Alesia seorang gadis remaja yang baru saja merayakan hari jadinya ya Ke Delapan belas tahun bersama teman - temannya di sebuah bar ternama.
Tidak sengaja terbentur kursi saat tersandung dan langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat alexia sadar dan perlahan membuka matanya.
Dan sangat terkejut setelah melihat sekeliling, karena setelah ia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit.
Yang lebih mengejutkan lagi saat dia tak sengaja melihat kalender yang ada di ruangan itu.
" Apa dua ribu dua puluh lima, bukanlah masih tahun dua ribu dua puluh yang benar saja masa aku pingsan selama itu "
penasaran dengan kisahnya yuk langsung mampir saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama putri01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Pelayanan itu menjawab dengan hati - hati takut salah bicara.
" Benar nyonya, anak kecil bersama tuan Brian tadi adalah putra nyonya dan tuan Brian. Kalau foto pernikahan, bukankah sebelumnya nyonya sendiri yang memerintah kami semua untuk menyingkirkan foto pernikahan itu, dan menyuruh menaruhnya di gudang, jadi kami lakukan makanya sudah tidak ada satupun lagi yang tersisa, semuanya sudah kami simpan di gudang. " ucap pelayanan itu.
Mendengar itu Xia sangat terkejut,
" Apa, saya yang menyuruhnya, jadi benar anak kecil tadi adalah anakku dan Brian, tapi kenapa dia seperti takut begitu padaku, bahkan sampai menanyakan keadaan ku pada Brian tidak langsung padaku. Apakah sebelumnya sifatku sangat buruk padanya, sampai dia ketakutan begitu melihat ku, lalu kenapa aku harus menyuruh kalian menyingkirkan semua foto pernikahan itu, jelaskan semuanya bi " perintah Xia yang begitu sangat penasaran dan sungguh begitu sangat mengejutkannya.
" Maafkan sebelumnya karena saya sudah mengatakan ini nyonya, memang benar sikap anda pada anak anda begitu sangat kasar, bahkan anda selalu marah pada anak itu setiap kali anda bertemu dengannya " ucap pelayanan itu sebentar menghentikan pembicaraannya menarik nafas sebelum melanjutkan kembali.
Xia masih setia mendengarkan demi memuaskan rasa penasarannya.
" Kalau foto pernikahan, nyonya sendiri yang bilang, kalau kekasih nyonya yang bernama Dimas, tidak menyukainya tidak suka melihat foto pernikahan nyonya dengan tuan Brian, maka dari itu nyonya menyingkirkan foto pernikahan itu dan menyuruh menaruh semua foto itu di gudang " kata pelayanan itu lagi.
" Apa, kekasih apa aku selingkuh dengan pria tadi, kenapa bisa begitu haah kenapa aku bisa sebodoh itu " gumam Xia yang terkejut setelah mendengar penjelasannya.
" Maaf sebelumnya nyonya, saya sudah lancang mengatakan itu, tapi memang begitu yang sebenarnya, anda sudah selingkuh dari tuan Brian, bahkan anda lebih menyayangi kekasih anda itu dari pada anak dan suami anda sendiri " ucap pelayanan itu.
" Bahkan sudah beberapa kali anda melakukan upaya bunuh diri dan beberapa kali melukai tubuh anda sendiri agar tuan mau melepaskan dan menceraikan Anda, sampai anda tega menyiksa anak anda sendiri untuk melampiaskan kekesalan anda pada tuan karena tuan Brian masih bersikeras mempertahankan anda dan tidak mau menandatangani surat perceraian itu " ucap pelayanan itu lagi.
Dan itu sungguh membuat Xia sangat syok, Xia sangat terkejut mendengar penjelasan pelayanan itu mengetahui ternyata dirinya di masa depan seperti itu.
" Ya ampun, sebodoh itukan sikapku, kenapa aku bisa melakukan itu " gumam Xia meringis membayangkan dirinya yang bisa sekejam itu.
" Ya sudah cukup bi, untuk saat ini sudah cukup nanti lagi saya akan kembali bertanya kalau saya ingin mengetahuinya " kata Xia yang masih sangat syok.
" Baiklah nyonya, sebaiknya anda istirahat, saya kembali ke belakang dulu, maaf sekali lagi untuk semua perkataan saya nyonya " ucap pelayanan itu yang sebenarnya sangat tidak enak mengatakan itu, tapi mau bagaimana lagi.
" Mm, tidak masalah terimakasih sudah menjelaskannya, saya mau istirahat dulu " ucap Xia yang masih berusaha menenangkan hati dan pikirannya.
" Sama - sama nyonya, bibi permisi " ucap pelayanan itu dan langsung di anggukan Xia.
