NovelToon NovelToon
Miranda Anak Yang Disisihkan

Miranda Anak Yang Disisihkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Cintapertama
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

bagaimana jadinya kalau anak bungsu disisihkan demi anak angkat..itulah yang di alami Miranda..ketiga kaka kandungnya membencinya
ayahnya acuh pada dirinya
ibu tirinya selalu baik hanya di depan orang banyak
semua kasih sayang tumpah pada Lena seorang anak angkat yang diadopsi karena ayah Miranda menabrak dirinya.
bagaimana Miranda menjalani hidupnya?
simak aja guys
karya ke empat saya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

membakar baju pengantin

Keluarga Handoko dijemput oleh orangnya Reza untuk menginap di Hotel Hilton.

Lena tiduran di kasur king size Hotel Hilton kamar VIP sambil memainkan gawainya. Ia melihat foto Rian Baskara yang tampan.

“Kenapa kalian tidak pernah cerita kalau pernah punya hubungan dengan keluarga Baskara. Kalau tahu lebih awal aku akan mendekati Rian Baskara. Aku mau tahu siapa sih wanita yang beruntung menikahi Rian Baskara. Kalau ekonominya setingkat dengan Ayah, aku akan merebutnya,” gumam Lena kesal.

Lena terus menatap foto itu. Perlahan rasa suka berubah menjadi obsesi.

Suasana hotel ramai oleh persiapan pernikahan, termasuk Lusi dan Rudi yang malam ini diberi kamar oleh pihak keluarga Baskara. Lusi dan Rudi benar-benar memastikan kalau acara besok berjalan dengan baik, namun dalam benak mereka masih ada tanda tanya. “Sebenarnya siapa mempelai wanitanya.”

Miranda? Tidak mereka masukkan ke dalam kepala. Video Miranda dan Reza saja sudah cukup membuktikan kalau Miranda akan menikah dengan Reza, bukan dengan Rian.

Jam lima pagi Lena sudah rapi dengan gaun mahal yang dibeli kemarin.

Lena terus menunggu di lobi hotel menunggu kedatangan Miranda.

Ia ditemani Amar dan Amir, tujuannya satu, memberikan gaun murah untuk Miranda dan Miranda harus memakainya.

“Miranda itu sangat takut sama Bang Amar dan Amir. Dia pasti mau mengikutiku,” ucap Lena dalam hati.

Jam lima tiga puluh rombongan Miranda sampai. Miranda terlihat cantik walau dengan gaun sederhana. Lena tahu kalau baju sederhana itu harganya selangit. Lena adalah penggemar barang branded, tangan Lena mengepal marah hanya dengan melihat baju Miranda.

Miranda dikawal lima orang pria tegap dan beberapa penata gaya serta MUA. Mereka tampak berjalan cepat menuju ruang make up yang dijaga banyak bodyguard.

“Gila, kayak putri saja dijaganya. Cuma mau menikah sama tua bangka juga,” celetuk Amar sinis.

“Iya, tapi kenapa Miranda glowing banget ya. Cantik banget dia,” ujar Amir takjub.

“Iya, gue juga baru sadar kalau Miranda cantik sekali. Mungkin dia jelek karena engga ke salon ya,” sahut Amar.

Dan tentu saja hal itu membuat hati Lena panas seperti ada bara dalam dadanya.

“Kak, kita harus ke sana,” ucap Lena sambil menunjuk ruang make up.

“Ok,” jawab Amar dan Amir hampir bersamaan.

Mereka melangkah menuju ruang make up yang tadi dimasuki Miranda dan rombongan.

Di depan ruang make up ada lima pria berjaga dengan pakaian serba hitam. Tubuh mereka tampak kekar, terlihat sebagai orang yang terlatih.

“Maaf, dilarang masuk selain keluarga utama,” ujar pria tegap dengan nada tegas.

“Saya keluarga dari mempelai perempuan. Saya mau menemani Kakak saya,” tutur Lena dengan nada lembut dan sopan.

“Saya minta identitas Anda,” pinta seorang pria lain yang berbicara lebih sopan.

Lena memberikan KTP pada pria tegap itu. Kemudian pria tersebut masuk ke dalam ruangan make up Miranda.

Hampir sepuluh menit menunggu, membuat Lena, Amar, dan Amir gelisah.

“Ok, Mbak silakan masuk,” ucap pria kekar itu sambil mempersilakan.

Lena, Amar, dan Amir masuk ke ruangan make up. Lampu-lampu temaram menyala di bagian belakang, sementara lampu-lampu terang menghadap cermin besar membuat ruangan tampak glamor. Di sana Miranda sedang duduk menghadap cermin, para penata busana mempersiapkan gaun mewah yang menggantung di sampingnya. Melihat gaun itu saja Lena menelan ludah. Jelas sekali harganya ratusan juta, berkali lipat dari gaun yang ia pakai.

Hati Lena memanas. Gigi bergemeretak, tangannya mengepal, sorot matanya tajam. Sementara Amar dan Amir makin takjub melihat Miranda. Terlintas rasa bangga dalam hati mereka, bagaimanapun Miranda adalah adik sedarah.

“Kak Miranda,” panggil Lena dengan suara yang ia lembutkan.

Miranda menoleh lalu memberi kode halus pada para penata rias agar menjauh. Para penata rias segera mundur dengan patuh. Amar dan Amir tertegun, baru kali ini mereka melihat aura berwibawa dari adik bungsu mereka itu.

“Oh, ada apa kalian ke sini. Apa akan menemaniku di sini?” tuturnya lembut namun tegas, tanpa menundukkan kepala seperti biasanya. Biasanya melihat Amar dan Amir saja dia sudah ketakutan, tetapi hari ini Miranda tampak berbeda.

