NovelToon NovelToon
Hipotermilove

Hipotermilove

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Chicklit
Popularitas:46.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

"Kamu bisa nggak jalan pake mata?!"

Tisya mengerang kesal saat bertabrakan dengan Den yang juga sama terkejutnya jujur aja, dia nggak ada niat sebelumnya buat nabrakin diri pada wanita di depannya itu.

"Biasanya saya jalan pakai kaki Bu. Ya maaf, tapi bukan cuma Bu Tisya aja yang jadi korban di sini, aku juga gitu." Den terus mengusap dadanya yang terhantam tubuh Tisya.

"Masa bodoh! Awas!" Tisya mengibaskan rambutnya ke samping.

"Khodam nya pasti Squidward bestinya Plankton tetangganya Hulk suhunya Angry bird! Galak banget jadi betina!" Keluh Den masih diam di tempat karena masih memungut tas kerjanya yang sempat terjatuh.

"Apa?? Ngomong sekali lagi, kamu ngatain aku apa???" Tisya berbalik memegang lengan Den.

"Ti-ati, nanti jatuh cinta. Nggak usah ngereog mulu kayak gitu kalo ketemu aku. Hipotermilove nanti lama-lama sama ku."
Den sudah pergi, Dan lihat.. Betina itu langsung ngowoh di tempatnya.

Hipotermilove? Apa itu?? Temukan jawabannya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berdiri menantang hujan

"...Tapi kami sudah dekat dari kecil buk, aku yang selalu menemani mas Den. Aku yang selalu ada buat dia.. Ibu juga tau bagaimana dalamnya perasaan ku untuk mas Den.. Aku bersungguh-sungguh menyayanginya Bu.." Risa menangis di dekat Sundari.

"Ibu tau. Namun, semua ini Den lah yang memutuskan Ris. Ibu bisa apa jika hati Den sudah berlabuh pada orang lain."

Ya bisa ngasih restu dong Bu, ah.. Nggak asik banget deh ngomongnya! Dan ternyata, yang 'selalu ada' kalah juga dengan yang 'serba ada'. Yang tiap hari ngechat akan kalah dengan yang selalu bertemu, yang ngingetin makan akan kalah dengan yang ngajakin makan. Mau apa hah? Marah?

Dengan hati hancur lebur, kanjeng rantang eh.. Risa maksudnya pulang jalan kaki ke rumahnya. Meski begitu, dia masih menaruh sedikit harapan agar Den mau berbelas kasih padanya dengan mengantarkannya pulang. Tapi, harapannya yang hanya seujung kuku itu harus raib juga pada akhirnya, karena setelah dia keluar dari teras rumah Den, lelaki itu pun tak ada niatan mengejarnya. Setidaknya memberi sedikit penjelasan, atau apapun itu.. Risa pasti akan maklum jika misalkan Den bilang ucapannya tadi hanya bercanda. Tapi, hingga dirinya sampai rumah pun Den tak ada tanda-tanda ingin menemuinya. Makin ngilu saja hati adek, mas.. Nyuut gitu!

Sebelumnya mereka ngobrol biasa saja, tapi setelah kedatangan Risa membawa rantang berisi pasukan telur balado yang menjadi korban karena berjatuhan tak jadi dimakan, kecanggungan malah menyelimuti pertemuan calon mertua dan menantunya malam ini.

Tak ingin suasana canggung menjadi berlarut-larut, Den mengajak Tisya untuk keluar cari makan. Sundari tidak diajak. Gampang, nanti dibungkus aja kan bisa. Makanannya yang dibungkus, bukan Sundari!

"Mau makan apa Ra?" Tanya Den.

"Kamu nggak ngantuk? Katanya tadi mau tidur." Ini wanita, ditanya malah balik nanya. Mana pertanyaannya jauh banget dari tema.

"Nanti aja. Sekarang makan dulu. Kamu mau makan apa, cantik ku?" Ulang Den.

Mereka mengendarai motor, Den yang minta. Tisya ngikut aja. Toh setelah numpang mandi, dia sudah berganti pakaian dengan kaos dan celana yang ada di mobilnya. Dia selalu membawa baju dobel di mobilnya, sudah jadi kebiasaan.

"Apa aja." Jawab Tisya singkat.

"Kremes genderuwo mau, kuyang bakar? Pepes tuyul? Seblak batu bara?"

"Berhenti sini aja."

"Lho, kenapa? Nggak ada warung makan di sini Ra."

"Turun, biar ku tebas lehermu! Bikin kesel aja bisanya."

