NovelToon NovelToon
Ibu Sambung Kekasihku

Ibu Sambung Kekasihku

Status: tamat
Genre:Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:496
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Ini salah, ini sudah melewati batas perkerjaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbongkar

Disini aku berada sekarang, di dalam sebuah toko parfum branded, hal ini karena tadi sore menyuruh ayah dari anak yang sedang aku kandung ini untuk mengganti parfum sesuai dengan selera aku agar aku tidak mual kembali jika berada di dekatnya dan mencium bau parfum miliknya yang tadi.

Setelah menemukan parfum yang menurutku mempunyai aroma yang enak, aku dan Mas Javar pun keluar dari toko tersebut, tapi tidak lupa untuk membayar parfum itu. Kini tujuan kami adalah sebuah restoran, karena memang kami belum makan malam.

"Amira, kamu lagi pengen makan apa?" Pertanyaan itu muncul dari sang pria yang sedang menggenggam satu tangan ku sambil berjalan.

"Eumm apa ya? Aku ikut Mas aja deh." Karena memang aku saat ini sedang tidak tau ingin memakan apa.

"Oke kalo gitu, saya tau restoran yang enak di mall ini."

Aku pun hanya menganggukkan kepala sebagai tanda setuju dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke restoran itu.

Hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk tiba di restoran tersebut, kami berdua pun langsung memilih tempat duduk dan langsung beberapa memesan makanan serta minuman. Setelah mencatat apa saja pesanan kami, pelayan itu pun pergi meninggalkan kami berdua.

Setelah menunggu beberapa menit, kemudian pesanan kami pun datang. Tanpa perlu basa-basi, aku dan Mas Javar pun langsung memakan makanan milik kami, aku pun makan dengan lahap karena memang perutku sedang kosong akibat aku yang muntah-muntah saat di apartemen tadi sore.

"Lahap banget makanan, mau pesen makanan yang lain juga?" Pertanyaan tiba-tiba itu datang dari pria yang ada di seberang kursi ku.

"Nggak usah, ini aja udah bikin aku kenyang. Lahap kayak gini tuh karena aku lapar tau." Ucapku menjelaskan padanya.

"Ya udah, lanjut abisin makannya. Kalo mau tambah lagi, langsung bilang aja ke saya."

"Iya." Aku pun melanjutkan acara makan ku yang sempat tertunda tadi.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kami berdua menghabiskan makanan serta minuman yang kami pesan tadi, kini kami berdua sudah bersiap untuk pergi keluar dari restoran setelah Mas Javar membayar semuanya.

Namun, aku benar-benar dibuat terkejut mendengar suara dari seseorang memanggil nama ku saat aku baru saja menginjakkan kaki keluar dari dalam restoran.

"Amira?" Wajah pria yang memanggil ku juga tampak terkejut dan mungkin akan lebih terkejut lagi jika melihat siapa pria yang sedang bersamaku.

"Ayah? Kalian berdua ngapain disini?" Dan benar saja, wajah pria itu tampak benar-benar terkejut, dia adalah Geovan.

Mendadak aku dibuat gugup olehnya, ah lebih tepatnya aku merasa takut karena dua menemui ku saat sedang bersama dengan ayahnya. Sadar jika matanya melirik tangan aku dan Mas Javar yang sedang bergengaman, aku pun langsung melepaskan genggam itu dengan cepat.

"Geo-" ucapan ku terpotong oleh perkataan milik Geovan.

"Oh jadi ini alasan lain yang gak bisa kamu kasih tau ke aku, Mir? Tapi kenapa harus ayah aku?"

"Geovan, ini gak kayak yang kamu kira, aku sama ayah kam-"

"Memangnya kenapa kalau Amira dengan ayah?" Mas Javar memotong ucapan ku.

"Ayah? Apa gak ada perempuan lain diluar sana, ayah sendiri tau kan kalo Amira pacar aku?" Tanya Geovan

"Pacar kamu? Kamu yakin? Yang ayah tau kalian udah putus."

"Kalian tolong berhenti." Aku berusaha melerai keduanya karena aku merasakan suasana yang semakin menegangkan.

