NovelToon NovelToon
Guruku Suami Rahasiaku

Guruku Suami Rahasiaku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Yunita, siswi kelas dua SMA yang ceria, barbar, dan penuh tingkah, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis saat orang tuanya menjodohkannya dengan seorang pria pilihan keluarga yang ternyata adalah guru paling killer di sekolahnya sendiri: Pak Yudhistira, guru Matematika berusia 27 tahun yang terkenal dingin dan galak.

Awalnya Yunita menolak keras, tapi keadaan membuat mereka menikah diam-diam. Di sekolah, mereka harus berpura-pura tidak saling kenal, sementara di rumah... mereka tinggal serumah sebagai suami istri sah!

Kehidupan mereka dipenuhi kekonyolan, cemburu-cemburuan konyol, rahasia yang hampir terbongkar, hingga momen manis yang perlahan menumbuhkan cinta.
Apalagi ketika Reza, sahabat laki-laki Yunita yang hampir jadi pacarnya dulu, terus mendekati Yunita tanpa tahu bahwa gadis itu sudah menikah!

Dari pernikahan yang terpaksa, tumbuhlah cinta yang tak terduga lucu, manis, dan bikin baper.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 — Rahasia yang Mulai Retak

Suara langkah sepatu bergema di koridor sekolah. Udara pagi yang biasanya cerah kini terasa berat, seperti menyimpan ribuan tatapan ingin tahu.

Yunita berjalan cepat menuju kelas, tapi di setiap sudut, ia bisa mendengar bisik-bisik yang sama.

“Eh, itu dia.”

“Beneran gak sih, dia pacaran sama Pak Yudhistira?”

“Aku liat fotonya! Di forum sekolah!”

Langkah Yunita makin cepat. Jantungnya berdegup kencang, telapak tangannya dingin. Ia ingin pura-pura tidak mendengar, tapi setiap bisikan seolah menusuk langsung ke dadanya.

Begitu sampai di kelas, Rara langsung menariknya ke dalam.

“Yun, duduk sini dulu! Gue udah hapus semua komen di forum, tapi jejaknya udah keburu nyebar. Banyak banget yang screenshot!”

“Rara… Sasa.... Nadia....” suara Yunita serak, “aku… aku bener-bener gak tahu harus gimana. Ini bisa bahaya buat Pak Yudhistira.”

“Gue tau! Tapi lo harus tenang. Biar kita pikir bareng.”

----

Sementara itu, di ruang guru, Yudhistira sedang berdiri di depan meja kepala sekolah.

Foto yang dimaksud kini terbentang di layar laptop: dirinya berjalan bersebelahan dengan Yunita di depan minimarket malam kemarin.

Sorot lampu jalanan, ekspresi mereka yang terlihat akrab semuanya tampak mencurigakan di mata orang luar.

Kepala sekolah menarik napas panjang.

“Pak Yudhistira, Anda guru berprestasi di sekolah ini. Saya percaya Anda tidak akan melakukan hal yang melanggar kode etik, tapi gosip ini sudah merebak. Kita perlu langkah cepat.”

“Saya sudah identifikasi pelaku yang menyebarkan foto,” jawab Yudhistira tegas. “Anak dari kelas 3-B. Saya minta izin untuk menangani dengan cara pembinaan langsung.”

“Silakan, tapi jaga agar tidak menimbulkan kegaduhan baru. Saya tidak mau media tahu.”

“Baik.”

Namun begitu keluar dari ruangan itu, Yudhistira menutup matanya sejenak.

Senyumnya menghilang. Ia tahu ini bukan sekadar gosip — ini peringatan bahwa rahasia mereka nyaris terbongkar.

----

Sementara di kelas, suasana makin tidak kondusif. Beberapa murid sengaja memandangi Yunita dengan tatapan tajam.

Ada yang berbisik, ada yang tertawa pelan.

Sampai akhirnya, Reza datang.

Langkahnya tenang, tapi tatapannya dingin. Ia langsung menuju bangku Yunita, meletakkan selembar print-out foto di meja gadis itu.

“Lucu ya,” katanya datar. “Kalian kelihatan cocok.”

Yunita membeku. “Reza, aku bisa jelasin—”

“Gak usah,” potong Reza cepat. “Aku cuma mau tahu satu hal. Semua gosip ini… bener gak?”

