NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:40.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Gazebo Perekat Suasana

Denzzel Lambert memandang teduh ke arah Amrita Blanco saat keduanya berdansa bersama di dalam gazebo.

Suasana di gazebo terasa syahdu saat alunan musik mengiringi tarian dansa mereka.

Denzzel terus menatap ke dalam kedua mata Amrita, dia membimbing Amrita dengan begitu sabarnya.

Tarian dansa milik mereka sangat menghibur setiap tamu undangan yang hadir di pesta pernikahan mereka.

Tak jemu-jemunya tamu undangan memandang ke arah Denzzel dan Amrita bak pasangan raja dan ratu di negeri dongeng.

Pemandangan gazebo yang disulap begitu cantiknya sehingga sulit membedakan antara negeri dongeng dengan dunia nyata, telah membuat semua orang terkesima.

Denzzel menari bersama Amrita di dalam gazebo sepanjang alunan musik yang mengiringi tarian dansa mereka.

Amrita mulai mahir mengikuti gerakan tarian dansa milik Denzzel.

Semua tamu di pesta pernikahan Amrita dan Denzzel terpesona dengan penampilan kedua pasangan pengantin yang sangat menarik.

Denzzel memandang Amrita dengan tatapan teduh.

Sorot matanya mengandung arti yang begitu dalam saat melihat Amrita yang menjadi istrinya kini.

Muzik mulai terdengar pelan dan sayup-sayup menghilang dari gazebo.

Tarian dansa milik Denzzel dan Amrita terhenti setelah musik berakhir mengiringi mereka.

Dari arah tamu undangan terdengar sorak tepuk tangan yang begitu meriahnya ketika tarian dansa milik kedua pasangan pengantin usai.

Denzzel melambai pelan ke arah semua tamu, menyapa mereka dengan begitu ramahnya atas perhatian mereka semua terhadap penampilannya dan Amrita.

Namun tidak untuk Amrita sebab pernikahannya ini begitu menyiksa dirinya sehingga dia sulit sekali merasa senang.

Denzzel menarik lembut pinggang Amrita, menoleh sejenak ke arah perempuan berparas menawan itu lalu mengangkat tangan Amrita ke atas seperti melambai.

"Tersenyumlah sedikit kepada semua tamu meski hatimu tidak menginginkannya, cobalah menghargai mereka", bisik Denzzel.

"Oh, iya...", sahut Amrita dengan senyum terpaksa.

"Demi menghadiri pernikahan kita, mereka meluangkan waktu untuk datang ke Asyer Estate meski mereka sangat sibuk", ucap Denzzel.

"Tapi ini bukan keinginanku dan mereka adalah tamumu", sahut Amrita.

"Dan sekarang mereka adalah tamumu juga karena kau telah resmi menjadi istriku, Amrita", kata Denzzel.

"Kau bisa-bisanya bercanda...", sahut Amrita.

"Aku tidak sedang bercanda saat ini", sahut Denzzel dengan suara paraunya.

"Begitupun aku, tidak bercanda denganmu", kata Amrita.

"Kau sangat lucu, seharusnya kau tahu kita telah resmi menikah dan menjadi suami-istri sekarang ini", ucap Denzzel.

"Dalam masa percobaan tiga bulan, tapi baiklah, aku akan mengikuti semua permintaanmu", kata Amrita.

"Sungguh kau mengatakan dengan serius, dan kurasa kau yang sedang bercanda", ucap Denzzel.

"Itu tidak benar...", sahut Amrita.

"Kita masih harus menyambut mereka dengan ramahnya karena kita adalah tuan rumah di acara ini", kata Denzzel.

"Aku bukan pemiliknya...", sahut Amrita.

"Tapi kau adalah istriku sekarang", ucap Denzzel.

"Sesuai kemauanmu", kata Amrita.

"Baiklah, kau menang untuk saat ini", ucap Denzzel.

"Aku suka kau mengakui kekalahanmu", kata Amrita.

''Kuharap kau akan menyukaiku juga", ucap Denzzel.

"Semoga saja...", kata Amrita.

Denzzel mengeratkan pelukannya pada pinggang Amrita sembari menatap ke arah tamu-tamu undangan dari arah gazebo.

Acara berlangsung dengan perjamuan hidangan makanan untuk para tamu undangan, semua tamu dijamu oleh makanan-makanan terlezat di pesta ini.

Denzzel terlihat puas ketika semua tamu merasa senang dengan jamuan hidangan makan di acara pesta miliknya.

Seorang pelayan datang ke gazebo dengan membawa kereta makanan untuk kedua pengantin itu.

"Hidangannya telah siap disajikan untuk anda, tuan dan nyonya...", ucap pelayan itu sembari mendorong kereta ke arah meja yang tersedia di dalam gazebo.

"Terimakasih...", sahut Denzzel.

"Silahkan menikmatinya !" kata pelayan itu lalu meletakkan hidangan makan ke atas meja.

"Apa anda menginginkan saya untuk menuangkan minuman ini ?" ucap pelayan yang membawa sebotol minuman.

"Boleh, tolong tuangkan untuk kami !" sahut Amrita seraya menyodorkan gelas minuman kepada pelayan itu.

"Tidak baik minum selagi perutmu kosong, makanlah dulu hidangan ini baru kau boleh meminumnya, Amrita", kata Denzzel.

"Ada aturannya..., tidakkan...", sahut Amrita seraya meminum.

