NovelToon NovelToon
Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cintamanis / Janda / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Resti_sR

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘪𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮, 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘱𝘢𝘮 𝘤𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.
𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵,
𝘑𝘢𝘷𝘢𝘴—𝘬𝘶𝘳𝘪𝘳 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘯𝘥𝘢!"

Bagi Javas, seorang kurir dengan sejuta cara untuk mencuri perhatian, mengantarkan paket hanyalah alasan untuk bertemu dengannya: seorang janda anak satu yang menjadi langganan tetapnya. Dengan senyum menawan dan tekad sekuat baja, Javas bertekad untuk memenangkan hatinya. Tapi, masa lalu yang kelam dan tembok pertahanan yang tinggi membuat misinya terasa mustahil. Mampukah Javas menaklukkan hati sang janda, ataukah ia hanya akan menjadi kurir pengantar paket biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Resti_sR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Mengantar Lala.

Dering alarm yang dipasang Javas di ponselnya begitu nyaring. Masih jam setengah enam pagi, tapi dia sudah terbangun. Rasa ngantuk yang masih menempel kalah telak oleh rasa excited yang sudah memenuhi kepalanya sejak semalam. Dengan cepat dia turun dari ranjang, langkah panjangnya langsung menuju kamar mandi.

Sepuluh menit kemudian, Javas keluar dengan tubuh yang segar. Aroma sabun masih pekat di udara, sisa air menetes perlahan dari rambutnya yang hitam, menyusuri garis rahang dan turun ke dadanya yang bidang. Tidak berlebihan justru natural, tapi cukup membuat siapa pun langsung mengerti kenapa banyak orang susah mengalihkan pandang.

Dia membuka pintu lemari, matanya menyisir deretan pakaian yang tertata rapi.

Hari ini bukan hari biasa. Dia akan pergi mengantar Lala ke sekolah. Dan sebelum itu, pastinya Javas akan datang ke rumah mereka lebih dulu, jadi dia ingin tampil baik. At least, tidak memalukan di depan Lala dan juga depan Selena yang paling penting, begitu pikirnya sambil menghela napas kecil.

Walaupun pada kenyataannya, dengan wajahnya yang rupawan dan aura santai yang susah ditiru, Javas pakai apa saja pun tetap saja jadi spotlight.

Akhirnya pilihannya jatuh pada dalaman kaus putih, dilapisi kemeja hitam lengan pendek, dipadukan dengan celana cargo pendek cokelat. Simple, tapi pas banget. Look itu membuatnya terlihat tampan, fresh, dan approachable, tanpa kehilangan sisi maskulinnya. Tidak lupa dia menyemprotkan minyak wangi yang banyak, hingga aroma pekat yang maskulin menguar di dalam ruangan.

Dia mengamati pantulannya di cermin.

“Oke. sangat Ganteng.” gumamnya sambil tersenyum tipis, lalu mengambil ponsel dan jam tangan.

Setelah semuanya tampak selesai, Javas meraih jaket, kunci motor, dan helmnya. Ia mengayunkan langkah keluar kos.

Motor Beat kesayangannya sudah menunggu di tempat parkir. Tampak lebih bersih dari biasanya. Bannya masih memantulkan sisa kilap bekas cucian sore kemarin. Javas menatapnya penuh harap.

“Mohon kerja samanya, jangan mogok lagi ntar ya!” gumamnya sambil mengusap bodi motor itu.

Dengan helm terpasang, ia menyalakan mesin. Suara motor menyala mulus.

“Good boy.” Javas tersenyum bangga.

Ia melajukan Beat-nya perlahan keluar dari area kos. Udara pagi masih sejuk, matahari baru muncul dari balik gedung-gedung rendah. Angin menampar lembut wajahnya, membawa aroma pagi yang membuat degup jantungnya semakin mantap.

...----------------...

Tak jauh berbeda dengan Javas yang bangun kepagian, di rumah sederhana itu seluruh penghuninya juga sudah mulai sibuk. Dapur kecil itu hidup lebih dulu dari ruangan lain, dipenuhi suara gemericik minyak dan aroma bumbu yang perlahan memenuhi udara.

Selena berdiri di depan kompor, rambutnya ia ikat asal dan ujung apron-nya sedikit terlipat, namun gerakannya tetap luwes. Seolah tangan itu sudah hafal betul setiap langkah membuat opor ayam—makanan yang bukan hanya disukai Lala, tetapi juga menjadi comfort food untuk dirinya sendiri.