“Kak Miranda, Ayah membelikan baju ini untuk Kakak. Ayah ingin Kakak memakai gaun ini,” ucap Lena sambil menyodorkan kotak yang dibungkus rapi.

“Oh, Ayah perhatian sekali sama aku ya,” jawab Miranda sambil menerima kotak itu.

“Kak Miranda harus memakainya. Ini pilihan Ayah,” tekan Lena.

Miranda membuka kotak itu, lalu tersenyum menyeringai.

“Kak Mili,” panggil Miranda dengan nada dingin.

“Ya, Nyonya,” jawab Mili segera menghampiri.

Amar, Amir, dan Lena terkejut. Perempuan yang dulu datang bersama Reza untuk menagih hutang pada ayahnya kini bersikap sangat sopan pada Miranda.

Miranda mengangkat gaun itu. Warna merah darah, bahan katun biasa, dan motif yang lebih cocok untuk wanita usia enam puluh lima tahun ke atas.

“Tolong bakar gaun ini di hadapan mereka,” perintah Miranda tegas.

“Miranda,” bentak Amar sambil mendekat, “kamu harus memakai gaun itu. Itu pemberian Ayah. Ayah ingin kamu memakai itu.”

“Hey, dasar anak sialan. Beraninya kamu menghina Ayah dengan membakar gaun itu. Kamu harus memakainya. Ini perintah,” ujar Amir tajam.

Miranda hanya menyeringai, tidak gentar sedikit pun.

“Kak Miranda, hargai Ayah. Ayah merasa bersalah karena sudah menjual Kakak,” ujar Lena sambil menekankan kata menjual.

Dada Miranda terasa sesak sebenarnya, tetapi ia menahannya. Ia marah, namun tetap harus elegan.

“Siapa kalian mengaturku. Sejak Ayah menjualku, aku bukan lagi bagian dari kalian. Dan baju jelek ini bahkan tidak pantas untuk aku jadikan kesetku. Sekarang aku punya segalanya. Jangan memberikan barang murahan padaku kalau hidup kalian ingin aman,” tegas Miranda.

“Miranda,” bentak Amar sambil mengepalkan tangan dan melangkah mendekat seperti akan memukul Miranda, seperti biasanya.

“Jika Anda mengambil satu langkah lagi menuju Nyonya Miranda, kami tidak akan bisa menjamin nyawa kalian selamat dari sini. Kami tidak pandang bulu siapa pun jika membahayakan Nyonya Miranda. Lehernya akan kami patahkan,” ujar Mili lantang.

Beberapa bodyguard mendekat. Suasana mendadak mencekam.

“Kak Mili, kenapa lama sekali. Apakah telinga kamu tuli. Cepat bakar baju itu,” ucap Miranda dingin.

Mili tampak gentar. Ia mengeluarkan korek api, lalu menyalakannya dan membakar baju pemberian Lena tepat di depan wajah Lena.

“Kak Miranda,” isak Lena pecah. Ia merasa hancur.

“Miranda, dasar kamu anak sialan. Mulai hari ini jangan pernah anggap aku kakak lagi,” tegas Amar.

“Baiklah, jika memang itu yang kalian inginkan. Aku juga enggan punya kakak bodoh seperti kalian,” balas Miranda tanpa ragu. “Sekarang keluar kalian. Dalam hitungan tiga jika tidak keluar kamar, patahkan leher mereka semua dan buang tubuh mereka dari lantai tiga puluh.”

Suasana memanas. Amar dan Amir ingin marah, tetapi tatapan tajam para bodyguard membuat nyali mereka mengecil. Di sana ada sepuluh pria kekar, semuanya siap bertindak.

“Awas kamu, Miranda. Ini bukan akhir. Aku akan membalas kamu,” ancam Amar.

“Satu… dua…” Miranda mulai menghitung.

Amar dan Amir buru-buru menarik Lena keluar kamar. Lena masih terguncang karena rencananya gagal total. Bukannya Miranda memakai gaun pilihannya, justru gaun itu dibakar tepat di depan wajahnya.

1
partini
super wow mamer 👍👍👍
Kakak ga punya akhlak
Lili Inggrid
lanjut
Ara putri
masih nyimak,
partini
mamer badass,,ajari mantumu biar Badas juga aihhh TK kira sisi lain nya bakal like queen mafia ehhh masih melempem
partini
Rian emang bego
partini
hemmm
Ara putri
udh sedih diawal. tiba bab ini malah gk jadi sedih
Ara putri
aku nangis bacanya tor
partini
love it
partini
pak CEO kalau artis dewasa tuh mereka ada sex scan itu real gaimana mau virgin dihhh ledhoooooooooo Weh weh
partini
sehhh artis lendir man dan Rian bilang itu wajar 🙄🙄🙄🙄 betul" something wrong with his mine CEO mau lobang bekas hee Rian adanya mah beli yg masih segel lah ,,Miranda tunjukan taringmu like queen mafia
partini
🙄🙄🙄🙄 lah siapa kamu bilang tidak sah dasar OON
partini
lah kamu aja ga perduli
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
partini
mama Karin ternyata temennya mama nya Miranda wah 👍👍👍👍
mma Karin be smart dong selangkah di depan dari anak CEO 1/2ons yg masih cinta masalalu nya
partini
biar aja dia nunggu dia kan CEO 1/2 ons 😂😂😂,kalau dia smart bisa cari tau dia di sana ngapain aja tapi itu tidak mungkin
partini
tenyata Miranda polos tapi mematikan 👍👍👍👍👍 very good
partini
za ga takut apa ketahuan bilang bos bloOn tapi betul yg kamu bilang ga ada CEO Smart soal masa lalu BLOON semuheeee best kamu za 👍👍👍👍
partini
wah good job pak Reza nanti minta bonus yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!