Tatapan itu tajam. Ada luka, ada kemarahan, tapi juga rasa ingin tahu yang menyesakkan.

Rara dan teman-teman lain memilih diam.

Yunita membuka mulut, tapi suaranya gemetar. “Aku… aku gak bisa jelasin sekarang, Reza.”

“Kenapa? Karena dia guru kamu? Atau karena dia lebih duluan dari aku?”

“Reza, tolong—”

Namun sebelum ia sempat menenangkan, pintu kelas terbuka.

Suara berat yang sudah sangat dikenalnya menggema, “Reza, ikut saya ke ruang guru sekarang.”

Semua kepala menoleh.

Reza mengangkat dagu, seolah menantang. “Kalau saya nolak?”

Yudhistira menatapnya tajam. “Kau ingin saya panggilkan kepala sekolah?”

Ruangan langsung hening.

Reza mendengus kecil, lalu melangkah keluar dengan tatapan sinis ke arah Yunita.

Dan tanpa sadar, air mata gadis itu menetes pelan.

Beberapa jam kemudian, di ruang guru.

Reza duduk di kursi berhadapan dengan Yudhistira.

Ekspresinya masih keras, tapi suaranya sudah tidak segarang tadi.

“Bapak marah karena saya konfrontasi Yunita?”

“Saya marah karena kamu menyebarkan sesuatu yang bisa menghancurkan reputasi orang lain,” jawab Yudhistira datar.

Reza memukul meja pelan. “Saya cuma posting ulang, Pak! Foto itu udah beredar duluan!”

“Dan kamu memperburuk keadaan dengan menyebarkannya lagi. Kamu tahu konsekuensinya?”

“Mungkin saya salah, tapi…” Reza menatap lurus, “saya cuma pengen tahu kenapa Bapak selalu di sekitar Yunita. Apa benar kalian… ada hubungan?”

Keheningan tebal menggantung di udara.

Yudhistira menatapnya lama, tapi jawabannya singkat, “Itu bukan urusanmu.”

“Bukan urusan saya?!” Reza tertawa miris. “Dia itu temen saya, Pak. Orang yang saya sayang. Saya punya hak buat tahu!”

“Tapi kamu tidak punya hak untuk menghakimi.”

Suara Yudhistira tetap rendah, tapi tegas.

Ia berdiri, menatap Reza dari atas. “Kalau kamu memang peduli, lindungi dia. Bukan justru membuatnya jadi bahan gosip.”

Kata-kata itu menghantam tepat di dada Reza. Ia ingin membalas, tapi tidak bisa.

Yudhistira melangkah pergi, meninggalkannya sendiri.

Dan untuk pertama kalinya, Reza menyadari, entah kenapa, setiap kali dia mencoba melindungi Yunita, pria itu selalu lebih dulu melakukannya.

...----------------...

Sore hari, Yunita duduk di halte, menatap langit oranye.

Hari ini rasanya panjang. Berat.

Ia memegang ponselnya, ragu apakah harus menulis pesan untuk Reza atau tidak.

Namun sebelum sempat mengetik, mobil hitam berhenti di depannya.

Jendela turun, memperlihatkan wajah Yudhistira.

“Ayo pulang,” katanya singkat.

“Pak, aku bisa naik angkot—”

“Masuk.”

Nada itu tak bisa dibantah. Yunita akhirnya masuk ke mobil dengan hati berdebar.

Sepanjang perjalanan, keduanya diam. Sampai akhirnya Yunita tak tahan lagi.

“Pak… Reza tadi marah, ya?”

Yudhistira tidak langsung menjawab. “Dia cuma salah paham. Aku sudah bicara dengannya.”

“Dia nyebarin foto itu, ya?”

“Tidak sengaja, tapi iya.”

Yunita menggigit bibir. “Aku gak mau dia kena masalah besar, Pak. Dia cuma kecewa… sama aku.”

Yudhistira menatap sekilas, nada suaranya melembut. “Kamu terlalu baik, Yunita.”

“Kalau aku gak baik, Bapak pasti gak mau nikah sama aku.”

Pria itu tersenyum samar. “Sebenarnya waktu itu aku gak punya pilihan. Tapi sekarang… aku bersyukur.”

“Hah? Bersyukur kenapa?”

“Karena ternyata, istri yang aku anggap akan merepotkan… justru membuat hidupku lebih berwarna.”

