Di dunia di mana kekuatan spiritual menentukan segalanya, Yu Chen, seorang pelayan muda dengan akar spiritual abu-abu, berjuang di dasar hierarki Sekte Awan Hening. Di balik kelemahannya tersembunyi rahasia kuno yang akan mengubah takdirnya. Dari langkah kecil menuju jalan kultivasi, ia memulai perjalanan yang perlahan menantang langit itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morning Sunn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 13: Kota Abadi Fana: Qi dan Pasar Gelap
Gerbang utara Kota Abadi Fana menjulang tinggi seperti gunung.
Dindingnya terbuat dari batu spiritual, memantulkan cahaya lembut bahkan di bawah sinar matahari siang. Di atasnya, simbol naga dan phoenix berkelindan, seolah mengawasi ribuan orang yang datang dan pergi.
Yu Chen berdiri di antrean panjang para pelancong dan kultivator.
Udara di sini terasa berbeda — lebih berat, lebih padat, dan dipenuhi aliran Qi dari segala arah.
Setiap napas yang ia tarik seolah memasukkan kekuatan baru ke tubuhnya.
Ia melihat sekeliling. Ada para pedagang dengan gerobak penuh ramuan, para murid sekte dengan jubah warna-warni, dan bahkan beberapa kultivator berpakaian sederhana tapi ber-aura kuat.
Di atas gerbang, dua penjaga menggunakan mata spiritual untuk memeriksa setiap pengunjung yang lewat.
Ketika gilirannya tiba, salah satu penjaga menatapnya dengan mata tajam.
“Identitas dan tujuan.”
Yu Chen menyerahkan lencana kayu kecil bertanda Sekte Awan Hening. “Aku murid luar. Ditugaskan membawa pil roh untuk diperdagangkan di kota.”
Penjaga itu menatapnya sejenak, lalu mengangguk. “Lewat. Jangan buat masalah di dalam.”
Begitu melewati gerbang, pemandangan kota menyambutnya dengan hiruk-pikuk luar biasa.
Jalanan lebar dipenuhi toko-toko spiritual, kios batu roh, rumah teh tempat para kultivator berdiskusi, dan menara-menara pelatihan yang memancarkan cahaya Qi ke langit.
Udara bergetar oleh energi. Setiap bangunan seperti bernapas.
Yu Chen berhenti sebentar di tengah jalan utama, membiarkan dirinya menyerap pemandangan itu.
“Jadi ini dunia di luar sekte…”
Ia bisa merasakan aura dari puluhan kultivator lebih kuat darinya hanya lewat berjalan di jalanan.
Beberapa di antaranya bahkan menatapnya sekilas, seolah menilai kekuatannya dengan mata spiritual.
Namun Yu Chen tak merasa gentar. Sebaliknya, hatinya justru tenang.
Inilah dunia nyata. Dunia tempat aku harus bertahan hidup.
---
Beberapa jam kemudian, ia menemukan penginapan sederhana bernama Paviliun Kabut Giok, di distrik selatan kota.
Pemiliknya, seorang wanita tua dengan mata lembut, tidak banyak bertanya.
“Sepuluh Batu Roh rendah untuk tiga malam,” katanya. “Makan pagi sudah termasuk.”
Yu Chen mengangguk dan menyerahkan bayaran. Kamar itu kecil tapi tenang, dengan jendela menghadap taman bambu di belakang.
Malam itu, setelah membersihkan diri, ia duduk bersila di lantai, mengambil Batu Roh biru yang didapat dari bandit beberapa hari lalu.
Batu itu tampak berkilau lebih kuat di bawah cahaya kota.
Ia menarik napas dalam, menyalurkan Teknik Naga Langit, dan mulai menyerap energi di dalamnya.
Segera, Qi dari Batu Roh menyebar ke seluruh tubuhnya, bergerak berputar di Dantian seperti sungai biru yang melingkar.
Pusaran Pondasi Spiritual yang dulu hanya satu kini mulai membentuk siklus ganda, memutar energi secara berkelanjutan.
“Ini… Pembentukan Siklus.”
Tubuhnya bergetar pelan. Rasa panas menjalar di seluruh urat Qi-nya, tapi tidak menyakitkan — justru terasa seperti melebarkan saluran yang sempit.
Ia bisa merasakan daya tahan dan kekuatannya meningkat pesat.
Bahkan udara di sekeliling terasa menunduk, mengikuti irama napasnya.
Setelah beberapa jam, ia membuka mata. Di sekitar tubuhnya, pusaran udara kecil terbentuk lalu lenyap.
Tahap 6 — Pembentukan Siklus — telah ia capai.
