Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 17 - Jangan Salahkan Saya
Jackson hanya sempat meminum sedikit kopi yang dibuatkan oleh Anne, setelahnya dia harus pergi untuk mulai mengerjakan banyak agendanya yang penting.
Sejak pagi hingga waktu pulang kantor nyaris tiba Jackson terus berada di luar, jadi Anne sedikit pun tidak memiliki pekerjaan.
Begini juga bukan bagian dari tujuannya. "Jika hanya diam saja seperti ini, apa yang bisa aku pelajari," gumam Anne.
Dia memberanikan diri untuk menuju meja sekretaris Jackson. "Permisi sekretaris Nadia," ucap Anne dengan sopan.
"Iya An, ada apa?"
"Sejak tadi saya hanya diam saja di pantry, apa boleh saya bantu OG lain untuk membereskan kantor?"
Sekretaris Nadia tidak langsung menjawab, butuh beberapa saat untuk dia berpikir. Asisten Willy sudah menegaskan padanya bahwa Anne adalah OG pribadi tuan Jackson, jadi tidak ada yang boleh memerintahkannya selain tuan Jackson.
Bahkan sekretaris Nadia pun tidak punya hak.
"Jangan An, semua orang sudah punya tanggung jawabnya masing-masing, jadi kamu tidak perlu membantu mereka."
"Biarkan saja dia bantu yang lain Nad, daripada hanya diam saja di pantry," sahut sekretaris lain rekan kerja sekretaris Nadia.
Namun kemudian sekretaris Nadia menggeleng, tidak setuju dengan pemikiran rekannya tersebut.
"Jika kamu merasa kesepian di pantry, lebih baik duduk di sini saja," tawar sekretaris Nadia.
"Astaga Nad, kenapa malah mengambil keputusan seperti itu. keberadaannya hanya akan mengganggu kita."
"Tidak," balas sekretaris Nadia dengan yakin. Tapi tetap saja keputusannya itu membuat rekannya merasa tidak senang.
"Terima kasih sekretaris Nad, saya akan kembali ke pantry," ucap Anne, dia mana mau membuat orang lain merasa tak nyaman.
"Tidak apa-apa Anne, menunggu di sini saja. lagi pula sebentar lagi kita akan pulang kan?"
"Terima kasih sekretaris Nad, saya akan menunggu di pantry. Maaf mengganggu," balas Anne, dia menunduk dalam sebelum akhirnya pergi dari sana.
Anne benar-benar merasa jadi serba salah. Menjadi OG biasa sering diperintahkan oleh banyak orang dan itu sangat melelahkan, namun menjadi OG pribadi Jackson dia seperti tidak memiliki pekerjaan, dan ternyata hal ini lebih terasa melelahkan lagi.
Tapi Jika harus memilih maka Anne akan pilih untuk menjadi OG biasa saja.
Sementara itu di tempat lain, Jackson baru saja meninggalkan hotel tempat pertemuannya dengan kolega saat waktu sudah menunjukkan jam empat sore lewat beberapa menit.
Sepanjang perjalanan menuju mobil, dia pun berdiskusi dengan Willy.
"Kita kembali ke kantor," ucap Jackson setelah mereka masuk ke dalam mobil.
Seharian bekerja ternyata tidak membuatnya bisa melupakan Anne, sang istri kontrak yang masih dia tinggal di perusahaan.
"Untuk apa Tuan? Anda sudah tidak memiliki pekerjaan lagi untuk hari ini, lebih baik langsung saya antar pulang," jawab Willy, dia selalu membuat waktu jadi lebih efisien.
Jackson tak langsung menjawab, bingung juga bagaimana caranya untuk menjelaskan bahwa dia ingin menjemput Anne.
Willy seolah selalu jadi pengingat untuknya bahwa pernikahan ini hanyalah sementara, di luar rumah utama harusnya dia mengabaikan Anne.
"Baiklah, kita pulang sekarang," jawab Jackson kemudian, lalu menatap ke arah luar jendela dengan pandangan kosong.
"Baik, Tuan." Willy mulai mengemudikan mobilnya untuk keluar dari area Five Season Hotel.
Mulai memasuki jalan raya yang padat.
Tiap beberapa menit Jackson selalu melihat jam di pergelangan tangan kanannya. Waktu seolah berjalan begitu lama.
"Putar arah, kita menuju ke kantor dan menjemput Anne," putus Jackson kemudian, ternyata dia benar-benar tak mampu mengabaikan wanita lemah itu.
Willy segera memutar arah sesuai perintah, padahal sebentar lagi mereka akan tiba di rumah utama keluarga Wu. Tapi seolah jarak bukan penghalang, kini mereka justru menuju perusahaan.
"Aku tidak ingin semua orang di rumah meragukan pernikahanku dengan Anne," ucap Jackson tiba-tiba, entah kenapa Rasanya dia harus menjelaskan tentang hal ini pada Willy.
Jackson tidak sadar bahwa hatinya pun butuh penjelasan itu pula, agar tidak ragu dengan langkah yang diambilnya kini.
Dua suara hati yang bertolak belakang, satu mengatakan bahwa Jackson mulai peduli, sementara sisi lainnya mengatakan bahwa ini semua hanya untuk kepentingan sandiwara.
