NovelToon NovelToon
Empat Istri Lima Sekarat

Empat Istri Lima Sekarat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Askararia

Di sebuah kota di negara maju, hiduplah seorang play boy stadium akhir yang menikahi empat wanita dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hidupnya hanya ada slogan hidup empat sehat lima sempurna dan wanita.

Kebiasaan buruk ini justru mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan keluar besarnya, hingga suatu saat ia berencana untuk menikahi seorang gadis barbar dari kota tetangga, kebiasaan buruknya itu pun mendapatkan banyak cekaman dari gadis tersebut.

Akankah gadis itu berhasil dinikahi oleh play boy tingkat dewa ini? Ayo.... baca kelanjutan ceritanya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askararia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

   Harry menambah laju motornya, sepanjang perjalanan pulang menuju rumah kostnya ia menangis tanpa henti, sesekali matanya melirik pada kotak makanan yang ia bawa. Ucapan selamat ulang tahun untuk kali pertama dari orang lain membuatnya terharu sekaligus sedih sebab orangtuanya tak pernah sekalipun mengucapkan kata-kata itu sejak mereka berpisah. Harry memarkirkan motornya diarea parkiran khusus penghuni kost itu lalu berlari kecil menaiki tangga, ia segera membuka pintunya lalu menutupnya kembali, dipandanginya kembali kotak makanan ditangannya sambil mengusap air matanya.

  "Tidak ada roti, makan pun jadi!" Ucapnya tersenyum.

   Ia mulai membuka kotak makanan itu, beberapa udang, kerang dan kepiting yang dibaluri dengan saos tiram itu membuat perutnya semakin lapar, diraihnya piring dari atas rak kecil diatas meja dapur sederhananya, lalu mulai melahap makanan itu sambil menangis, makanan itu terasa lezat namun tampaknya susah ditelan, dadanya sesak menahan sebuah rasa yang tak dapat diutarakan dengan kata-kata.

   Sementara itu disisi lain Austin dan Nadia baru saja sampai dirumah mewah milik keluarga Austin, baru saja mereka keluar dari mobil, Agus dan Erlina dengan cepat berjalan keluar rumah untuk menyambut kedatangan mereka.

  "Ma, Pa..., kenalin ini Nadia, pacar aku"

  "Nadia, kenalin ini Mama dan Papa aku!" Ucap Austin memperkenalkan ketiganya.

  "Halo, Tante, Om, saya Nadia!" Sapa Nadia menyalami kedua orang tua pacarnya tersebut.

  "Wahhh, jadi kamu yang namanya Nadia, kamu cantik, sama seperti namamu!"

  "Makasih, Tante!" Balas Nadia tersenyum.

  "Kalau begitu, ayo masuk. Kebetulan kami ada tamu spesial hari ini!" Ucap Erlina sebelum Nadia dan Austin mengikuti mereka melangkah kedalam rumah.

  "Tamu? Siapa Ma?" Tanya Austin penasaran.

  "Owhhh, Putri, dia baru saja kembali dari Amerika dan langsung mampir kerumah, dia baru saja sampai beberapa menit dari kalian!" Jawab Erlina ramah.

  Austin dan Nadia saling bertukar pandang dengan kening terlipat, tiba-tiba dari dalam ruangan terdengar suara langkah kaki dan itu berasal dari sepatu seorang gadis yang bernama Putri. Gadis itu berlari kecil kearah Nadia dan Austin sambil tersenyum.

 "Kudengar Kak Austin bawa pacar kerumah, apa ini pacarnya?" Tanya Putri yang langsung menarik tangan kanan Nadia, membuat gadis itu menatap canggung pada kedua orang tua pacarnya.

  "Owhh iya, kenalin ini Nadia, pacarku!" Jawab Austin dengan ekspresi wajah jauh lebih canggung dari Nadia.

  "Eumm, Putri, kapan kau datang? Dan kenapa kau langsung datang kesini?" Tanya Austin yang dengan sigap menipis tangan Putri dari Nadia.

 "Ahhh Kakak, apa Kakak sangat mencintai Kak Nadia, sampai-sampai kau memegang tangannya terlalu erat?"

 "Sudahlah, jangan banyak bicara dan ambilkan kami minum!" Titah Erlina pada Putri.

   Putri hanya dapat menuruti perintah Erlina, namun sesampainya ia didapur ia menghentakkan kedua kakinya karena kesal saat mengetahui kalau ternyata Austin sudah memiliki pacar.

