NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Hukuman

Antara Cinta Dan Hukuman

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Diam-Diam Cinta / TKP / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Leon Harrington seorang hakim yang tegas dan adil, Namun, ia berselingkuh sehingga membuat tunangannya, Jade Valencia merasa kecewa dan pergi meninggalkan kota kelahirannya.

Setelah berpisah selama lima tahun, Mereka dipertemukan kembali. Namun, situasi mereka berbeda. Leon sebagai Hakim dan Jade sebagai pembunuh yang akan dijatuhkan hukuman mati oleh Leon sendiri.

Akankah hubungan mereka mengalami perubahan setelah pertemuan kembali? Keputusan apa yang akan dilakukan oleh Leon? Apakah ia akan membantu mantan tunangannya atau memilih lepas tangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Terus pantau kasus ini!" perintah Leon, suaranya berat dan penuh tekanan.

Jacob menelan ludah sebelum menjawab, "Tuan, Nona Jade menyerah diri. Kita tidak bisa lagi menolongnya. Membunuh lima orang adalah hukuman mati. Walau mereka adalah pelaku, tapi kematian mereka tidak bisa membuktikan kesalahan yang mereka lakukan semasa hidup!"

Leon mengetukkan jarinya ke meja dengan ritme pelan, pikirannya berputar mencari celah dalam kasus ini.

"Sampaikan pada pihak kepolisian, aku akan ikut campur tangan mengenai kasus ini. Aku ingin periksa sendiri lima jasad itu!" titahnya dengan suara tegas.

Jacob mengangguk cepat, menyadari bahwa perintah tuannya bukan sesuatu yang bisa dibantah. "Baik, Tuan." Dengan segera, ia melangkah keluar ruangan untuk menjalankan instruksi tersebut.

Di sisi lain, di kediaman keluarga Valencia, kesedihan menyelimuti ruangan seperti kabut yang enggan menghilang. Marcus duduk di sofa dengan bahu yang merosot, tatapannya kosong menatap lantai. Sementara itu, Sammy duduk di sampingnya. berusaha menahan perasaan yang berkecamuk.

Suara ketukan pintu terdengar, memecah kesunyian yang mencekam. Seorang pelayan membukakan pintu, dan dua sosok memasuki ruangan dengan langkah mantap. Detektif Kian dan Candy datang dengan wajah serius, membawa kabar yang tidak ingin didengar oleh keluarga ini.

"Saya rasa Anda sudah tahu kejadiannya," ujar Candy dengan nada formal, namun tetap ada nada simpati dalam suaranya. "Tujuan kedatangan kami adalah untuk menyampaikan pesan dari Jade Valencia."

Marcus menghela napas panjang, lalu mengangkat kepalanya menatap kedua detektif itu. Sorot matanya penuh dengan kelelahan dan kemarahan yang tertahan. "Anak itu sangat gegabah," gumamnya. "Dari sejak kecil, dia selalu ceroboh. Melakukan sesuatu tanpa berpikir."

Sammy, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara dengan suara bergetar. Matanya yang sembab akibat menangis kini menatap penuh harap kepada dua orang di hadapannya. "Tolong beritahu kami," katanya dengan nada putus asa. "Apakah... apakah Jade benar-benar membunuh mereka? Jade, walaupun ceroboh dan sulit diatur, tapi sebagai ibunya, aku yakin dia tidak akan tega membunuh orang. Dia bahkan tidak tahan melihat seekor kucing terluka. Begitu melihatnya, dia langsung berlari membawanya ke dokter hewan. Mana mungkin dia sanggup menghabisi lima nyawa manusia?"

Detektif Kian menatapnya sejenak sebelum akhirnya menghela napas. "Jade Valencia telah mengakui perbuatannya," ucapnya pelan namun tegas. "Dia sudah menyerahkan diri. Bukti dan saksi sangat kuat. Persidangan akan digelar minggu depan, dan Anda berdua harus bersiap untuk keputusan hakim."

