NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 6

PEWARIS TERHEBAT 6

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Sci-Fi
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”

Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.

“Tidak!”

Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.

Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.

“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”

Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Apa yang terjadi?”

Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Xander sangat antusias menonton latihan Alexis di tribun penonton bersama Lizzy, Sebastian, Samuel, Lydia, Larson dan Larvin. Ia tersenyum saat Lizzy dan Lydia memberikan dukungan semangat.

"Kalahkan orang itu, Alexis! Incar kakinya lebih dahulu!" teriak Larson.

"Tutup mulutmu, sialan! Kau membuatku malu!" ketus Larvin dengan suara dan amarah tertahan. "Kau akan membuat Alexis gugup hingga dia terjatuh!"

"Diamlah, Tua Bangka! Aku sedang menyemangati Alexis! Dia jatuh karena pengawal sialan itu menghindar tendangannya!" Larson berdecak. "Lizzy dan wanita bernama Lydia itu memberikan semangat, tetapi kenapa kau tidak mengomentari mereka?"

"Mereka adalah ibu dan nenek dari Alexis. Mereka lebih dari pantas untuk melakukannya dibandingkan siapa pun di tempat ini."

"Aku adalah paman Alexis. Kau ingat?" Larson mendengkus kesal, tertawa. "Kau pasti kesal karena kau tidak bisa berteriak sekarang. Kau pasti mati jika kau berteriak!”

"Dasar anak sialan!" Larvin memelotot tajam.

Alexis tengah berlatih gerakan beladiri dasar. Anak kecil itu memiliki jadwal yang padat hingga pukul tiga sore nanti. Ia berlatih seserius mungkin. Di saat yang sama, Axo dan Axe tampak antusias di sisi tribun. Keduanya beberapa kali mendekat, tetapi diusir setelahnya.

"Alexis benar-benar terlihat sangat semangat," ujar Xander.

"Kau harus terus memotivasi Alexis, Xander. Anak kecil sepertinya gampang sekali teralihkan perhatiannya." Sebastian menyahut di samping Xander.

"Alexis sangat ingin berlatih sejak lama. Dia ingin bisa melakukan gerakan sulit seperti anak-anak yang lain. Ya, dia pasti akan merasa kesal dan frustasi, tetapi itu bagian dari proses latihan yang harus dia jalani."

Alexis terjatuh beberapa kali, tetapi anak kecil itu kembali bangkit. Hampir satu jam berlatih, akhirnya ia boleh beristirahat.

Alexis mendekat dengan keringat bercucuran. "Apakah aku tampak hebat sekarang?"

"Kau baru saja berlatih, Alexis. Untuk menjadi kuat kau harus berlatih dengan giat." Xander mengelap keringat Alexis dengan handuk.

Lizzy memberikan sebotol minuman. "Kau harus terus berlatih."

Larson tertawa, mengangkat Alexis. "Kau hampir pingsan karena latihan pertamamu. Kau banyak melakukan gerakan yang salah."

Alexis cemberut, memberontak agar diturunkan. "Itu masih lebih baik dibandingkan Paman yang selalu bermalas-malasan."

"Aku tidak bermalas-malasan."

Sementara itu, Gray, Baba, Bennet, dan Bruce masih berkutat dengan informasi seputar alat-alat canggih milik UltraTech sekaligus tata cara pembuatan alat-alat itu.

"Aku mendapatkan daftar terbaru alat-alat canggih UltraTech dari George, Gideon, dan Gabriel. Informasi ini akan sangat berguna bagi kita. Dengan mengembangkan alat-alat canggih yang sama atau bahkan melebihi mereka, ditambah bantuan dari rekanku, kita akan bisa mengimbangi UltraTech."

"Akan tetapi, aku mengingatkan bahwa kalian tidak boleh merasa senang dulu. Kita hanya memiliki sedikit bahan-bahan khusus dibandingkan UltraTech. Untuk mendapatkan barang-barang itu, aku tidak memiliki pilihan lain selain menyusup ke markas mereka," ujar Luc Besson.

Luc Besson melanjutkan, "Berdasarkan informasi di dokumen, bahan-bahan khusus itu adalah bebatuan khusus yang ditemukan di beberapa titik lokasi terbatas. UltraTech berhasil mengembangkan bahan-bahan khusus buatan yang mampu mendukung beragam kinerja alat canggih mereka"

"Sial, aku sejujurnya ingin pergi ke markas UltraTech." Bruce tertawa. "Apakah tempatnya seperti dalam bayanganku?"

"Diamlah, Bruce. Jika kau pergi ke sana, kau mungkin akan dijadikan sebagai obyek eksperimen lagi seperti sebelumnya, atau kau akan lansung dihabisi oleh mereka hingga menjadi abu tidak berguna," ketus Bennet.

"Aku tahu kau juga sama penasarannya denganku, Bennet."

"Bisakah kau memberikan gambaran mengenai markas mereka, Pak Tua?" kata Baba.

"Aku sepertinya masih menyimpan video markas UltraTech." Luc Besson membuka layar hologram, mencari video yang dimaksud. "Aku menemukannnya."

