Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perundungan Anna
Seperti yang Anna duga..
Hari hari nya di sekolah semakin berat dan rumit..
Seakan ia menjadi korban perundungan selanjutnya setelah Rafa..
Di setiap ruangan seperti tidak ada tempat aman untuk nya menarik nafas, namun ia harus bertahan karna ibu nya sudah susah payah menyekolahkan dirinya di sana.
PRaaang
Suara nampan sendok dan garpu serta makanan yang jatuh berserakan di kantin..
Langkah kaki Anna di sandung dengan mudah nya hingga ia tersungkur jatuh dan menjadi bahan tertawaan.
Kemana langkah kaki nya pergi, ia menjadi bahan tertawaan karna tempelan memo di punggung nya.
ANAK PEMBANTU
JUAL MURAH
AKU JABLAAYYY
Anna pun merasa aneh karna setiap orang menertawakan ia.
Saat berada di ruang ganti karna pelajaran olahraga, ia pun baru menemukan kertas kertas itu.
" Hmmm... Ini benar benar.. " Gumam Anna mulai kesal.
Ia bersiap mengikat rambut nya dan sudah berganti pakaian olahraga.
Semua murid dari kelasnya dan gabungan 2 kelas lain nya sudah bersiap pemanasan gedung olahraga yang lengkap dengan lapangan basket, tennis dan futsal.
Amanda yang mulai jail melemparkan bola basket ke arah Anna hingga mengenai punggung nya.
Buukk
" Ups.. Sorry.. " Ucap Amanda dengan senyum sinisnya.
Dan untuk pertama kali nya Anna membalas senyuman Amanda dengan berani, sambil mengambil bola basket itu.
Tanpa ragu Anna melemparkan nya kembali ke arah Amanda dan teman teman nya dengan sangat keras.
Buuukkk
Bola itu hampir saja mendarat di wajah cantik Amanda, namhn terselamatkan karna reflek tangan nya yang menampik bola itu.
" Sorry... " Ucap Anna membalas kejailan Amanda.
" Dasaarrr... Tidak tau diri. " Amanda pun geram dengan perlawanan Anna.. Ia bersama 2 sahabat nya menghampiri Anna di seberang lapangan.
" Kamu gila ya.. Bola itu hampir mengenai wajah ku. " Sahut Amanda marah dan mulai menjadi pusat perhatian lagi.
" Benarkah? Aku tidak sengaja.. Kukira, kamu mengajak ku bermain. " Jawab Anna dingin dan membalas tatapan Amanda.
" Jadi.. kamu berani melawan ku.. Kamu lupa ya? Dimana status mu berada.. Kamu berada di telapak kaki ku.. Kalau bukan karna ibu mu mengemis kepada orangtua ku, kamu tidak akan bisa berada disini sekarang. " Amanda pun mulai keterlaluan dengan membawa bawa ibu Anna.
" Jangan sembunyi di balik nama orang tua mu.. kamu pun juga tidak akan punya apa apa tanpa orang tua mu.. " Jawab Anna mulai emosi juga.
" Dasarr jalaang brengseekk.. Kamu benar benar harus kuberi pelajaran. "
Amanda dengan cepat meraih rambut Anna dan menariknya.
" Baiklah.. Kalau ini mau mu." Jawab Anna dan membalas menarik rambut Amanda.
Kedua teman Amanda pun mencoba membantu Amanda agar lepas dari tangan Anna yang mencengkeram kuat.
Aaaa
Aaaa
Teriakan dari para murid wanita pun terdengar, suasana menjadi ricuh..
Hingga para murid lelaki yang asyik bermain futsal di lapangan sebelah, menghentikan permainan dan menghampiri mereka yang semakin sengit bertengkar.
" Apa yang kalian lakukan? "
Sahut Lexi melerai mereka.
Penampilan mereka pun tampak sangat kacau saat ini.
" Jangan ikut campur, biarkan aku menghabisi Jalaang ini. " Umpat Amanda yang semakin marah dan belum puas.
" Hentikan Amanda, semua orang melihat mu. " Ucap Lexi dengan nada tinggi dan tegas.
" Urusan kita belum selesai !!! Cuih "
Amanda pun meludah ke arah Anna sebelum pergi meninggalkan gedung olah raga.
Anna pun tak lama kemudian juga pergi tanpa sepatah kata pun.