Sejenak, hanya suara napas berat Marcus dan isakan pelan Sammy yang terdengar. Ruangan itu semakin terasa mencekik.

Candy menatap pasangan suami-istri itu dengan tatapan lembut, namun penuh ketegasan. Ada satu hal lagi yang harus disampaikan, sesuatu yang mungkin akan semakin menghancurkan hati mereka.

"Ada lagi," lanjut Candy, suaranya sedikit melembut. "Jade Valencia ingin menyampaikan sesuatu..."

Marcus dan Sammy menatapnya dengan cemas, menunggu dengan napas tertahan.

"Dia tidak pernah melupakan Jane, kakaknya," ujar Candy dengan hati-hati. "Semasa hidup, Jane adalah kakaknya. Setelah meninggal pun, Jane tetap kakaknya. Oleh karena itu, Jade memutuskan untuk menyusulnya. Karena mereka adalah kembar, dia tidak ingin berpisah dengannya..."

Sejenak, dunia seolah berhenti berputar bagi Marcus dan Sammy. Kata-kata itu menampar mereka dengan keras, menyisakan kehampaan yang begitu dalam.

Sammy menarik napas panjang, suaranya bergetar ketika berbicara. Matanya yang sembab menunjukkan betapa besar duka dan kebingungannya. "Sejak kecil, Jade selalu melawan kami," ucapnya lirih. "Berbeda dengan kakaknya yang lembut dan patuh. Walaupun mereka adalah kembar, sifat mereka begitu berbeda. Jane selalu menjadi kebanggaan kami, sementara Jade... dia sering memberontak. Kami selalu memarahinya, bersikap keras padanya, berharap dia bisa berubah. Tapi meskipun begitu, aku tetap tidak bisa percaya bahwa dia sanggup melakukan hal seperti ini... Apalagi sampai menyakiti dan menghilangkan nyawa seseorang."

Detektif Kian menatap pasangan suami-istri itu dengan sorot mata penuh pertimbangan sebelum akhirnya berbicara. "Pihak keluarga lima korban tidak puas dengan kematian anak mereka," ucapnya hati-hati. "Atas permintaan Jade, kami merahasiakan latar belakang keluarganya."

Sammy mengerutkan kening, sementara Marcus menoleh dengan tatapan curiga. "Jade tidak ingin melibatkan kami?" tanya Marcus, nada suaranya menunjukkan ketidakpercayaan.

Candy mengangguk pelan. "Benar," jawabnya dengan lembut, tetapi tetap tegas. "Jade Valencia meminta kami untuk menyembunyikan latar belakangnya demi melindungi nama baik keluarga ini. Biarlah publik mengenal keluarga Valencia sebagai keluarga korban yang malang. Jangan sampai ada yang tahu bahwa Anda berdua adalah orang tua dari seorang pembunuh. Ini adalah permintaan terakhir dari Jade Valencia."

Hening sejenak.

Marcus menggeram rendah, matanya memerah menahan emosi yang bercampur antara marah, sedih, dan frustasi. Tangannya mengepal begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. "Anak bodoh!" teriaknya, suaranya bergetar oleh kemarahan dan keputusasaan. "Apakah dia mengira Jane akan kembali? Jane sudah tidak ada! Kini, Jade juga harus dihadapkan dengan hukuman berat!"

Tiba-tiba, Marcus bangkit dari sofa, langkahnya tegas penuh tekad. "Aku ingin menemuinya!" serunya, matanya menyala penuh dorongan yang tak terbendung.

Namun, Detektif Kian segera menghalangi langkahnya. Ia menggeleng pelan, tetapi tegas. "Tuan, permintaan Jade adalah untuk tidak bertemu dengan Anda berdua," katanya tanpa basa-basi. "Dia meminta Anda untuk fokus saja pada Nona Jane. Itu yang dia sampaikan."

Marcus terhenti di tempatnya, tubuhnya menegang, seolah kata-kata itu baru saja menghantamnya dengan keras. Sementara Sammy kembali menunduk, menggigit bibirnya untuk menahan isakan yang nyaris pecah.