Den tertawa. Dia tahu Tisya bercanda, hanya mood nya yang memburuk karena kedatangan Risa tadi.

"Aku nggak ada apa-apa sama dia." Ucap Den memberi penjelasan. Tentu 'dia' yang Den maksud adalah Risa.

"Tapi dia keliatan patah hati banget tadi, ketara banget cinta sama kamu. Aku tau rasanya jadi dia Den, delapan tahun aku kayak dia. Sebodoh itu.. Menunggu orang yang nggak pernah cinta sama aku."

Motor berhenti mendadak. Tisya reflek terdorong ke depan dan memeluk Den saking kagetnya.

"Kalau mau bunuh diri nggak usah ngajak-ngajak!" Pekik Tisya dengan tangan melayang ke punggung Den keras. Ya, Den kena tabok.

Den nggak jawab. Dia memilih diam menatap wajah Tisya yang terlihat kebingungan. Tisya ingin turun dari motor tapi Den menggeleng pelan, memberi isyarat agar Tisya tetap di sana. Ya, terserah lah.. Meski kepalanya penuh dengan pertanyaan. Tapi, dia tetap menuruti cara mainnya Den.

Beberapa saat mereka beradu pandang. Tisya sampai mengalihkan tatapannya pada tempat lain karena merasa sorot mata Den terlalu mengintimidasi. Bisa-bisanya Den membuat Tisya jadi salting gitu.

"Jadi, akhirnya kita makan angin di sini?" Ujar Tisya memulai pembicaraan.

"Ra, kamu masih ada rasa sama pak Abhi?" Tanya Den dengan sorot mata terus memindai pergerakan netra Tisya.

Agak terkejut tapi Tisya langsung menutupi kegugupannya dengan gelengan kepala. "Nggak."

"Pak Abhi emang seperfeck itu Ra, aku aja kagum sama dia. Dia spek dewa di dunia nyata, wajar misalkan kamu masih naruh perasaan ke dia.. Tapi, meski aku kalah dari segi apapun dari nya, aku akan membahagiakan kamu dengan caraku."

Ternyata benar, mendung kelabu sore tadi akan membawa derasnya hujan yang menghantam bumi. Tapi, keadaan tersebut tak dihiraukan keduanya. Mereka saling menatap satu sama lain, sedetik kemudian Den merengkuh Tisya, menempatkan gadis itu ke dalam pelukannya.

Mungkin terbawa suasana, Tisya ikut mengusap punggung Den pelan. Namun tentu hal itu bisa dirasakan oleh Den.

"Maaf, aku nggak bawa mantel tadi.. Basah deh." Den tersenyum. Tangannya mengusap pipi Tisya.

"Mungkin tadi mandi mu kurang bersih jadi semesta nurunin hujan buat bilasin kamu." Kata Tisya terkekeh.

Mata Den jelalatan memindai ke arah bibir ranum yang pernah dia hisap penuh penghayatan, ibu jarinya sudah bergerak di atas ranum pink alami tanpa bisa dia kendalikan.

"Ra.. Boleh?" Tanya Den.

Tahu apa maksud pertanyaan itu, Tisya menimbang beberapa detik apa yang harus dia lakukan. Mengiyakan atau menolak ajakan cipokan di tengah guyuran hujan bareng berondong calon suaminya itu. Namun akhirnya, Tisya mengangguk pelan. Salahnya apa cuma main tempel-tempelan bibir sama Den? toh nggak bikin bibirnya jadi sumbing abis main mut-mutan.

Mendapat persetujuan.. Kepala Den maju, dengan tekat sekuat baja.. Pemuda itu membabat habis apa yang ada dihadapannya. Mau ada angin muson, hujan es balok, petir samber-samberan.. Tak membuat nyali Den gentar. Mumpung ada lawan main diajak bersilat lidah, ya udah.. Gass aja!

Tisya kewalahan mengimbangi jurus maung ngamuk versi Den saat menggempur bibirnya, dia sampai megap-megap berharap Den akan menyudahi ini secepatnya. Nyatanya hingga hujan deras berubah jadi rintikan gerimis tipis-tipis, pagutan itu hanya berjeda sebentar lalu bertaut lagi. Seperti tak ada hari esok untuk cipokan lagi!

"Deeen... Aku.. Laper.."

Suara Tisya membuat Den tersipu karena kengerian yang baru saja dia ciptakan. Apa itu tadi? Bibirnya secara kurang ajar berani mengobrak-abrik bibir Tisya. Masih dengan posisi Tisya duduk di atas motor. Hanya Den yang berdiri, tapi semua itu bisa terjadi dengan sangat lancar! Entah setan mana yang udah merasuki keduanya?

