NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:627
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Sore itu ternyata Kefin dan Jimy berniat memancing. Mereka berdiri di bebatuan yang mencuat dari air laut. Berdiri memegang joran seolah pemancing profesional. Verlie meragukan itu.

Verlie hanya duduk di pinggiran pantai yang teduh, udara panas membuatnya malas bergerak. Naja tetap menemaninya meski perhatiannya lebih banyak pada ponselnya.

"Aku belum berterimakasih," ucap Naja setelah sekian lama mereka berdiam diri.

"Untuk?" tanya Verlie.

"Sudah membantuku ke acara resepsi,"

"Tidak perlu, kamu juga sudah mengembalikan ponselku. Maaf untuk foto waktu itu," ucap Verlie.

"Tak apa, kamu masih memikirkan dia?" tanya Naja.

"Iya, sesekali," jawab Verlie jujur mengakui. Mereka kembali terdiam. Memandang ke pantai yang masih ada pengunjung yang berenang atau memancing.

"Ja... Lihat anak itu!" teriak Verlie. Seorang anak melambaikan tangannya seperti meminta tolong. Kefin dan Jimy malah asik bercerita sambil menunggui jorannya.

"Pegang ini!" Naja menyerahkan jam tangan dan bajunya pada Verlie. Verlie meraihnya. Beberapa orang menyadari anak itu meminta tolong, Naja dan dua orang lainnya berlari dan mulai berenang menuju si anak yang hampir tenggelam. Karena tangannya tak lagi menggapai ke permukaaan. Verlie menahan napas melihatnya.

Tak lama kemudian terlihat seseorang telah sampai di sana dan meraih si anak, diikuti oleh Naja. Bersama membawa si anak menuju bibir pantai. Naja menggendong si anak dan membaringkannya di pasir. Lalu mulai memompa dada si anak hingga akhirnya ia memuntahkan air dan terbatuk.

Naja duduk dengan lemas di sisinya, orang-orang mengerumuni si anak dan beberapa penolongnya. Sementara Verlie memberikan air buat Naja yang tampak terengah. Naja menenggak minumannya dan kembali berbaring. Kefin dan Jimy bergabung bersama mereka untuk mengetahui apa yang terjadi. Ternyata si anak mengalami kram kaki saat berenang ditambah arus dibawah sedikit lebih kuat. Hingga ia kehilangan keseimbangan dan tak mampu berenang.

Orangtua si anak yang menangis berkali-kali berterimakasih pada Naja dan dua penolong lainnya. Lalu mereka pamit pulang karena si anak sudah kuat berdiri meski masih terlihat lemas.

"Lemes?" tanya Kefin, Naja mengangguk.

"Ayo kesana! Hangatkan badanmu!" ajak Jimy meraih tangan Naja. Mereka beriringan menuju ke sebuah warung penjual makanan untuk beristirahat sebentar.

Verlie membeli handuk untuk Naja dan memasangnya di badan Naja.

"Terimakasih!" ucap Naja singkat. Verlie mengangguk dan memberikan minuman lagi. Mereka minum dalam diam.

"Kita pulang saja?" tanya Kefin.

"Ya," jawab Naja. Mereka serempak bangkit untuk pulang.

Sampai di rumah, Naja segera mandi dan berganti pakaian. Verlie memasak makan malam untuk mereka semua. Setelah makan malam, mereka mengobrol sambil menonton televisi. Tak lama, Jimy dan Kefin pamit untuk bermain game di kamar.

"Badanmu enakan?" tanya Verlie membuka pembicaraan. Naja mengangguk.

"Terimakasih," ucapnya singkat.

"Untuk?" tanya Verlie.

"Membantuku bahkan membuatkan makan malam untuk kami,"

"Aneh kamu bilang begitu," ucap Verlie sambil terkekeh. Yang ia tahu selama ini Naja sangat sulit untuk berkata banyak dengannya, apalagi menyangkut hal serius.

"Terserah! Kamu tidur di sini malam ini!" perintahnya.

"Tidak bisa Najaaaa, aku besok kuliah," protes Verlie.

"Aku akan mengantarmu,besok," ucapnya.

"Tapi..."

"Pulang sendiri mau?" tanya Naja mendekap tangannya.

"Ck... Ya sudah! Aku ke kamar!" ucap Verlie bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar. Tapi Naja menahan tangannya, Verlie berhenti dan menatap Naja.