---
Keesokan harinya, Yu Chen keluar ke jalan utama kota.
Ia ingin mencari tempat menjual pil roh yang ia bawa sebagai alibi, dan mungkin… sedikit informasi.
Peta dari Gao Wen menunjukkan beberapa distrik penting:
Distrik Alkimia — pusat perdagangan ramuan dan pil roh.
Distrik Pedang — tempat ditempa senjata spiritual.
Distrik Pasar Bayangan — area semi-legal di mana transaksi Qi dan rahasia berlangsung.
“Kalau ingin bertahan di dunia ini,” gumamnya, “aku butuh sumber daya… dan informasi.”
Ia memilih untuk menuju Distrik Alkimia lebih dulu.
Jalan itu ramai oleh toko-toko dengan papan bertuliskan Paviliun Pil Giok, Menara Ramuan Langit, dan Aliansi Alkimia Fana.
Aroma obat spiritual memenuhi udara. Di depan toko-toko besar, para murid sekte menengah menjual hasil racikan mereka, sementara pembeli menawar dengan semangat.
Yu Chen berhenti di depan salah satu toko yang tampak ramai.
Sebuah papan bertuliskan Aliansi Alkimia — Cabang Timur tergantung di atas pintu.
Saat ia masuk, lonceng kecil berdenting, dan aroma herbal memenuhi ruangan.
Di dalam, seorang gadis muda dengan jubah hijau giok sedang berbicara dengan pelanggan. Wajahnya lembut, tapi sorot matanya tajam dan penuh wibawa.
Ketika ia menoleh dan tatapan mereka bertemu, Yu Chen terdiam sejenak.
Mata itu seolah bisa melihat menembus kulit dan Qi seseorang.
Tajam, tapi tidak kejam. Seperti seseorang yang terbiasa menilai dunia dengan logika, bukan emosi.
“Selamat datang di Aliansi Alkimia,” katanya ramah. “Apa kau butuh pil atau ingin menjual sesuatu?”
Yu Chen menunduk sedikit. “Aku ingin menjual beberapa pil roh dan mencari informasi tentang ramuan langka.”
Gadis itu menatapnya beberapa saat, lalu tersenyum kecil. “Kalau begitu, kau datang ke tempat yang tepat. Tapi hati-hati… mencari informasi di kota ini bisa lebih mahal daripada membeli pil.”
Yu Chen tersenyum samar. “Aku sudah menduganya.”
Sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, seorang pria berwajah dingin masuk ke ruangan dari pintu belakang. Jubah hitamnya tanpa lambang, tapi aura yang memancar darinya membuat udara seketika berubah berat.
“Ning Rou,” katanya datar, “kita punya tamu dari Paviliun Langit Gelap. Bersiaplah.”
Yu Chen menoleh perlahan. Nama itu — Paviliun Langit Gelap — membuat darahnya terasa dingin sesaat.
Nama yang sama dengan kelompok pemburu bayangan yang dulu menghancurkan Sekte Timur Langit…
Gadis bernama Ning Rou itu menatapnya sekilas, lalu berkata lembut, “Kau sebaiknya tidak di sini saat mereka datang.”
Yu Chen menunduk. “Mengerti.”
Ia segera meninggalkan toko, tapi dalam hatinya sesuatu mulai bergetar.
Di luar, matahari mulai turun, dan kota perlahan diselimuti cahaya merah senja.
Udara masih penuh dengan aroma pil dan ramuan, tapi kini terasa lebih berat — seperti dunia yang tampak damai tapi menyimpan jurang di bawahnya.
Yu Chen berjalan perlahan menyusuri gang sempit, lalu berhenti di depan sebuah pintu tanpa tanda.
Dari dalam terdengar suara rendah beberapa orang berbisik, dan aroma logam bercampur dengan Qi pekat keluar dari celah pintu.
Sebuah tulisan kecil terukir samar di dinding batu: Pasar Bayangan — Hanya bagi yang berani.
Ia menarik napas pelan, lalu melangkah masuk.
Di dalam, ruangan itu dipenuhi cahaya lilin biru dan suara tawar-menawar lirih.
Kultivator berjubah gelap saling bertukar pil, ramuan, dan… informasi.
Beberapa bahkan menatapnya dengan mata penuh kecurigaan.
Namun Yu Chen tak gentar. Ia menyadari bahwa dunia ini, baik atau jahat, semuanya berputar karena satu hal: kekuatan.
Dan malam itu, untuk pertama kalinya, ia resmi menjadi bagian dari dunia yang bernafas di bawah cahaya — dan di bawah bayangan.