Semua mata semakin sinis menatap Anna.
Levi yang ingin menanyakan keadaan Anna, hanya bisa melihat gadis itu pergi menjauh.
Malam hari di rumah Anna, tampak ia sedang memasang plester di leher nya karna tergores oleh kuku Amanda saat bertengkar siang tadi di sekolah.
Saat ini suasana hati nya benar benar sedang buruk, apalagi mengingat setelah kejadian itu.. ia di panggil oleh wali kelas nya sendiri, serasa tidak adil.
Flashback
" Maksud ibu, saya harus mengalah? " Kata Anna kecewa.
" Ehm.. Bukan begitu.. Maksud ibu.. Kamu kan masih beberapa minggu disini, pertengkaran mu bisa membuat poim minus untuk mu.. Ibu hanya khawatir kalau kamu tidak menjaga sikap, bantuan sosial mu akan di cabut oleh donatur. Apalagi... " Kata bu Kartika enggan melanjutkan.
" Apalagi.. ayah Amanda lah yang menjadi donatur ku. " Lanjut Anna peka, hati nya merasa sesak dan ingin sekali menangis.. Namun itu hanya akan menunjukkan kelemahan nya.
" Anna.. "
" Mereka sejak awal merundung ku sesuka hati, mereka menyakiti ku dan aku hanya melakukan sama seperti yang mereka lakukan padaku.. Tapi seakan semua menutup mata hanya karna aku tidak memiliki apapun.. " Gumam Anna dengan suara lirih.
" Baiklah, aku mengerti. " Sahut Anna setelah terdiam sejenak dan menghela nafas berat.
Kembali ke Anna saat ini merenung sendirian di dalam kamarnya sambil meneteskan air mata..
" Benar benar tidak adil.. Bahkan hewan pun bisa membalas kalau disakiti. " Gumam Anna kesal.
Tak lama kemudian, ponsel nya berdering.. Telepon yang dia tunggu tunggu akhirnya datang.
" Ibuu. " Ucapnya dengan semangat dan seketika air mata nya berhenti karena panggilan dari ibu nya.
ibu : Anna.. bagaimana kabarmu?
Anna : hiks.. Aku merindukan ibu.
Ibu : Kenapa kamu tidak mematuhi perkataan ibu?
Anna : ibu...
Ibu : Kenapa kamu melawan Amanda? Ibu baru saja mendapat teguran dari majikan ibu..
Entah mengapa raut wajah bahagia Anna mendadak hilang.
Ibu : Ibu ingin kamu menyelesaikan sekolah mu dengan baik, bertahanlah.
Anna : kenapa ibu juga seperti itu padaku...
Tanpa pikir panjang, Anna mengakhiri panggilan..
ia pun merasakan kekecewaan lebih dalam, setelah penantian panjang nya untuk mendengar suara ibu nya.. Tidak sesuai ekspektasi.
Hari berganti dan Anna semakin terpuruk dalam perundungan.
Bukan nya tidak bisa melawan, tapi ia memutuskan untuk bertahan.
Kali ini Anna mendapatkan perundungan yang cukup ekstrim.
Segerombolan murid wanita sekitar 8 orang banyak nya, beberapa dari kelas lain.
menarik nya dengan paksa ke belakang gedung sekolah yang sepi.
Mereka mengolok olok Anna dan tanpa belas kasihan menyulut tangan Anna dengan rokok.
Anna hanya terdiam menahan rasa sakit yang luar biasa di tangan nya.
" Kenapa diam saja? Kenapa tidak melawan lagi? Dasar bodoohh. " Sahut salah seorang teman Amanda sambil mendorong kepala Anna.
Beberapa saat kemudian, tampak Anna keluar dari UKS dengan tangan yang terbalut perban.
Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Levi, dalam sekejap kedua mata Lexi melihat tangan Anna yang berusaha disembunyikan oleh Anna di balik punggung nya.
" Kamu terluka? " Tanya Lexi perhatian.
" Jangan bicara padaku, jangan mendekat padaku, jangan lakukan apapum di dekat ku. " Jawab Anna super dingin.
" Anna.. "
" Aku hanya ingin menyelesaikan sekolah dengan tenang, acuhkan saja aku. " Sahut Anna dan berlalu pergi meninggalkan Lexi.