Marcus menatap kosong ke depan, lalu dengan suara yang lebih lirih, penuh penyesalan, ia berkata, "Aku terlalu keras dan tidak adil padanya..."

Sammy menoleh ke arahnya dengan mata berkaca-kaca.

"Sehingga anak ini semakin terpuruk," lanjut Marcus, suaranya parau. "Dia kehilangan kembarannya, mana mungkin dia bisa menerima kenyataan itu? Lima tahun lalu... andaikan kami tidak mengusirnya... jika saja kami masih membujuknya, mungkin semua ini tidak akan terjadi."

Ia menarik napas dalam, berusaha menelan kepahitan yang kini menghantam hatinya tanpa ampun. "Kami akui... kami kurang perhatian padanya. Kami hanya fokus pada Jane, dan selalu saja mengabaikan Jade."

***

Di dalam penjara yang sunyi dan suram, Jade duduk diam termenung di sudut selnya. Punggungnya bersandar pada tembok dingin, matanya menatap kosong ke lantai beton yang retak. Ruangan yang gelap dan sempit itu terasa semakin menyesakkan, seolah mengingatkannya bahwa kebebasannya telah berakhir.

Langkah berat seorang polisi menggema di sepanjang koridor sebelum akhirnya berhenti tepat di depan selnya. Dengan ekspresi datar, pria itu membuka sedikit jeruji besi dan bersandar di sana.

"Jade Valencia," panggilnya, suaranya terdengar tenang namun penuh arti. "Di luar sana, publik sangat mendukungmu. Mereka menganggapmu sebagai pahlawan karena telah membunuh lima pelaku itu."

Jade tidak bereaksi. Ia tetap dalam posisinya, hanya napasnya yang terdengar sedikit berat.

Polisi itu melanjutkan, "Tapi sayang, meskipun dukungan untukmu besar, hukum tetaplah hukum. Kamu tidak bisa lolos dari hukuman."

"Informasi yang kami dapat, Hakim yang akan memimpin persidangan ini adalah sosok yang dikenal paling adil dan tegas. Namanya Leon Harrington."

Seakan dihantam oleh sesuatu yang tak terlihat, tubuh Jade sedikit menegang. Mata yang semula terpejam kini terbuka perlahan, menyisakan tatapan kosong yang tak bisa diartikan. Nama itu…

Leon Harrington.

Sebuah nama yang begitu akrab di hatinya. Nama pria yang dulu pernah ia cintai sepenuh hati—sekaligus pria yang menghancurkan perasaannya tanpa ampun lima tahun lalu.

Takdir memang kejam.

Kini, ia akan kembali bertemu dengan pria itu. Bukan sebagai kekasih. Bukan sebagai seseorang yang bisa berharap pada cintanya.

Melainkan sebagai seorang terdakwa di bawah pengadilan yang dipimpin oleh lelaki yang pernah mengisi hatinya.

1
Isnanun
Jade di incar
Ecca K.D
lanjut
Rossida Sity
up yg byk thor
Oktalien Paroke
ceritanya seru dan.menegangkan
Myra Myra
semangat thor
Naufal Affiq
lanjut thor
Naufal Affiq
bagus leon,kau sudah mengambil tindakan paling adil untuk jeda
wiemay
akhirnya
Isnanun
ahirnya ya Jade
Naufal Affiq
lanjut thor
wiemay
pesona Leon no kaleng2
Myra Myra
jgn2 Jane tak meninggal maybe orang lain...makin seru
wiemay
bagus
ayo katakan yg sebenarnya
Isnanun
bagus jade semangat demi dirimu sendiri
Myra Myra
bagus jade...nape rasa Ae Jane tak mati...
wiemay
kemungkinan kakak nya jade iri ama dia
Myra Myra
masih penasaran ape yg terjadi dgn kak Ae si jade Ae...
Isnanun
lanjut masih penasaran
Hanizar Nana
bagus sekali
Hanizar Nana
aku pun bertanya tanya ada apakah gerangan dgn kakak jade
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!