NovelToon NovelToon
Detektif Kerajaan

Detektif Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi / Putri asli/palsu / Cinta Seiring Waktu / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / TimeTravel
Popularitas:82
Nilai: 5
Nama Author: Staywithme00

"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Semuanya telah datang keruangan untuk sarapan pagi bersama. Semacam acara kecil karena Yarana pertama kalinya bepergian ke tempat yang bisa dibilang lumayan jauh dari istana. Raja Bellvana belum menunjukkan batang hidungnya.

Yang ada di ruangan makan adalah Yarana, dan ibu tirinya.

“Semoga kedua putriku berhasil menghasut yang mulia.” Batin ratu Reviya sambil tersenyum memicing pada Yarana. Sedangkan yang sedang ditatap hanya sibuk berdiri menunggu kedatangan yang mulia raja. Aturan di istana, mengatakan kalau para bangsawan tidak boleh memulai sarapan bersama yang sudah direncanakan oleh raja tanpa kehadirannya.

Yarana menunggu dengan santai, begitu pula dengan Vello. Vello hanya boleh melihat dan menunggu Yarana dari jauh. Setelah Vello dan Yarana membantu pelayan yang tadi dijahili oleh dua saudari-nya, Yarana meminta Vello untuk sarapan lebih dulu. Sebab kalau dirinya langsung masuk keruangan makan, pasti Vello hanya akan melihat orang-orang makan saja. Hal sekecil ini, merupakan tindakan manusiawi yang jarang dilakukan oleh para bangsawan.

Tak lama, yang mulia raja masuk bersama dua saudari tirinya. Wajah yang mulia terlihat kesal.

“Bagus, rencanaku pasti akan berhasil.” Reviya tersenyum simpul diujung bibirnya. 

“Putri Yarana, apa benar kau mengoleskan tinta hitam pada wajah kedua saudarimu?” Yang mulia raja terlihat marah sekali. Wajahnya terlihat merah dan keningnya terus saha berkerut.

“Benar tapii..” 

Plakk.. sebuah tamparan mendarat dipipi Yarana. Belum selesai Yarana berbicara, yang mulia raja sudah lebih dulu menampar pipinya. 

Air mata tertahan di mata Yarana, tak bisa keluar. Ia merasakan sakit didadanya. 

“Apa ini yang dirasakan Yarana asli? Ketidakberdayaan karena tidak dipercayai oleh ayahnya?”

Yarana alias Fara diam membeku, sambil menatap tidak percaya ke arah ayahnya.

“Lalu, apa saja yang sudah dilakukan ibu tirinya juga saudari tirinya pada dirinya?” Gumamnya dalam hati. Hati detektif ini merasakan sakit yang teramat mengiris hatinya. Padahal ia bisa menjelaskan apa yang terjadi, hanya saja kata-kata itu tidak bisa dikeluarkan dari mulutnya. Mulutnya seperti terkunci. 

“Apa saja yang sudah kau lalui Yarana?” Detektif yang biasanya tangguh, dan bisa melawan ini begitu iba pada Yarana asli. Bagaimana bisa putri Yarana asli bertahan hidup dilingkungan ini, lingkungan dimana dirinya hanya bisa diam dan menerima semua perlakuan yang ada.

“Apa ini yang ayahanda ajarkan padamu?”

“Apa kau diajarkan menyakiti saudarimu? Apa kau diajarkan untuk menyakiti pelayan yang mengabdi pada kerajaan?” Raja Bellvana terus saja mengeluarkan tuduhannya. Yarana dan Vello tersentak kaget. Pelayan yang tadi Yarana tolong, berbalik menyerang kearahnya. Kedua saudari tirinya pasti telah memanipulasi keadaan.

“Maaf yang mulia, izinkan aku memotong pembicaraan anda.” Perdana menteri Qwera meminta izin untuk berbicara sebuah fakta yang tadi dirinya lihat. Sebelumnya, perdana menteri telah meminta izin pada yang mulia untuk datang terlambat ke sarapan pagi bersama. Sebab perdana menteri harus mengurus beberapa urusan kerajaan yang penting. 

“Bicaralah!” Yang mulia menahan emosinya saat perdana menteri kepercayaannya ingin berbicara hal penting.

“Maaf kalau saya lancang Yang Mulia.

Tapi saya dengan yakin menyaksikan, kalau putri Yarana tidak bersalah.” Perdana menteri tadi sempat melihat kejadian yang dialami oleh Yarana. Beliau sedang berjalan untuk mengambil stempel kerajaan, dan kebetulan sekali sempat menyaksikan kejadian tersebut. Hanya saja beliau pikir akan berakhir sampai disitu. Ternyata tidak, saudari tirinya malah memfitnah Yarana.