Aroma bawang goreng yang ditumis berpadu dengan santan, membuat udara pagi terasa lebih hangat. Suara spatula bergesekan dengan wajan seperti ritme yang sudah menjadi musik harian mereka.

Sesekali Selena mencicipi kuahnya dengan sendok kecil. Dia mengernyit sedikit, menambah sejumput garam, lalu mencampurnya.

“Hmm… baru pas,” gumamnya pelan, wajahnya memuaskan.

Dia mematikan kompor minyak itu. Uap tipis masih naik dari wajan, memenuhi dapur dengan aroma yang bisa membuat siapa pun ingin menyendoknya langsung.

Selesai memasak, Selena membuka lemari kecil di sudut dapur, mengambil satu Tupperware berwarna hijau pastel. Ia mengisinya dengan opor ayam dan nasi, tidak terlalu penuh, tidak terlalu sedikit, pas untuk bekal Lala nanti. Aroma santan masih mengepul pelan saat ia menutup wadah itu rapat-rapat.

Setelah memastikan bekal Lala aman, Selena menata piring di meja makan. Biasanya hanya tiga, untuk dirinya, Lala, dan Bibi Arumi. Namun pagi ini, tangannya sempat ragu sebelum mengambil satu piring tambahan. Piring untuk Javas.

Selena meninggalkan dapur sebentar setelah selesai, dia berjalan ke kamar putrinya. Di dalam Kamar, Lala sudah tampak bersiap, seragam pramuka sudah dia kenalan dan sekarang sedang menunggu Bibi Arumi menyelesaikan sisir rambutnya.

Rambut panjang yang tidak terlalu tebal itu dikepang satu, jatuh rapi di bahu kecil Lala. Kepangan itu tampak sangat manis, membuat wajah mungilnya semakin bersinar.

“Sudah selesai, Non. Non Lala sangat cantik,” puji Bibi Arumi sambil tersenyum bangga melihat pantulan gadis kecil itu di cermin besar kamar.

Lala tersipu, mengangkat sedikit bahunya. “Makasih, Bi…”

Selena yang berdiri di belakang mereka menunduk, sejajar dengan mata putrinya. “Anak Mami sangat cantik,” katanya sambil mengusap pipi Lala dengan sayang.

“Makasih, Mami… Mami juga sangat cantik,” balas Lala dan kali ini senyumnya jauh lebih ceria, membuat mata Selena ikut melembut bahagia.

Dengan lembut Selena membantu Lala turun dari kursi. Tangannya otomatis menggenggam tangan putrinya, hangat dan kecil.

...----------------...

Javas menghentikan motornya tepat di depan rumah sederhana itu. Jika beberapa minggu lalu saat pertama kali datang ke alamat ini untuk mengantar paket milik Selena, semuanya tampak penuh drama. Mulai dari GPS menyesatkan, salah titik lokasi, sampai momen paling memalukan ketika dia mengira Selena adalah hantu tetapi pagi ini terasa jauh berbeda.

Cahaya matahari membuat segalanya tampak lebih ramah.

Rumah yang sebelumnya terlihat agak menyeramkan saat malam hari kini memancarkan kesan hangat. Pohon beringin di samping rumah tidak lagi menimbulkan bayangan mencekam, justru terlihat menyejukkan. Terasnya bersih, seperti baru disapu. Halamannya rapi dengan beberapa pot bunga yang tampak segar, seakan baru saja disiram.

Javas melirik ke arah lain, memastikan rasa penasarannya.makam yang dia lihat tempo hari ternyata hanya empat, bukan pemakaman umum seperti perkiraannya.

Saat Javas masih melirik halaman rumah, pintu sederhana itu terbuka perlahan. Di ambang pintu, tampak Lala yang sudah rapi dengan seragam pramuka dan kepang yang manis, serta Selena yang berdiri di belakangnya sambil memegang gagang pintu.

“Papi…!”

Panggilan riang itu membuat pagi Javas seketika beralih. Lala berlari kecil menuju motor tanpa pikir panjang.

Javas buru-buru turun. Langkahnya refleks dipercepat, seolah takut Lala jatuh lagi seperti kemarin. Dia mencondongkan tubuh, mengulurkan tangan, lalu menggenggam tangan mungil itu dengan lembut.