Setelah mengatakan itu langsung saja pelayanan itu keluar dari kamar utama, meninggalkan Xia sendiri di dalam kamar besarnya itu.
Xia yang berada di dalam kamar masih tidak menyangka dengan sikapnya.
" Kenapa aku bisa sebodoh itu, pantas saja anak itu tadi sangat takut melihatku, bahkan sikap Brian sangat dingin padaku, kalau sebelumnya aku memang sejahat itu. " gumam Xia sambil perlahan merebahkan dirinya di atas tempat tidur itu.
" Lalu apa yang harus aku lakukan, ya kali aku di benci oleh anakku sendiri kan lucu, apalagi itu adalah anakku dan Brian, tidak bisa aku tidak bisa seperti itu " gumam Xia memikirkan semuanya.
" Tadi apa cerai, enak saja pria idaman yang sangat ingin di miliki semua perempuan kampus, dan sekarang ternyata sudah jadi suamiku, akan ku lepaskan, tidak bisa itu tidak boleh terjadi. " ucap Xia lagi sambil memikirkannya.
" Enak saja belum lagi merasakan pacaran dengan pria pujaan, sudah mau cerai saja tidak bisa di biarkan, tidak tidak boleh " kata Xia dengan yakinnya.
" Aku Xia berumur delapan belas tahun, bukan Xia di usia dia puluh tiga tahun, enak saja akan jadi janda hanya untuk memiliki pria yang tidak sebanding tampannya dengan Brian yang menjadi suamiku saat ini, tidak bisa aku akan menjadi diriku ini mulai sekarang, biarkan si bodoh Xia tua itu mati karena hanya ada Xia ini sekarang. " ucap Xia lagi dengan tegasnya.
Kemudian setelah memikirkan panjang, Xia membersihkan dirinya, mandi untuk menyegarkan pikirannya yang masih tidak karuan itu.
Tanpa Xia sadari dari tadi seseorang sudah berdiri di balik pintu dan mendengarkan semua yang Xia katakan, siapa lagi kalau bukan Brian suami Xia saat ini.
" Aku senang mendengarnya Xia, semoga saja kamu tetap seperti ini, dan jika boleh berharap, aku mau kamu yang ini, tidak mau Xia yang tidak berperasaan itu, biarkan Xia itu mati dan di gantikan dengan jiwa Xia yang sekarang ini, karena Xia inilah yang ku inginkan, semoga saja ingatan mu tetap hilang dan akan tetap seperti ini terus " ucap Brian berharap banyak, karena Brian begitu sangat mencintai istrinya itu.
Setelah itu Brian pergi dari depan kamar Xia, yang sebelumnya pernah mereka tempati bersama, kamar pernikahan mereka.
Sebenarnya kehidupan pernikahan mereka sangat bahagia sampai mereka memiliki putra, tapi setelah usia putra mereka berusia dua tahun, Xia hampir mati tertabrak dan langsung di tolong Dimas, sehingga Xia merasa berhutang nyawa pada Dimas.
Setelah itu karena sering bertemu akhirnya Xia malah jatuh cinta pada Dimas dan melupakan cintanya pada Brian bahkan pada putranya sendiri.
Bahkan setelah kehadiran Dimas, rumah tangga Xia dan Brian tidak lagi harmonis karena Xia merasa sudah tidak cinta lagi pada Brian.
Dan berkali-kali meminta cerai dengan berbagai macam cara, tapi karena cinta Brian yang begitu besar pada Xia, pada ibu dari anaknya dan demi anaknya Brian tidak menuruti keinginan Xia.
Brian bersikeras mempertahankan istri dan rumah tangganya itu demi cinta dan demi memberikan keluarga yang utuh untuk anak semata wayang mereka.
Bahkan Brian rela di selingkuhi Xia, berkali-kali Brian memaafkan perbuatan jahat Xia padanya dan anaknya hanya untuk mempertahankan keluarganya.
Dan sekarang disaat Brian sudah menyerah, tidak sanggup lagi menerima sifat Xia yang semakin semena - mena, dan akan menuruti keinginan Xia untuk melepaskannya.
Brian malah di hadapkan dengan perubahan sikap Xia yang malah berbanding terbalik tidak seperti sebelumnya, sebelum Xia mengalami insiden terjatuh di kamar mandi lalu menjadi hilang ingatan.
Antara senang dan juga masih belum percaya, Brian membiarkan saja dulu semuanya, dia akan melihat dulu bagaimana perubahan istrinya, dan setelah itu baru memutuskan akan melanjutkan perceraian atau tidak, semua tergantung bagaimana nantinya saja.
Yang jelas saat ini, Brian juga butuh menenangkan diri terlebih dahulu, sebelum menghadapi perubahan sikap istrinya itu nanti.