 
                            Berkisah tentang seseorang yang terkena kutukan 'Tanpa Akhir' di kehidupan pertamanya. Pada kehidupan ke 2020 nya, sang Trasmigrator yang sudah tidak tahan lagi dengan kutukannya, memohon kepada Tuhan untuk membiarkannya mati.
 
Akan tetapi, seolah Kutukan Tanpa Akhir' menertawakannya. Sang Trasmigrator yang mengira kehidupan ke 2020 nya ini adalah yang terakhir. Sekali lagi jiwanya terbangun didalam tubuh orang lain. Kali ini adalah kehidupan seorang Nona Muda Bangsawan manja bernama Rihana Ariedny yang meninggal karena keracunan. 
Sang Trasmigrator yang berhenti mengharapkan 'Kematian'  memutuskan untuk menghibur dirinya dengan memulai kehidupan baru yang damai di sebuah wilayah terpinggirkan bernama Diamond Amber.
Namun siapa sangka banyak masalah mulai muncul setelahnya. Musuh bebuyutan dari banyak kehidupannya, sesama Transmigrator, yang baru saja ia temui setelah sekian lama malah ingin menghancurkan dunianya.
Yuuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
P. D. A
Ku ambil pena emas dari tangan pria bernama itu dan langsung menanda tangani dokumen palsunya sebelum menyerahkan penanya kembali.
"...."
Tapi tunggu dulu, saat tanganku menyentuh kertas dokumen, aku merasakan sesuatu lalu menyeringai.
Nampaknya mereka juga telah memalsukan surat yang telah ku palsukan itu. Dasar bodoh, apakah kalian terlalu menyepelekan nona manja ini?.
"Baiklah selanjutnya adalah giliran saya."
Sekarang adalah giliran kepala keuangan wilayah yang memberikan kertas dokumen lainnya. Uwah... Yang ini aku tidak sabar melihat berapa banyak uang yang akan mereka berikan sebagai dana tahunan.
"Karena khawatir dengan wilayah yang terpencil, tuan Erikson dengan kerendahan hatinya memberikan sejumlah dana yang dapat anda gunakan untuk investasi di wilayah anda nantinya selama setahun."
"Investasi? Bukankah seharusnya aku tidak mengurusi hal-hal kecil semacam ini di wilayah ku nanti?," tanyaku pura-pura bodoh.
"Tidak sayang, karena kamu sudah resmi menjadi pemilik wilayah Amber, sekarang kamu akan menangani uangmu sendiri, soal pembantu atau asisten pribadimu, kamu akan pilih sendiri nanti."
Mengerutkan kening. "Apa! Kalau begitu aku tidak mau, aku tidak suka bekerja."
"Hahh... Dasar anak bodoh, kau pikir uang datang hanya dengan bermalas-malasan saja!."
"Tentu saja, kan selama ini aku hidup enak dengan uang pemberian kalian, kalau sejak awal aku tahu akan bekerja maka lebih baik tidak punya wilayah sa-." Ketika aku mencoba mengambil kertas yang sudah aku tanda tangani, dengan cepat perwakilan akuntasi menarik dokumen itu lalu menyimpannya.
"Apa-apaan! Dasar tidak sopan beraninya kau-."
"Dokumen yang telah di tanda tangani tidak dapat di batalkan."
"Apa! Tidak mungkin, lagi pula kalian pikir aku ini bodoh!, mungkin saja surat itu palsu jadi masih ada waktu untuk membatalkan-."
"Maaf memotong anda nona Rihana Ariedny tetapi, dokumen ini memiliki stempel Kerajaan resmi jadi sudah pasti tidak mungkin palsu, anda bisa terkena hukuman gantung karena mengucapkan kalimat penghinaan terhadap keaslian surat negara, di tambah lagi! Wilayah yang di beli beliau untuk anda adalah hasil lelang dari Baginda Raja Agung." Perwakilan itu terlihat sangat serius ketika memberikan peringatan keras.
"...."
Aku terdiam. Dasar bodoh, padahal aku memberi kesempatan untukmu supaya memeriksa keasliannya.
"A-aku minta maaf hanya saja-."
"Saya anggap hal yang anda katakan barusan tidak pernah ada."
Aku menunjukan senyuman puas, lalu melihat penguasa wilayah. "Maafkan aku Ayah, hanya saja aku tidak mau bekerja."
"Itu adalah resiko yang harus kau tanggung sendiri, apa kau tidak ingat keseluruhan isi dari kontraknya?."
"A-."
"Kau bahkan tidak mendengarkan seluruh persyaratannya memang dasar-."
"Suamiku!," Garnet menggelengkan kepalanya.
"Hahh... Rihana, bekerja itu adalah sebuah keharusan bagi seorang penguasa wilayah."
Aku tahu itu.
"Suka atau tidak kau akan menanggung semua persyaratan itu mulai sekarang dan... Aku telah mengeluarkan banyak sekali uang untuk membeli wilayah itu demi hadiah ulang tahunmu jadi terima saja walau kau tidak suka."