“Papi sangat tampan…”

Lala menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, ekspresi polos itu membuat Javas nyaris tertawa.

Javas tersenyum lebar, jelas puas dipuji oleh anak kecil yang sangat dia sayangi.

“Lala juga cantik banget. Siapa yang kepang-in rambutnya, hm?”

“Bibi, Pi.”

Dari depan pintu, Selena memperhatikan interaksi kecil itu. Mata wanita itu melembut tanpa ia sadari. Sudut bibirnya terangkat tipis, senyum yang hanya muncul ketika melihat Lala bahagia… dan entah kenapa akhir-akhir ini, juga ketika melihat Javas.

“Selamat pagi, Mami…” Sapa Javas yang kini sudah berdiri berhadapan dengan Selena, dia mengedipkan sebelah matanya, jelas tidak menyia-nyiakan waktu untuk sekedar menggoda wanita cantik itu.

Selena tersipu sekejap. Ada jeda kecil sebelum dia menjawab, seakan butuh waktu untuk menarik napas dulu.

“Pagi, Javas. Silakan masuk dulu… kita sarapan bersama.”

Javas mengangguk, masih menggenggam tangan Lala, lalu mengikuti keduanya masuk ke dalam rumah yang pagi ini terasa jauh lebih hangat dari biasanya.

Sarapan pagi di meja makan sederhana tampak begitu hangat. Selain rasa masakan yang enak, celotehan ruang Lala menambah kesan bahagianya. Tidak pernah Javas sesuka ini sama sarapan pagi, sungguh sesuatu yang dia harapkan. Andai waktu bisa di perlambat, ingin sekali Javas menjedanya dan duduk lebih lama di sini.

Selesai makan, Javas bersiap untuk mengantar Lala.

"Kami pamit ke sekolah dulu ya, Mami." ujarnya sudah terbiasa, dan Selena tidak lagi protes apapun karena percuma saja, semua suka-suka Javas.

Selena mengantar keduanya ke depan, mengendong tubuh mungil Lala untuk naik ke jok motor.

"Peluk Papinya, sayang!" tukas Javas, dan Lala memeluk pinggangnya erat.

"Mami, Lala ke sekolah dulu ya..."

"Iya, sayang. baik-baik sekolahnya. Jav, hati-hati bawa motornya ya, pelan-pelan saja!" pesan Selena di iyakan sama cowok itu. Motor Javas perlahan keluar, meninggalkan area rumah menyusuri gang di sana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Cibby
yuk jadian yuk🤭
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
pepet terus mas, gpp kaku tangan demi cinta🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: gini banget pepet janda🤣🤣
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
bagusss cerita nya thor ada lucu lucunya 🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Terima kasih kak🥰🥰
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
cinta dengan tulis ya javes
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
ada ada aja😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
🤣🤣🤣🤣🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
yang lagi viral skg namanya mas🤣 menguasai 3 negara, Indonesia korea n malaysia🤣😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: iy thor🤭
total 2 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gubrak🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
wkwkwkwkwk... anterin aja ke alamat pertama mas kurir🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
mampir thor 🤣🤣🤣🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduhh, jangan jadi pebinor Javas🤣🤣, tpi klau statusnya janda, ya lain lagi🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥: waduhhh, seketika bulu kuduk ku berdiri😬😬
total 2 replies
Lola Maulia
🥰🥰🥰🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Makasih kak🥰
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍👌
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Efy
curahan hati kang Kurir paket,ya ampun disaat costumer nungguin lama ternyata kang paket juga berharap cepat sampe ke tuannya,tapi si gogle map masih ngerjain muter-muter alamat rumah nya😄
Efy: ya ampun,iya juga y😅
total 3 replies
Va🍃🍂
emang si Javas plek ketiplek sama bapaknya🤣🤣😭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ya kan, emang jiplakan bapaknya🤣
total 1 replies
Cibby
Jule.., autor juga tidak ketinggalan ya🤭🤭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: 🤣🤣🤣ya memanfaatkan
total 1 replies
Tulisan_nic
plus racun ya,mau?🤣🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: Ya jangan dong, kasian mbak Selena Jandanya berkelanjutan kalau akuu di racun😭
total 1 replies
Tulisan_nic
gundulmu iku🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ampun kak🤣🙏
total 1 replies
Tulisan_nic
adalah,ada hati yang mulai berbunga-bunga 👻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!