Di saat para karyawan mulai meninggalkan meja kerja mereka masing-masing, Jackson justru menuju ruang kerjanya.
Bahkan sekretaris Nadia juga terkejut karena tidak ada informasi apapun dari asisten Willy tentang kembalinya mereka.
Sesaat sekretaris Nadia menatap asisten Willy dengan penuh tanya, sorot mata yang penuh isyarat. Ada apa? Haruskah kami tetap tinggal di sini?
"Kami hanya datang untuk mengambil beberapa dokumen, kalian pulanglah," titah Willy kemudian dan membuat sekretaris Nadia berserta rekan kerjanya bernafas lega.
setelah mengucapkan hal itu Willy juga langsung masuk ke ruangannya sendiri, membiarkan Jackson memasuki ruang Presdir Seorang diri pula.
"Ya ampun Nad, di dalam ruangan tuan Jackson ada Anne. Kira-kira tuan Jackson marah tidak ya? Dia kan paling benci diganggu jika di ruang kerja."
"Entahlah, semoga Anne baik-baik saja," balas Nadia yang tidak ingin ikut campur masalah orang lain.
Mereka berdua akhirnya pergi dari lantai atas.
Anne sangat terkejut saat melihat Jackson masuk, sebab kata sekretaris Nadia tuan Jackson tidak akan kembali ke perusahaan lagi.
Meski Anne benar-benar hanya bekerja tapi dia merasa di gerebek, seolah Anne sedang mencuri sesuatu. Tuduhan Jackson waktu itu sangat mempengaruhi dirinya.
"Ma-maaf Tuan, Saya tidak tahu jika anda akan kembali. Saya akan keluar sekarang," ucap Anne, kepalanya menunduk dengan begitu dalam.
Sungguh, bagi Anne mereka memang bukan sepasang suami dan istri. Mereka adalah atasan dan bawahan, bahkan bukan bawahan biasa, melainkan bawahan yang paling bawah.
Anne bersikap jauh di atas kata profesionalitas, yaitu takut.
Setelahnya Anne bahkan berjalan minggir-minggir menjauhi Jackson yang sudah berdiri di tengah-tengah ruangan, tanpa sadar bahwa tiap pergerakannya telah jadi pusat perhatian Anne.
'Astaga, wanita ini,' batin Jackson, dia menilai Anne menatapnya sebagai kuman yang harus dijauhi.
"Selesaikan pekerjaan mu dan setelah itu kita pulang bersama," ucap Jackson.
Sontak saja membuat langkah Anne terhenti. 'Apa? pulang bersama? Tidak mungkin, bagaimana jika ada karyawan lain yang lihat?' batin Anne.
Tapi mulutnya terdiam seribu bahasa.
"Cepat kerjakan," titah Jackson.
"Ba-baik, Tuan," jawab Anne gelagapan, juga langsung melanjutkan pekerjaannya yang terjeda. Sementara Jackson pilih untuk duduk di sofa.
Hingga akhirnya Anne sampai di pekerjaannya yang terakhir, mengambil gelas kopi yang isinya masih nampak penuh, Anne bahkan berpikir kopi buatannya tidak enak, karena itulah tidak diminum oleh sang tuan.
Anne hendak keluar dan membawa gelas kopi tersebut menuju pantry, tapi di tengah-tengah ruangan suara Jackson membuatnya berhenti.
"Bawa gelas kopi itu ke sini."
"Tapi, kopi ini sudah dingin Tuan. Lebih baik saya buatkan yang baru untuk Anda."
Karena Anne tidak mau dengar ucapannya, maka Jackson pun tak mau dengar juga. Jackson langsung berdiri dan berjalan menghampiri wanita lemah tersebut, berhenti tepat di hadapan Anne.
Tanpa ada kata Jackson mengambil gelas kopi tersebut dan meminumnya hingga bersisa sedikit.
"Tadi aku tidak sempat meminumnya," jelas Jackson, baginya ini sudah sangat romantis. Bentuk menghargai tiap pekerjaan Anne.
Namun di mata Anne, tak nampak seperti itu. Dimatanya Jackson sangat aneh, sebab setahu Anne tak ada orang yang minum kopi dingin.
Jackson menatap Anne menunggu wanita ini tersipu, tapi reaksi Anne jauh dari yang dia harapkan.
"Ma-maaf Tuan, kopi ini sudah dingin, jika Anda jadi kembung jangan sa-salahkan saya."
Jackson tak mampu berkata-kata, jika diizinkan dia sangat ingin berteriak. 'Arght!! Bukan reaksi seperti itu yang aku inginkan Anne!!'
penasaran 👃 mereka ada apanya sih si Anne suka Banggt lihat
Anne sekarang berani itu karena Hidung kalian lebih baik dan lebih Bagus dari Attitude yg udah jelek 😜😜🤣🤣
ada apa dg hidung ,dn kenapa harus hidung?
cie cie pasti ada yang hatinya senang riang gembira 🤣 " Suamiku" wkwk gimana rasanya jakson? di bawa terbang melayang bersama anne 🤭 tapi jangan seneng dulu jaks? pasti nanti akan ada ucapan " maaf kak" aku tadi terlalu lancanggg wkwkwk
meleleh ati eneng mendengar pujianmu...