"Iya.. Maaf.."

Suara Den terdengar parau. Suatu dalam dirinya bereaksi tanpa permisi. Berdiri tegak tapi bukan keadilan, ingin menusuk tapi bukan jarum. Jony Jony yes papa di dalam sana bernyanyi riang gembira meski dikurung dan terkena basahnya hujan.

Den bersikap biasa saja di depan Tisya, ya mau gimana lagi.. Si Jony emang gampang tersinggung. Di kasih adegan cipokan kayak barusan jiwa badasnya langsung bangkit meronta-ronta minta ditenangkan. Mau ditenangkan pakai apa, kalau posisi masih ada di jalan seperti ini?

"Ra.."

"Iya."

"Nikahnya bisa dimajuin besok aja nggak?"

"Kenapa emangnya?"

"Punyaku minta pertanggung jawaban Ra."

"Apa'an sih Den, nggak jelas banget!"

"Anu ku ng#ceng!"

"Den!!! Nggak waras kamu ya?!!"

Dengan kesal Tisya mencubit pinggang Den. Nyuuuut..

"Iya iya maaf, sakit banget Ra cubitan mu. Kerasa nyampe ulu hati rasanya. Tadi kalo aku oleng terus kita jatuh, gimana? Nggak jadi kawin kita!"

"Lagian ngeres banget sih! Isi otakmu cuma hal-hal mesum ya!!"

'Mesum gimana, wong itu reaksi wajar kalo dapet rangsangan. Otak suci mu nggak bakal nyampe Ra.. Emang yang kamu butuh itu praktek, nggak cuma teori. Tunggu tanggal mainnya, nanti tak kasih paham gimana konsepnya 'berdiri tegak tapi bukan keadilan' versi mamas mu ini!'

1
Riaaimutt
manut autor ae ben aman
palupi
aku be like: wes diwoco ae opo hasil karyane author, gek dipetek jempol 👍😂😂😂
Rita Ariani
seru, kocak, asli rame ketawa baca ni novel
🍊 NUuyz Leonal
makanya den gak usah banyak komen diem aja
kadang diem aja pasti salah sih depan emak emak yang lagi kesel apalagi ini bumil pasti mood nya naik turun,
🍊 NUuyz Leonal
embuhlah sopo iku di kepin 😅😅
🍊 NUuyz Leonal
di bagian ini asli aku gak paham 😅😅
Dewi kunti
sini tak ajari milih semangka yg benar Ra🤭🤭🤭
Pa Muhsid
den perempuan hamil itu lebih menyeramkan dari pada mak Lampir apa lagi nyi pelet dan mahluk astral lainnya sing sabar yo den baru juga permulaan ngidam
𝐙⃝🦜尺o
salah kalo kamu ngetawain istri den apalagi sang istri lagi hamil muda, sama aja kamu ngajak perang tapi kamu yang dipaksa ngalah
palupi
ho oh. Jarno ae Den.
iku ngunu hp an mumpung nunut wifi 😂
palupi
pokoke yes papa ae Den 😂😂
Khaira Yunizar
menggemaskan. luar biasa.
no 🎸 ve
kapok koe Den 🏃‍♀️
no 🎸 ve
Jiwan, jiwa muda, bada kekar 🏃‍♀️
no 🎸 ve
Jebloskan aja yang dua itu ke penjara, bandit kelas teri 🤣
ᴛᴜɴɢ ᴛᴜɴɢ ᴛᴜɴɢ🎐ᵇᵃˢᵉ
kudu sabar ya kamu den, turutin apa aja kata bumil mah.. daripada si kepin kena sunat wkwkwk
Diandra Kirana
Ras terkuat di bumi yang selalu benar ya wadon...gitu kok berani ngelawan Deeen , apalagi bojomu hamil wisss gak pernah salah dah ..ngguyu thok padahal wis ditahan-tahan kamu dibikin kembung makan semangka epink lha kalo tadi ngakak...kamu bakal disuruh makan semangka sak kebon. Ketoke calon anakmu bakat diktator Den. Tabahkan hatimu...
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
capek² si tisya milih sampai tepuk² berkali tapi putih🤣🤣🤣🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
den 🤣🤣🤣🤣apapun masalah nya si kepin tetap di sebut yaaa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
hasatsk
ternyata semangka pilihan tisya masih putih belum Mateng,pingin ketawa takut di marahin sama tisya.....😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!