Luc Besson segera menghubungkan perangkatnya dengan jam tangan milik Gray, Baba, Bennet, dan Bruce. "Aku lupa kapan terakhir kalian video ini dibuat, tetapi bersadarkan rincian dari file video ini, tertulis waktu sekitar dua puluh tahun lalu. Aku tidak menemukan video mengenai markas versi terbaru dari dokumen milik George, Gideon, dan Gabriel."

Gray. Baba, Bennet, dan Bruce segera membuka video. Mereka terdiam ketika menyaksikan bagaimana markas UltraTech.

"Benarkah ini markas UltraTech dua puluh tahu lalu?" Bruce terkejut. "Ini seperti salah satu adegan film di masa depan. Lihatlah mobil-mobil terbang, sepeda terbang, dan skateboard terbang itu. Itu sangat luar biasa."

"Teknologi-teknologi itu menggunakan bahan bakar sinar matahari dan air," ujar Luc Besson seraya mengamati video.

Gray menyahut, "Aku cukup yakin teknologi manusia sekarang bisa menciptakan hal itu. Hanya saja, ada beberapa orang yang tidak suka kita beralih dari bahan bakar sekarang. Semuanya kembali pada kepentingan bisnis dan uang milik segelintir orang."

"Kau benar. Beberapa tahun lalu, ada seseorang yang mampu menciptakan sebuah kendaraan berbahan dasar air, tetapi dia tewas beberapa hari kemudian. Teknologi yang diciptakannya hilang entah ke mana."

Luc Besson menoleh pada Miguel yang berdiri di dekat pintu sekilas. "Kalian hanya memiliki beberapa waktu lagi untuk mempelajari semua dokumen itu. Kita akan segera pergi ke ruangan penciptaan setengah jam lagi."

Gray, Baba, dan yang lain pergi ke ruangan penciptaan. Mereka mulai merancang beberapa alat. Di ruangan yang berbeda, para peneliti dan anggota yang lain tengah bekerja untuk mengembang dan menyempurnakan alat-alat yang sudah diproduksi sebelumnya.

Di saat yang sama, Alexis tengah beristirahat. Ia bermain bersama Axo dan Axe

Larson menoleh pada Xander yang tengah berbincang dengan Sebastian dan Samuel. "Alexander terus kedatangan orang-orang yang aneh. Semalam, seorang pria tua menjengkelkan datang. Dia diawasi dan dijaga dengan ketat oleh para pengawal bahkan pria bernama Miguel terus mengikutinya ke mana pun. Siapa dia sebenarnya?"

"Apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Larson mengepalkan tangan erat-erat. "Alexander tampak terlihat tegang akhir-akhir ini."

"Apa yang sedang kau pikirkan, brengsek?" tanya Larvin tanpa mengalihkan pandangan dari Alexis serta dua binatang peliharaannya.

"Alexander menyembunyikan sesuatu yang sangat besar dari kita. Kehadiran orang-orang aneh itu di rumah ini bukanlah sebuah kebetulan. Dia tampaknya masih belum mempercayaiku dan mempercayaimu."

"Dia mungkin saja masih menunggu waktu untuk memberi tahu kita. Kau hanya perlu sedikit bersabar, Larson." Larvin menoleh. "Seperti yang aku katakan padamu, tugasmu adalah untuk menjaga Lizzy, Alexis, dan calon anaknya kelak."

"Aku tidak pikun. Aku masih mengingat pesanmu, tua bangka."

Sementara itu, George, Gideon, dan Gabriel tengah berada di sebuah ruangan. Tiga robot tengah memeriksa keadaan mereka.

Dua orang pria berjenggot panjang memasuki ruangan, mengamati keadaan George, Gideon, dan Gabriel.

Salah satu dari mereka berkata, "Graham memerintahkan mereka untuk mencari keberadaan si pengkhianat Luc. Akan tetapi, mereka tampaknya gagal membawa pengkhianat itu meski mereka berhasil menemuinya. Berdasarkan informasi, memori mereka terhapus dan kita kesulitan mengembalikan memori mereka."

Dua anggota dewan itu keluar dari ruangan.

George perlahan sadarkan diri, menoleh pada Gideon dan Gabriel. Ia memijat kepalanya yang pening, terkejut ketika mendapatkan pesan.

"Ketua memintaku menemuinya di ruangannya.”

1
MELBOURNE
sabar sabar
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
Muantuaappp../Good/ Lanjut Thor..
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
makin berkembang dan makin seru ceritanya. lanjut thor... /Good/semangat...
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg bayak la tor
MELBOURNE: sabar guyss
total 1 replies
Glastor Roy
update ya torrr ku yang baik hati
Glastor Roy
update ya torrr ku yang
MELBOURNE: udah diupload semua yaa
tunggu sebentar
total 2 replies
Glastor Roy
tor up ya
Glastor Roy
update
Glastor Roy
update ya torrr ku
MELBOURNE: sabar prosess
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!