Wajah Yunita memerah. “Bapak ngomongnya manis banget, aku jadi pengen kabur lewat jendela.”

“Kalau kabur, aku kejar.”

“Pak! Jangan ngomong gitu, nanti aku baper lagi!”

Suara tawa kecil terdengar di dalam mobil.

Dan untuk pertama kalinya sejak pagi, Yunita merasa tenang.

----

Malam itu, di rumah kecil mereka, suasana jauh lebih lembut.

Yudhistira sedang duduk di ruang tamu sambil membaca dokumen, sementara Yunita membawa dua gelas cokelat hangat.

“Pak, kayaknya aku pengen pindah sekolah deh,” ucap Yunita tiba-tiba.

Pria itu menatapnya. “Kenapa?”

“Biar gak ada gosip aneh lagi. Aku gak mau Bapak kena masalah.”

“Tidak perlu.”

“Tapi, Pak—”

Yudhistira meletakkan dokumennya. Tatapannya serius. “Kau pikir aku akan menyerah hanya karena omongan orang?”

“Bukan gitu maksudku—”

“Yunita, kamu cuma perlu satu hal: percaya padaku. Aku akan jaga rahasia kita sampai waktunya tepat untuk semua tahu.”

Yunita terdiam. Hatinya hangat sekaligus nyeri.

“Pak…” katanya pelan. “Kalau nanti ketahuan, apa Bapak bakal nyesel?”

“Tidak.”

“Kenapa yakin banget?”

“Karena aku tahu siapa yang aku pilih untuk jadi istriku.”

Air mata Yunita menetes tanpa sadar. Ia tertawa kecil, “Duh, kenapa Bapak ngomongnya selalu kayak drama Korea.”

“Kalau begitu, kamu jadi pemeran utamanya.”

“Terus Bapak?”

“Tokoh dingin tapi cinta mati.”

Yunita terkekeh, lalu tanpa sadar menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.

“Makasih, Pak… buat semuanya.”

“Tidur, besok kamu sekolah lagi. Dan jangan baca forum apa pun, paham?”

“Siap, Komandan.”

Yudhistira menggeleng kecil, lalu merapikan rambutnya yang berantakan.

Di sudut ruangan, jam berdetak pelan.

Semesta seolah berhenti sesaat, memberi ruang untuk dua hati yang sedang belajar mencintai dalam diam.

Namun di luar rumah Yunita tepatnya di rumah orang tuanya, seseorang masih belum bisa tidur.

Reza berdiri di depan pagar, menatap jendela kamar Yunita yang temaram.

Ponselnya masih menyimpan foto-foto itu, tapi jempolnya gemetar.

Ia ingin menghapus, tapi hatinya tak sanggup.

“Yunita…” gumamnya lirih. “Kalau dia bener-bener bikin kamu bahagia… aku bakal mundur. Tapi kalau enggak… aku yang bakal nyelametin kamu.”

Langit malam menjadi saksi tiga hati yang terikat dalam rahasia, cinta, dan rasa takut kehilangan.

Dan entah siapa yang akan terluka lebih dulu.

Bersambung

1
sahabat pena
Luar biasa
sahabat pena
makan cuka
sahabat pena
duh kasian.. tp gpp pacaran setelah menikah lbh menyenangkan loh.
Wulan Sari
lha sudah tamat Thor? bahagia seh tapi rasane kurang pingin nambah karena ceritanya gwmesin lucu,....
yo weslah gpp semangat Thor 💪 salam sukses dan sehat selalu ya cip 👍❤️🙂🙏
inda Permatasari: terima kasih kak atas dukungannya 🙏♥️
total 1 replies
bunda kk
bagus
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
wkwkwk lanjut gokil lihat pasutri itu 🤣🤣🤣
Wulan Sari
yaaaa pelakor muncul🤦🏼‍♀️thor jangan sampai iepuncut lho enggak banget kepincut pelakor namanya laki2 mokondo sudah punya istri kegoda yg lain amit2 😀😀😀maaf lanjuuut trimakasih Thor 👍
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
semoga langgeng ya sampai kakek nenek pak guru dan muridnya Aamiin 🤲😀
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
aku ikut bahagia 💃💃💃
Cindy
lanjut kak
Wulan Sari
cip lanjutkan Thor semangat 💪 Thor salam sukses selalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!