“Apa maksudmu, perdana menteri?” Raja yang naif ini bingung, mana mungkin anak tirinya akan berani berbohong padanya.

“Benar Yang Mulia, putri Yarana justru menolong pelayan ini dari dua saudari tirinya. Putri Regina dan Viola lah yang mengoleskan tinta hitam pada pelayan ini, kemudian putri Yarana datang membela pelayan ini dengan mengoleskan tinta yang sama agar dua saudari tirinya tak melakukan hal buruk lagi.”

“Tapi sekarang, mereka justru memfitnah putri Yarana.” Perdana menteri Qwera mengatakan sesuai yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. 

“Jadi kalian berbohong!” Yang mulia raja berbalik berteriak ke arah Regina dan Viola. Kedua gadis tersebut, seperti biasa akan berakting. Mereka mengeluarkan air mata palsu.

“Ma..maaf ayahanda. Kami tidak bermaksud begitu. Putri Yarana lah yang..” 

“Cukup putri Regina , Viola. Sudah banyak kebohongan yang kalian ucapkan terus menerus.” Raja Bellvana mengepal tangannya, berusaha menahan emosi. Sementara Yarana, hanya bisa diam melihat drama murahan yang dimainkan Regina dan Viola.

“Dan kau pelayan, beraninya kau berbohong juga?” Raja mengabsen satu persatu kesalahan mereka. 

“Maafkan pelayan yang berdosa ini Yang Mulia.

“Putri Regina memaksa untuk berbohong. Kalau tidak mengikuti perkataannya, pelayan ini akan dibawa kepenjara oleh mereka juga disiksa dengan api yang panas.” Pelayan ini terisak tersedu-sedu. Dari raut wajahnya, menggambarkan penyesalan yang mendalam. Ketidakberdayaan, sama seperti yang dialami Yarana.

“Berani sekali!! Prajurit, bawa pelayan ini kepenjara.” Perintah yang mulia raja.

“Tunggu yang mulia.” Yarana kini angkat bicara.

“Jangan salahkan pelayan ini. Tapi salahkanlah kedua putrimu.” Yarana mengarahkan pandangannya pada Regina dan Viola yang terus saja berpura-pura menangis. Sementara ibu mereka, hanya diam menahan rasa malu.

“Pelayan hanya mengikuti perintah.”

“Jadi, jangan salahkan mereka.” Ujar Yarana dengan suara bergetar menahan emosi.

“Ayah akui, ayah melakukan kesalahan besar putriku. Ayah meminta maaf.” Raja Bellvana meminta maaf pada putrinya.

Yarana hanya mengangguk dengan tatapan yang sedih. Ia berlalu melewati raja Bellvana. Langkahnya berdiri tepat di hadapan pelayan yang tadi ia tolong.

“Dan kau. Sekalipun dalam keadaan yang tidak berdaya, manusia tetap bisa memilih jalan yang baik.”

“Belajarlah dari kejadian hari ini. Orang yang jujur, akan selalu menang. Dan keadilan pasti akan datang.” Yarana mengucapkan beberapa kalimat yang membuat pelayan di hadapannya menangis menjadi-jadi. Ia menyesal, telah memfitnah Yarana yang jelas-jelas telah membantu dan membelanya.

“Ayo Vello, kita harus berangkat.” Ajaknya pada Vello.

“Kami pamit pergi, Yang mulia raja.” Yarana dan Vello berlalu meninggalkan ruangan dengan suasana kacau tersebut. 

Tanpa diketahui Yarana, Nares menguping pembicaraan yang terjadi. Sebenarnya, pangeran Nares berpapasan dengan perdana menteri, hanya saja dirinya memilih untuk berdiam diri diluar. 

Nares mengamati dari jauh keadaan Yarana.

“Sudah aku bilang berapa kali pada gadis aneh itu, untuk tidak ikut campur dalam urusan kerajaan.” Pangeran Nares selalu heran dengan tingkah Yarana. Mungkin kalau ada 100 orang yang sedang kesusahan, Yarana pasti ingin menolong mereka semua. Nares tahu bahwa ada jiwa detektif yang terkurung ditubuh tersebut, tapi tetap saja kita tak bisa menolong semua orang. Orang yang harusnya Yarana tolong adalah dirinya sendiri, pikir Nares.

                #bersambung#

1
kappa-UwU
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Staywithme00: ditunggu yaaaa ,terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
menderita karena kmu
Sempurna deh ini. 👌
Staywithme00: terimaaa kasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!