"Geovan, aku bisa jelasin semua ini sama kamu."

"Apalagi yang mau kamu jelasin? Jelas-jelas dengan mata kepala aku sendiri lihat kamu jalan sama ayah aku sambil mesra-mesraan, Amira."

"Geovan, tolong izinin aku buat jelasin semuanya ke kamu. Setelah semuanya aku jelasin, terserah kamu mau marah atau pun benci sama aku."

Tidak ada balasan darinya selama beberapa detik, kita bertiga sama-sama dalam keadaan hening. Sampai pada akhirnya Geovan kembali membuka suara.

"Tolong jelasin semuanya sama aku sekarang juga."

"Kita cari tempat duduk dulu, gak enak kalo sambil berdiri di depan pintu restoran kayak gini." Usul ku.

Kami bertiga pun kembali masuk ke dalam restoran tersebut dan duduk di salah satu meja kosong. Suasana yang dialami masih dalam keadaan tegang, aku memberanikan diri untuk membuka suara dan mulai menceritakan semuanya kepada Geovan.

Dapat aku lihat Geovan sedang menahan emosi dan juga rasa marahnya sekarang, bahkan dia juga sempat melayangkan tatapan tajam kepada ayahnya sendiri yaitu Mas Javar yang ada di hadapannya.

"Aku harap kamu bisa ngertiin posisi aku dan keadaan aku sekarang Van." Ucapku.

"Aku siap tanggung jawab dan jadi ayah dari anak itu, tanpa kamu harus minta pertanggungjawaban dari ayah aku, Mir." Jawaban dari nya yang tidak pernah aku duga.

"Apa-apaan kamu Geovan? Jelas-jelas itu anak ayah, adik kamu." Jawaban Geovan tadi, dibalas dengan cepat oleh Mas Javar.

"Aku gak terima kalo Amira harus jadi ibu sambung aku yah dan gak akan pernah terima tentang hal itu."

"Mau kamu terima atau tidak, ayah akan tetap bertanggungjawab atas anak ini."

"Memang dari dulu ayah selalu egois, gak pernah ngebiarin aku bahagia." Ucap Geovan dengan penuh kekecewaan.

"Kam-" Aku pun menahan tangan milik Mas Javar yang sudah melayang dan siap untuk menampar anaknya tersebut, Geovan.

"Om, sabar. Gak enak dilihatin sama pengunjung restoran yang lain." Aku pun memberikan nasihat kepadanya, karena memang benar beberapa atensi pengunjung tertuju pada kami.

"Terserah apa mau ayah! Tapi yang terpenting aku gak bakalan anggap Amira sebagai ibu tiri aku dan aku tetap tidak ikhlas jika Amira harus jadi istri ayah, sampai kapanpun!"

Aku pun menyentuh lengan Geovan bermaksud untuk memberikan sedikit ketenangan kepada karena tadi dia berkata dengan sedikit berteriak, namun tanganku langsung ditepis dengan cepat olehnya.

Setelah berbicara seperti itu dan juga menepis tanganku, dia langsung berdiri dari kursi dan juga keluar dari dalam restoran dengan nafas yang memburu. Perlahan tubuhnya menghilang karena langkahnya yang semakin menjauh.

Di tengah lamunanku yang sedang memperhatikan Geovan yang entah pergi kemana, tiba-tiba suara milik Mas Javar menyadarkan ku.

"Amira, kamu gak kenapa-kenapa?"

"Aku gak kenapa-kenapa, malahan sekarang aku ngerasa lega karena udah bisa ngejelasin semuanya sama Geovan, ya walaupun kayaknya sekarang dia benci sama aku."

"Udah, kamu gak perlu pikirin tentang Geovan dulu, jangan sampai stress, kasihan anak kita nantinya."

Setelah mengucapkan hal tersebut, Mas Javar mengajakku untuk pulang kembali ke apartemen karena memang hari semakin malam."

___________________________________

Ayo kasih komen tentang bab ini ya para reader! Btw ada yang setia nungguin cerita ini update gak?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!