Pemilik wilayah Erikson Ariedny memalingkan wajahnya, mengeluarkan sebuah dokumen baru dari dalam amplop dan memberikannya padaku. "Mulai sekarang nama belakangmu sudah bukan Ariedny lagi melainkan nama wilayah Diamond Amber, itu juga sudah di jelaskan di dalam surat kepemilikan."
Aku juga mendengar itu tadi tetapi berusaha untuk tetap memainkan peranku sebagai nona muda bodoh.
"Pokonya aku tidak mau... Aku tidak mau... Aku tidak mau Menganti namaku... Aku tidak mau bekerjaaaa... Aku hanya ingin bersenang-senang seumur hidupku........."
14 hari kemudian.
Berkedip.
"Ppfft-."
Mengingat kejadian 14 hari yang lalu membuatku merasa geli di perut. Selama semalaman penuh nyonya pemilik wilayah membujukku untuk menerima kenyataan. Selama 10 hari dia datang ke kamarku dan memberikan banyak sekali permata berkualitas tinggi sebagai bujukan.
Dan tentu saja, setelah merasa cukup dengan semua harta benda yang di berikan secara gratis, dengan raut wajah enggan aku menyetujui keinginan mereka.
Ini pertama kalinya dalam kehidupanku aku di bayar mahal hanya untuk mengikuti skenario pembunuhan.
AHahaha... Bangsawan kuno memang pola pikirnya agak aneh, padahal mereka kan bisa membunuhku di dalam rumah itu tanpa harus buang-buang banyak uang tapi....
Menahan tawa. "Pffft- ingin terlihat elegan dan sayang anak padahal ujung-ujung membuang anak, aduh... Bodohnya elegan sekali," pikirku.
Sruk.
"Kita sudah sampai nona muda."
"Sudah sampai? Ku pikir ini baru sehari lagi perjalanan."
"...."
Kusir kuda hanya diam saja.
"Pak?."
Dia membuka pintu namun tidak membalas pertanyaan ku. Karena curiga dengan sikapnya akhirnya aku memutuskan untuk turun. "Tempatnya gelap sekali." Kawasan tempat kami berhenti berada di tengah-tengah hutan.
"Apa benar kita akan turun di si-" Tiba-tiba dari arah belakang ku rasakan aura membunuh dari kusir kuda itu.
"Hahh... Ini tidak seru karena aku ahlinya di bagian ini."
Secepat kilat, sebuah pedang pedang magis dari ' Sub Ruang tak terbatas' muncul di tangan kiriku dan menusuk menembus leher kusir kuda bahkan sebelum dia beraksi.
Tertusuk.
"HAC-!!!"
Menetes.
"Jika kau ingin membunuhku- Ah... Tidak, sebenarnya tidak mungkin ada yang bisa membunuhku di dunia ini."
Struk. Sang kusir kuda jatuh di tanah dengan mata masih terbuka, dalam ekspresi kematiannya dia seperti orang bodoh yang tidak menduga akhir dari hidupnya sendiri. Darah segar mulai mengalir seperti air lalu mengenang di atas pasir.
"...."
Aku membalikan badannya yang telungkup lalu merogoh bagian dalam saku bajunya dan menemukan secarik kertas didalam. "Dasar bodoh, seharusnya kertas ini di buang di perjalanan setelah selesai membacanya."
...[ Selesaikan dia ketika tiba di tengah hutan, buatlah seolah-olah kereta kuda di jarah, jika tidak berhasil habisi dia di kediaman barunya setelah seminggu. ]...
"Ku pikir mereka tidak berfikir tapi ternyata tahu cara berfikir juga yah."
Kertas itu ku hancurkan dengan sihir api, kemudian mayat kusir kuda yang tergeletak di tanah melebur di dalam cairan asam Fluoroantimonat yang keluar dari tubuhku dalam dosis mematikan sampai-sampai lingkungan sekitar juga terpengaruhi karena uapnya terbawa angin.
"Tsk...." Menunduk. "Puji dewa Amira," ucapku karena menyadari bahwa tanah yang subur mulai kehilangan kesuburannya akibat cairan senyawa yang merusak itu.
2 menit kemudian, tubuh kusir kuda telah meleleh sepenuhnya. Tidak ada yang tersisa darinya bahkan kain kecil sekalipun setelah larutan cairan asam super meleburkannya.
Cairan yang tersisa menguap di udara dan berkumpul untuk masuk kembali kedalam tubuhku. Kemampuan yang ku gunakan kali ini kubawa dari kehidupan ke-35, di sebuah dunia murni tanpa terjamah oleh energi sihir. Itu adalah sebuah planet bernama Bumi, sangat indah, namun manusia didalamnya sangat berbahaya.
Di dunia itu aku berprofesi sebagai seorang ilmuan yang meneliti bahan kimia berbahaya untuk keperluan perang. Meski menyenangkan, sayangnya aku hanya hidup selama satu tahun disana.