  "Nadia? Heummm nama yang jelek, kulihat dia bukan dari keluarga terpandang!" Ucapnya mencibir Nadia dari kejauhan.

 "Ayo duduk, Nadia. Anggap saja rumah sendiri!" Ucap Erlina mempersilahkan Nadia untuk duduk di kursi sofa mewah itu.

   Nadia dengan senyuman yang manis mencoba untuk duduk dengan anggun, tak lama Putri datang membawa nampan berisi empat gelas teh manis panas, ia meletakkan setiap cangkir dihadapan semua orang kecuali Nadia, hal ini tentu membuat Erlina dan Agus menatap Putri dengan wajah kebingungan sebab perilaku Putri dianggap kurang sopan.

  Berbeda dengan Austin, ia segera menggeser cangkir tehnya kehadapan Nadia sebelum ia menegur Putri.

 "Putri, kenapa kamu tidak menyajikan minuman untuk Nadia? Nadia juga tamu di rumah ini!"

 "Astagaaa!" Ucap Putri menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

 "Maaf, aku sudah terbiasa menyajikan empat gelas minuman, aku akan membuatkan yang baru untukmu!"

Nadia hanya diam sambil tersenyum tipis pada Putri, namun dalam hati ia yakin kalau gadis itu sengaja tidak membuatkan ia minuman dengan maksud tertentu yang hanya gadis itu sendiri yang tahu.

"Kak Nadia, jangan tersinggung yah, aku hanya benar-benar lupa!" Ucap Putri yang masih bersandiwara.

"Owhhh tenang saja, aku bukan gadis yang gampang tersinggung apalagi hanya karena masalah kecil seperti ini!" Balas Nadia tersenyum, sifatnya yang tenang dan anggun tentu menjadi data tarik bagi Erlina dan Agus, keduanya tersenyum melirik Austin yang terus menatap wajah Nadia.

Putri menyimpan nampan ditangannya dibawah meja, dengan tingkahnya yang seperti anak kecil itu ia berlari kecil ke sisi lain Austin lalu memeluk lengannya. Austin menaikkan kedua alisnya menatap kedua orang tuanya, sementara Nadia dengan tenang meneguk perlahan teh hangat diatas meja.

"Nadia, sudah berapa lama kamu dan Austin berpacaran? Ini kali pertama Austin memperkenalkan pacarnya pada kami, jadi kami terlalu senang apalagi mengetahui kalau kau merupakan anak yang mandiri dan berbakat!" Ucap Agus dibenarkan oleh Erlina.

"Kami sudah pacaran dua tahun, iya kan Sayang?" Jawab Nadia menyentuh pelan kaki Austin, ia sama sekali tak menghiraukan Putri yang menatap wajahnya dengan tajam.

"Apa Austin bersikap baik padamu, Nadia?"

"Iya, Tante. Austin sangat baik, dia juga setia, benar-benar tipe idealku!" Jawab Nadia menatap wajah Austin, senyum diwajahnya membuat Austin berkeringat dingin, ia merasa seakan Nadia baru saja membongkar keburukannya secara halus namun tajam.

Erlina dan Agus tentu senang mendengar hal itu, berbeda dengan Putri yang menghela nafas panjang saat melihat semua orang disana tampak sangat memperhatikan Nadia.

"Kak Nadia, kerja apa sekarang?" Tanya Putri tiba-tiba.

"Eummm, Putri, pertanyaan mu sepertinya terlalu.... "

"Saya punya usaha sendiri, saya membuat kerajinan tangan dan dijual ke beberapa dikota juga beberapa aplikasi belanja online!" Jawab Nadia sebelum Agus menyelesaikan perkataannya.

"Bagus, Tante juga suka membuat kerajinan tangan, biasalah... untuk mengisi waktu luang!" Sahut Erlina.

"Kalau sekolah? Apa kak Nadia tidak sekolah? Pendidikan itu penting lohh!"

"Putri!" Tegur Austin sebab Putri kembali mendahului orangtuanya menanyai Nadia.

"Kenapa, Kak Austin? Apa pertanyaanku salah?" Tanya Putri tanpa sedikit rasa malu.

Nadia menyunggingkan senyumnya lalu menoleh pada Putri yang sudah dua kali bersikap tidak sopan padanya.

