NovelToon NovelToon
HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:306.8k
Nilai: 5
Nama Author: zarin.violetta

Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terjebak Di Dalam Gua

Ava menatap tajam mata gelap Devon yang terlihat terkejut melihatnya.

“Kau?” Desisnya lagi.

“Aku tak mengenalmu,” bisik Ava dan berusaha melepaskan dekapan Devon.

“Kita sudah pernah bertemu dua kali dan ini ketiga kalinya. Ingatanku sangat tajam, Dokter Ava.” Devon masih terpaku melihat wanita itu.

Gua itu lembap dan begitu hening. Hanya suara tetesan air yang memecah keheningan gua. Devon menarik Ava ke daratan yang lebih kering, lalu mengikat pergelangan tangannya dengan tali serat tanaman yang dia temukan.

"Aku harus mengikatmu agar kau tidak bisa kabur lagi," katanya, duduk di sampingnya dengan luka di seluruh tubuhnya.

Wanita itu hanya menatapnya, mata hijau kebiruannya berkilat dalam kegelapan.

“Aku tak menyangka kau adalah dokter yang kejam, Ava.” Devon masih menenangkan napasnya yang masih tersengal.

“Ya, aku memang kejam.” Ava tak mengelaknya. Namun pandangan matanya mengarah ke lubang gua di atasnya. “Bagaimana kita bisa keluar dari sini? Bahkan di atas sana, lubang besar itu tertutup semak belukar yang rimbun.”

“Bagaimana kau bisa mengenal Don Vittorio? Apakah karena uang yang ditawarkannya? Kau tak tahu betapa kejamnya dia?” Devon kembali bertanya, karena dia begitu penasaran.

“Bukan urusanmu.” Ava kemudian melihat Devon. Dia melihat luka di pinggang pria itu. “Lepaskan tanganku, akan kutangani lukamu.”

“Lalu kau lari lagi?”

“Aku tak akan bisa lari. Bagaimana bisa aku naik ke atas tanpa tali. Aku harus merawat lukamu dulu karena kau yang bisa membawaku ke atas lagi,” jawab Ava.

Devon terdiam sejenak lalu melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Ava. Lalu Ava membuka tas kecil yang disampirkannya sejak tadi di bahunya.

“Untunglah tas ini tak jatuh, jadi aku bisa menolongmu,” lirih Ava sambil mengambil sesuatu di dalamnya.

Ava mengeluarkan beberapa peralatan kecil. Gunting bedah, kain kasa, sebotol alkohol, dan sejenis krim obat berwarna kecoklatan.

"Jangan bergerak," bisiknya, suaranya datar.

Devon mengamatinya dengan waspada. "Berapa yang Vittorio berikan padamu?”

Ava tidak menjawab. Tangannya bergerak mahir, merobek bagian baju Devon yang menempel di luka.

Saat kain tersingkap, luka tembus yang menganga terlihat jelas.

"Kau beruntung. Peluru tidak masuk ke dalam tubuhmu," gumamnya sambil membersihkan area luka dengan alkohol dari botol kecil yang selalu dia bawa.

Devon mengatupkan gigi menahan sakit. "Kenapa tak bekerja di rumah sakit saja?”

"Bukan urusanmu,” jawabnya pendek.

“Itu akan menjadi urusanku nanti di ruang interogasi.”

“Ini di gua, bukan di kantor polisi,” sahut Ava.

Ava mengoleskan krim berwarna krem itu ke luka. Aromanya begitu aneh, seperti bau tanah dan rempah.

"Apa ini?" tanya Devon, mencium bau yang tidak biasa.

"Ramuan tradisional. Lebih efektif dari antibiotik modern untuk luka tembak," jawabnya tanpa menatap pria itu.

Devon memperhatikan cara Ava membalut lukanya dengan kain kasa.

"Kau akan ditangkap, Ava. Cepat atau lambat karena kau terkait dengan kegiatan ilegal organisasi mafia.”

Ava berhenti sejenak. Matanya yang hijau kebiruan berkedip dalam cahaya redup di dalam gua. “Bagus. Kita lihat nanti.”

Mereka saling menatap.

*

*

Setelah luka Devon tertutup kasa, Ava duduk bersandar di dinding gua. Dan ekspresinya lebih tenang.

“Kenapa memilih jalan gelap itu, Ava?” tanya Devon, yang tak menyerah untuk mengorek informasi.

“Tak ada pilihan,” sahut Ava dengan lirih, tanpa melihat ke arah Devon.

“Hidup selalu ada pilihan.”

“Mengucapkannya memang terkesan lebih gampang.” Ava kemudian menoleh pada Devon.

Wajahnya begitu dingin dan sama sekali tak ada ekspresi.

1
shabiru Al
ceritanya bagus..
Diandra Kirana
Tidak lapor antara rasa terimakasih dan ingin menyelamatkan, kayaknya sejak awal bertemu Devon dah tertarik juga
Tribudi Nuraini
up
Pandin Beatrix
Nenek Kate benar benar malaikat y dikirim Tuhan untuk Anya , tidak disangka Anya mendapatkan warisan yang sangat besar dari Kate
Pandin Beatrix
Kate dan Anya saling membutuhkan disaat yang tepat mereka bisa saling terhubung oleh masalah masing-masing yang akhirnya menemukan jalannya dgn baik
Pandin Beatrix
Anya mendapatkan pekerjaan dantempat tinggal yang nyaman dan aman
Pandin Beatrix
syukurlah Anya cepat bisa mendapatkan solusi dari masalahnya, semoga keadaan ditempat baru bisa membuat nya betah bertahan
Pandin Beatrix
betul betul keluarga ayahnya keluarga yang tidak tau diri, semoga kondisi ini tidak lama dihadapi Anya
Pandin Beatrix
pilihan yang sangat sulit sebenarnya pergi meninggalkan apartemen milik sendiri untuk ditempati orang lain yang tidak tau diri tidak tau terimakasih
Pandin Beatrix
wah ini sih sudah keterlaluan, segera usir mereka dari apartemen mu Anya
Pandin Beatrix
kasian Anya sekarang semua beban keluarga ayahnya ditaruh dipundaknya
Pandin Beatrix
pada saat masih punya harta duniawi ayahnya melupakan Anya setelah terpuruk miskin baru ingat kalau punya anak , hadeuh 🤦
HR_junior
di rasa sakitmu Karana ayah km ..km ketemu orang baik ya Anya..
Pandin Beatrix
kasian Anya begitu pergi selesai dari tugas merawat Alex langsung lagi dihadapkan dengan masalah ayahnya
Pandin Beatrix
pulang dari bulan madu sudah langsung ada hasilnya , tokcer juga AVA dan Devon
Pandin Beatrix
berdua mereka sudah saling tertarik dengan kedekatan mereka selama ini tapi mereka berdua masih ragu
Pandin Beatrix
sudah mulai timbul riak riak ketidak percayaan diri pada Alex dan Anya , ayo kalian semangat hilang rasa yang negatif itu jangan mundur lagi
Pandin Beatrix
kedekatan yang dijalani selama periode latihan fisik selama ini menimbulkan kedekatan hati yang tidak mereka berdua sadari
Pandin Beatrix
setelah rutinitas latihan yang melahirkan mulai terbukti ada kemajuan, Alex sudah mulai mandiri mandi sendiri wkwkwk 😂🤣
Pandin Beatrix
berhasil mulai dari langkah pertama menuju langkah langkah berikutnya dengan Anya yang setia dan tulus melatih Alex , bravo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!