Nikmatnya Jadi Pengganti

"Aku setuju!!!" teriak Faye sambil berdiri dari duduknya.

"Duduk Fay." ucap Nyonya Fanny memperingatkan Faye.

Faye pun duduk kembali sambil melempar senyum kepada Danver yang saat ini sedang menatap Faye sambil tersenyum. Padahal saat ini Danver sedang bergumam dalam hati.

Seandainya Danzel benar-benar menikah dengan gadis ini, sudah di pastikan Danzel akan mati muda. gumam Danver dalam hati sambil membayangkan kehidupan rumah tangga Danzel dan Faye dengan sifat mereka yang sangat bertolak belakang.

"Apa kamu sedang bermain-main?" tanya Heino. Heino yang sejak tadi diam akhirnya membuka suaranya.

"Tidak! Saya serius." jawab Danver mantap.

"Jangan gegabah Danver, ini pernikahan Danzel bukan pernikahan mu." bisik Nyonya Cyntia.

Sayangnya Danver tidak memperdulikan kata-kata Mommy-nya.

"Kenapa harus secepat itu? Apa kamu punya sebuah rencana?" tanya Heino dengan tatapan mengintimidasi.

"Kalau yang Anda maksud adalah rencana jahat, maaf saya hanya lah seorang dokter yang hanya memikirkan cara menyembuhkan pasien bukan seorang pebisnis yang memikirkan cara untuk mendapat keuntungan yang banyak." jawab Danver tak ada takut-takutnya dengan keluarga Cyrus yang merupakan seorang pebisnis.

"Menikah minggu depan atau tiga bulan lagi, menurut saya itu sama saja, karena ujung-ujungnya kami tetap menikah. Kecuali, kami diberi waktu untuk saling mengenal dulu dan kalau tidak cocok pernikahan bisa dibatalkan, mungkin saya akan setuju untuk menikah tiga bulan lagi." lanjut Danver.

Tuan Haidi menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya kasar.

"Baiklah, saya setuju kalian menikah Sabtu minggu depan." ucap Tuan Haidi.

"Yes!" Faye kegirangan.

Lagi, lagi Danver hanya tersenyum melihat tingkah Faye.

Sedangkan Tuan Hillario, dia makin mengeraskan rahangnya. Dia sangat marah dengan Danver karena seenaknya menentukan tanggal pernikahan Danzel.

Tapi Tuan Hillario tidak bisa memberitahu Tuan Haidi kalau yang ada di ruangan itu sekarang bukanlah Danzel, anak sulungnya yang memang disukai Faye, melainkan Danver, anak bungsunya.

Setelah sepakat dengan tanggal pernikahan yang diajukan Danver, mereka pun lanjut membicarakan konsep pernikahan. Sudah pasti untuk konsep, semua di serahkan ke Faye, terserah dia mau menikah dengan konsep apa dan dekorasi bagaimana. Dan ternyata, Faye sudah jauh-jauh menghubungi wedding organizer dan mendiskusikan konsep pernikahan yang dia inginkan.

°°°

Setelah kurang lebih dua jam berada di ruang VIP itu dan pembicaraan tentang pernikahan Faye dan Danzel sudah selesai, dua keluarga itu pun keluar dari ruang VIP itu.

Tuan Haidi dan Tuan Adam berjalan di paling depan, lalu dibelakangnya ada Nyonya Fanny dan Nyonya Cyntia dan dibelakang para Mommy, ada Danver dan Faye kemudian di belakang Faye dan Danver ada Heino yang berjalan sendirian tanpa pasangan.

"Mom, Fay ketoilet dulu." izin Faye.

"Um... jangan lama-lama." balas Nyonya Fanny.

"Aku ketoilet dulu yah, hubungi aku kalau sudah sampai rumah." ucap Faye pada Danver dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Danver. Sebelumnya Faye dan Danver sudah bertukar nomor ponsel.

Tadinya Danver mengajukan diri untuk mengantar Faye ke kediaman Cyrus, tapi Heino tidak mengizinkan. Jadi mau tidak mau Danver pulang sendiri dengan mobilnya dan Faye pulang ikut dengan kedua orangtuanya.

Setelah Faye pergi, Heino yang tadinya berjalan di paling belakang langsung mensejajarkan jalannya dengan Danver.

"Temui aku di Next Cafe!" ucap Heino pada Danver sambil mereka berjalan.

Danver mengernyitkan keningnya.

"Sekarang?" tanya Danver.

"Iya." jawab Heino.

"Kenapa? Kamu takut?" tanya Heino.

"Tidak. Untuk apa aku takut." jawab Danver mantap.

Heino hanya memberi lirikan tajam pada Danver.

°°°

Toilet.

Dengan tubuh yang keringat dingin, Faye mengacak-acak isi tas jinjingnya untuk mencari sebuah botol kecil yang berisi obat. Obat untuk penyakit kardiomiopati yang diidapnya.

Baru enam bulan belakangan ini Faye mengetahui kalau dirinya mengidap penyakit kardiomiopati. Keluarga Faye tidak mengetahui kalau putri kesayangan mereka mengidap penyakit ini.

Kardiomiopati sendiri adalah kondisi yang terjadi karena otot jantung mengalami perubahan struktur, baik menebal, kaku, atau berdilatasi, sehingga kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.

"Dimana obat itu, dimana obat itu." monolog Faye dengan suara dan tangan yang gemetaran karena dadanya terasa sesak dan detak jantungnya berdetak dengan cepat.

Sebenarnya sejak di dalam ruang VIP tadi tepatnya saat mereka sedang membicarakan konsep pernikahan, Faye sudah merasakan sesak di dada-nya dan detak jantungnya berdetak sangat cepat. Tapi rasa sakit yang dia rasakan itu dia tahan sekuat mungkin agar orangtuanya tidak tahu tentang penyakitnya.

Setelah botol kecil itu dapat, cepat-cepat Faye membuka botol itu. Tapi karena tangannya gemetaran, dia agak kesulitan membuka penutup botol. Butuh sedikit perjuangan untuk membuka tutup botol. Dan setelah tutup botol terbuka, Faye mengeluarkan satu tablet obat dan langsung memasukkan kedalam mulutnya lalu menggunakan air keran untuk meminum obat itu.

Setelah meminum obat itu, Faye langsung terjongkok lemas di depan wastafel.

"Aku mohon, jangan ambil nyawaku dulu. Aku ingin meninggalkan kenang-kenangan yang indah untuk Mommy dan Daddy ku." lirih Faye sambil menangis.

°°°

Bersambung...