"Saya kuliah, saya berada dikelas dan jurusan yang sama dengan Austin selama enam tahun terakhir ini, tiga tahun saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan tiga tahun kuliah. Saya menggunakan uang hasil pendapatan saya sendiri. Bagaimana dengan mu Putri, apa kamu sekolah di Amerika berkat uangmu atau uang orangtuamu? Atau mungkin pacarmu?"

"KAU..... "

"Saya dan Austin sudah bersama dalam waktu yang sangat lama, jika kamu berfikir saya mendekati Austin karena dia anak dari keluarga kaya, kamu salah. Selama ini saya tidak pernah memanfaatkan Austin, atau meminta uangnya sepeserpun, yang ada saya yang memberikan uang untuk Austin, saya tahu dia belum memiliki pekerjaan dan saya tidak ingin kami berpacaran dibiayai oleh orang tua kami, Putri!" Ujar Nadia yang secara terang-terangan menyerang Putri.

"Oh my god, aku suka gadis ini. Dia bukanlah tipe gadis yang menye-menye, dia tegas dan caranya berbicara pun enak didengar!" Batin Erlina yang mulai menyukai Putri.

"Maaf Kak Nadia, sepertinya kamu salah paham dengan pertanyaannya ku tadi!"

"Tidak perlu minta maaf, lagipula aku juga tidak menyalahkan mu, aku hanya memberitahu saja!"

Austin tersenyum lalu mencubit pelan pucuk hidung Nadia, keduanya tersenyum membuat Putri semakin kesal. Mereka kembali berbincang sambil sesekali tertawa saat Austin dan Agus membuat beberapa lelucon yang mengocok perut.

"Dasar, kau pikir kau siapa?"

Tak berselang beberapa lama Nadia pamit untuk pergi mencuci tangan, saat ia pergi ke dapur Putri menyusulnya, ia mengusir beberapa pembantu rumah tangga disana agar ia dan Nadia bisa lebih leluasa untuk berbicara.

"Nadia!" Panggilnya.

Nadia tersenyum.

"Sudah kuduga, kau hanya berpura-pura bersikap baik didepan keluarga Austin!" Batin Nadia melanjutkan mencuci tangannya hingga bersih.

Putri melipat kedua tangannya menatap Nadia yang berdiri dihadapannya dengan tajam, dengan wajah angkuhnya ia mendorong baju Nadia dengan jari telunjuknya.

"Lihat baju ini, ckckckck!"

"Apa kau tidak malu menginjakkan kakimu kerumah dirumah semewah ini? Mulai dari pakaian, tas hingga sepatumu, semuanya terlihat murahan. Ku tebak kau bukan dari keluarga berada bukan?"

"Apa urusannya denganmu?" Tanya Nadia yang juga melipat kedua tangannya didada.

Putri memutar bola matanya dengan malas, ia berjalan mengitari Nadia dengan jari telunjuknya menunjuk-nunjuk gadis itu sambil menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak berencana untuk menikahi Austin kan? Orang miskin seperti mu seharusnya sadar diri, kau tidak pantas untuk menikah dengan Austin, jadi menyerah lah Nadia, putus lah dengan Austin selagi aku masih baik!"

Terdengar kasar dan menyakitkan, namun Nadia tak menghiraukan Putri, ia justru melangkah pergi namun Putri segera mencegah langkahnya.

"Kau mengabaikan ku?"

"Aduhhh, nafasmu bau. Ku tebak kau belum menggosok gigimu hari ini!" Ujar Nadia menutup hidungnya.

"Heh, jangan kurang ajar ya kamu. Orang miskin seperti mu tidak pantas mengejek keturunan bangsawan sepertiku. Kau harus tahu kalau posisimu jauh lebih rendah dari pada telapak kakiku. Kau juga harus tahu kalau hanya aku yang pantas menjadi istri Austin, aku... keturunan darah biru... darah bangsawan.... sementara kau... "

"Hahaha, keturunan darah biru katanya.... kulihat kau keturunan darah kotor, hahahaha" Jawab Nadia tertawa kecil, mengejek Putri dengan perasaan puas karena ia berhasil membuat sifat Asli Putri keluar dalam sekejap.

1
emili19
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
Askararia: Wahhh, makasih banyak yah Kak, senang membaca komentar positifnya, saya akan terus berusaha membuat ceritanya semenarik mungkin 🥰
total 1 replies
Anrai Dela Cruz
Duh, hati rasanya meleleh.
Askararia: Terimakasih atas komentarnya ya kak, kalau kayak gini makin semangat deh nulisnya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!