rumah Pak Susilo untuk mengajak Ayana bersepeda mengelilingi komplek. Karena usia Rama 7 tahun diatas Ayana, jadi Pak Susilo merasa putrinya ada yang menjaga. Tenang, dan percaya dengan putra Majikannya.

"Hem... Wangi kita sama ya, Kak?" Ayana yang duduk di bangku taman dekat Rama, tampak begitu nyaman menghirup aroma parfum Rama, ketika angin bersemilir.

Rama menoleh. Ia terkekeh melihat wajah lucu Ayana.

"Aya... Aku janji deh, nanti kalau aku sudah dewasa... Aku akan membelikan kamu parfum yang lebih mahal!" Rama sampai mengacungkan jari kelingkingnya.

Senyum manis Ayana pecah. Meskipun beberapa giginya banyak yang baru tumbuh dan masih ada yang ompong juga, hal itu tidak menyurutkan kecantikan Ayana. Rambut lurus dengan bando bewarna biru itu, serta dress mekar tanpa lengan, semakin membuatnya terlihat menggemaskan.

Ayana menautkan jari kelingkingnya pada jari Rama.

"Kak, tapi aku suka kok sama wangi bubblegum ini. Aku bakal janji sama Kak Rama, kalau aku akan memakai parfum yang sama sampai dewasa nanti!"

"Oke, baiklah! Tapi tetap saja, Aya... Kalau aku dewasa nanti, dan sudah kaya seperti Papah, aku pasti akan membelikanmu parfume yang lebih mahal." Rama kecil tetap saja kukuh dengan pendiriannya.

Ayana hanya mampu tertawa di tengah hangatnya sinar mentari sore itu. Masa kecil yang selalu membuatnya bahagia, rindu, dan tetap ingin tumbuh tanpa adanya beban yang menunggu.

Flashback off.

Entah mengapa dada Rama terasa berdesir. Bahkan, hingga kini ia belum juga membuktikan janji semasa kecilnya dulu.

Ia kembali menoleh sekilas pada Ayana. Kali ini tatapanya mengendur. Masih dalam keadaan hening yang menyamai perjalanan mereka.

"Dia bahkan sanggup membuktikan janjinya," batin Rama merasa terluka. "Rasanya aku masih tidak percaya, jika diantara aku dengannya sudah tumbuh sosok bocah kecil itu. Kenapa rasanya berat sekali?!"

Rama kembali menoleh. Namun kali ini tatapannya jatuh pada sang putra. Bocah 3 tahun itu memiliki pahatan wajah yang nyaris sempurna. Dari mulai kedua alis, bulu mata yang lentik, hidung mancung Zeva, dan bibir mungilnya, semua itu adalah wajah Rama ketika kecil. Dan semakin beranjak besar, wajah Zeva begitu mirip dengan Ayahnya.

Lantas, bagaimana bisa Rama sampai tidak mengakui akan hal itu.

Zeva juga memiliki kebiasaan menghisap jempolnya saat tidur. Dan hal itupun juga Rama lakukan ketika kecil sewaktu tidur.

Rama semakin frustasi akan hal itu.

"Tapi kenapa? Kenapa Ayah gadis itu begitu tega ingin membunuh Mas Arsyad? Dan... Papah juga, bagaimana bisa setelah masalah itu malah aku di minta untuk menikahi Ayana?" batin Rama berusaha menolak.

1
Daulat Pasaribu
jgn sampai kau buat kesalahan fatal rama,kasihan zeva
Daulat Pasaribu
aku sih gk mau si rama sama ayana pisah,klo bisa jgn sampai kesalahan si rama fatal
Daulat Pasaribu
pasti si milya yg curi.jgn sampai si rama bodoh kesekian kalinya.mau mauan ketipu sama ibunya
Rieya Yanie
mungkin sebaiknya ayana pergi saja dr pada km, zefa dan ibumu makan ati dan diinjak ijak tiap hari
Daulat Pasaribu
takutnya si rama ingkar janji besok,kasian si zeva uda senang
Septi.sari: palingan nanti juga lupa kak😭
total 1 replies
Dini Anggraini
Jangan mau ayana itu jebakan dari myla agar kamu masuk dan menuduhmu mencuri uangnya anita bunda author tolong jangan jahat2 sama ayana padahal pencuri sebenarnya myla sendiri dan di berikan Brandon kemarin. 🙏🙏😍😍😍
Septi.sari: si milya biang kerok🤧
total 1 replies
Dini Anggraini
Apa yang membunuh irsyad pacarnya myla ya bunda author dan pak susilo juga yang membunuh orang yang sama tapi kenapa hanya irsyad, Rama tidak di bunuh juga. Semoga segera terpecahkan misteri pembunuhan irsyad dan pak susilo tapi saat mawar sudah bahagia dan sukses setelah keluar dari rumah neraka itu bunda. Q tunggu penyesalan Rama, ibu anita dan myla karena telah melepaskan berlian demi batu kali dan mawar menantu kesayangannya gak bisa apa2 bisanya hanya menghabiskan uangnya Rama saja saya tidak sabar menunggu penyesalan keluarga itu bunda author. 🙏👍👍👍😍😍😍
Dini Anggraini: maaf kak komentar saya salah yang sukses ayana bukan mawar keenakan dong mawar sudah jadi pelakor hidup bahagia sama Rama. 🙏🙏🙏
total 3 replies
Dew666
💃💃💃💃💃
Daulat Pasaribu
lawan aja terus ayana,emang dia aja yg boleh selingkuh.klo bisa balas ayana kamu pun brarti dimata pria lain
Septi.sari: Ayana mah gas aja🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
ntah kenapa aku curiga thor si arsyad,abangnya rama masih hidup.klo terbukti mamanya rama yg sengaja membunuh arsyad.apa gk nyesal si rama salah balas dendam sama ayana
Septi.sari: biar nyesel aja kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
apa gk menyesal seumur hidup sirama klo tau abangnya dibunuh sama mamanya sendiri.salah balas dendam ama ayana.
Septi.sari: ntar ada plot twistnya kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
giliran si ayana uda mau nyerah sok sok an si rama merasa korban
Septi.sari: playing victim banget🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
mau nya papa ibrahim nikah lagi biar tau si anita rasanya dipoligami
Rieya Yanie
bu Anita jahat banget klo g mau sama ayana minimal kan sayang sama zeva
Septi.sari: ini cucu aja ngga di akuin lo kak🤧
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
Daulat Pasaribu
kok aku nebaknya malah mamanya si rama ya.ibu tiri rupanya ku kira ibu kandung
Septi.sari: iya kak, ibu tirinya Arsyad.
total 1 replies
Siti Koyah
ini mh kaya nya ulh si anita mak tere
Septi.sari: biar anaknya lebih unggul kak🤭
total 2 replies
Daulat Pasaribu
gk sabar sih liat penyesalan si rama
Septi.sari: nanti kita liat sama2 kak🤭
total 1 replies
Dew666
👄❤️‍🩹
Daulat Pasaribu
klo uda di tinggal baru nyahok kamu rama
Septi.sari: iya kak nangis deh🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!