"Perutmu akan kembung dan mual jika diisi oleh minuman...", kata Denzzel.

"Tapi sudah terlambat sekarang", sahut Amrita lalu menegak habis minumannya.

"Hmmm...", hela nafas Denzzel saat dia melihat Amrita menghabiskan segelas minumannya.

"Apa anda mau makan sekarang, nyonya ?" tawar pelayan.

"Ya, aku mau", sahut Amrita.

"Kami akan mempersiapkan menu hidangan yang biasa dihidangkan saat pesta pernikahan dan ini merupakan tradisi di setiap acara perjamuan nikah dalam keluarga Lambert", kata pelayan.

Amrita melirik ke arah Denzzel tanpa berkata-kata.

"Tradisi ini telah turun temurun ke setiap generasi ke generasi dan menjadi budaya dalam keluarga Lambert", terang pelayan saat menghidangkan menu makanan untuk Amrita dan Denzzel.

Pelayan meletakkan menu andalan ke atas piring saji milik Amrita setelah dia melayani Denzzel.

"Hidangan ini adalah hidangan domba dengan mashed potato yang diambil dari daging domba pilihan dan biasa dihidangkan di setiap acara pernikahan dalam tradisi keluarga Lambert", kata pelayan.

"Kuyakin ini sangat lezat jika tercium dari aromanya", ucap Amrita.

"Semoga anda menyukainya karena hidangan ini adalah teristimewa di setiap acara pernikahan", kata pelayan.

"Hmmm, yah...", sahut Amrita.

"Silahkan dinikmati hidangannya !" kata pelayan lalu beranjak pergi dari meja makan ke luar gazebo.

Dua orang pelayan berjalan pergi setelah menghidangkan menu makanan untuk Amrita dan Denzzel, mereka meninggalkan satu penuh kereta berisi hidangan pesta buat pasangan pengantin itu.

Denzzel hanya terdiam sembari menikmati hidangan makanannya tanpa berkata apa-apa sedangkan Amrita memperhatikan ke arah Denzzel.

"Kau sangat suka daging domba, apakah ini menu favoritmu ?" tanya Amrita.

"Hmm..., yeah...", sahut Denzzel.

"Tapi aku tidak terlalu suka dengan domba karena berlemak", kata Amrita.

"Kau punya tanah perkebunan semestinya kau juga memelihara domba disana", sahut Denzzel.

"Ayah tidak memelihara domba di kebun kami", kata Amrita.

"Kenapa ?" tanya Denzzel.

"Karena hewan-hewan itu pengganggu", sahut Amrita.

"Oh, iya ?!" ucap Denzzel. "Sangat disayangkan jika hal itu sampai terlewatkan karena biasanya kebun selalu ada domba untuk menjaganya...", sambungnya.

"Mungkin untuk perkebunan lainnya", sahut Amrita.

"Sebab itulah perkebunan kalian tidak memiliki uang pemasukan tambahan jika kalian mau memelihara domba maka kurasa kalian akan untung ganda", kata Denzzel.

"Kami tidak terfokus pada pemeliharaan domba", sahut Amrita.

"Aku akan menambahkan domba di perkebunan Luhan setelah aku melihat kesana", kata Denzzel.

"Benarkah, kau akan melihatnya ?" tanya Amrita terlihat antusias.

"Ya, mungkin", sahut Denzzel.

"Oh...", ucap Amrita lalu murung.

Denzzel melirik ke arah Amrita seraya memperhatikan perubahan roman muka istrinya dari arah sisi meja makan.

"Kenapa kau ingin aku kesana, jika aku datang ke tanah perkebunan Luhan maka kau akan menyukaiku, begitu ?" tanya Denzzel.

"Setidaknya kau menaruh perhatian terhadap masalah perkebunan Luhan", sahut Amrita.

"Semua masalah tidak bisa disama ratakan dengan satu masalah karena satu masalah beda masalah dengan lainnya, kau mengerti hal yang kukatakan ini, Amrita", kata Denzzel.

"Tidak...", sahut Amrita.

"Kalau begitu habiskan saja makananmu karena terlalu banyak bicara saat makan akan tersedak dan itu tidak baik menurutku", ucap Denzzel.

"Terimakasih telah mengingatkan...", kata Amrita.

"Sama-sama, Amrita...", sahut Denzzel.

Amrita kembali menikmati makanannya tanpa berbicara lagi kepada Denzzel, dia mulai menaruh minat pada kelezatan daging domba sebagai pilihan seleranya sekarang ini yang sebelumnya dia tidak pernah mencicipinya.

1
Skyweer Skyweer
up
Anonymous
ketertarikan /Kiss/
Anonymous
fine
Anonymous
up....
Andina Spencer
damn i love you...
Andina Spencer
romantic always...
Andina Spencer
not bad...
Andina Spencer
up...
Bianca Nadia
dia juga bisa dansa
Bianca Nadia
jadi keinget sama film runway bride
Bianca Nadia
semangat amrita
Bianca Nadia
lanjut....
Bianca Nadia
misteri dibalik topeng
Bianca Nadia
semangat pagi thor
Bianca Nadia
pergi ke ibukota mencari harapan
Bianca Nadia
seru nih bakalan ceritanya 🍒
Tamara Black
lanjut...
Andina Spencer
goes 💪
Andina Spencer
something stupid that i love you /Rose/
Andina Spencer
romantic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!