"Sebentar!" ucap Naja.

"Apalagi?" tanya Verlie.

Cup

Naja mengecup kening Verlie cepat.

"Apa...?"

"Selamat malam!" ucapnya melambai meninggalkan Verlie yang masih kaget dengan perlakuan Naja. Tiba-tiba menciumnya.

"Lihat apa sih?" tanya Kefin di telinganya. Verlie kaget dan memukuli lengan pria itu.

"Kaget aku! kenapa kamu di sini?" tanya Verlie sambil mengawasi pintu kamar Naja yang sudah tertutup rapat.

"Kamu kenapa lihat kamar Naja? Mau masuk ke sana hmmm?" tanya Kefin sambil tersenyum menggoda.

"Enak saja!" protes Verlie yang jantungnya seketika berdebar. Apa kefin melihatnya bersama Naja? Apa Kefin melihat Naja diam-diam menciumnya?

"Hmmmm... Kamu ada sembunyikan sesuatu?" tanya Kefin curiga.

"Tidak ada! Sudahlah, aku mau tidur!" ucap Verlie dan segera berlari ke kamarnya. Kefin hanya terkekeh melihanya.

Tengah malam, Verlie merasa haus. Ia keluar dari kamar dan ke dapur mengambil minum. Dilihatnya Naja sedang berdiam diri memutar gelasnya di atas meja makan.

"Naja? Kamu ngapain?" tanya Verlie.

"Oh Ver, hanya tidak bisa tidur,"

"Mau kubuatkan sesuatu?" tanya Verlie.

"Kopi saja," jawabnya.

"Malah bikin kamu tidak bisa tidur itu," ucap Verlie.

"Tidak apa,"

"Hmmm... Ya sudah, sebentar!" ucap Verlie meraih gelas, mencampur kopi dan gula lalu menyeduhnya dengan air panas. Ia meletakkan cangkir kopi di atas meja, di hadapan Naja. Lalu ia duduk di samping Naja dan menghirup wangi aroma kopi.

"Kamu kenapa tidak tidur?" tanya Naja.

"Haus," jawab Verlie singkat.

"Masih kepikiran mantanmu?" tanya Naja. Verlie mendengus kesal, pertanyaan itu lagi.

"Kenapa sih harus bertanya tentang itu?" Verlie balik bertanya.

"Hanya bertanya, siapa tahu kamu sudah melupakan dia dan mulai membuka hati," ucap Naja.

"Hmmh aku tidak tahu Ja, malas rasanya membahas mereka yang selalu memojokkanku. Kalau kubilang mau melupakan dia, bagaimana bisa? Sementara berakhirnya hubungan kami malah dilanjutkan hubungan permusuhan," keluh Verlie.

"Apa dia jahat padamu?" tanya Naja penuh rasa khawatir.

"Entahlah, aku malas membahas mereka. Kenapa selalu bertanya tentang kehidupanku? Aku justru penasaran dengan kehidupanmu," ucap Verlie.

"Apa yang menarik dari hidupku? Tak ada yang istimewa, justru kamu lebih menarik,"

"Justru hidupku terlihat biasa saja,"

"Kamu kuat, bukankah bukan hanya kali ini mantanmu itu menyakitimu?" tanya Naja dengan senyum smirk nya

"Bagaimana kamu tahu?" tanya Verlie.

"Mudah saja bagiku mencari tahu," ucap Naja sambil terkekeh senang. Verlie mencebik kesal.

"Kalau nanti kamu jadi pacar pura-puraku lagi mau?" tanya Naja.

"Asal bayarannya oke, kenapa tidak," jawab Verlie cuek.

"Bayaran terus!" protesnya.

"Yaaah gimana yah, buat cantik butuh modal,"

"Memangnya kamu cantik?" tanya Naja lalu meringis kesakitan karena Verlie memukul pahanya.

"Tapi kamu memang cantik kok," ucap Naja akhirnya. Verlie tersenyum mendengar betapa kakunya Naja memuji dirinya. Jika tak tahu sifatnya yang cuek, mungkin dikira pernyataannya itu seperti keterpaksaan.

"But thanks Ja, for everything. Ku pikir kamu, Jimy dan Kefin adalah orang-orang yang mudah memanfaatkan perempuan," ucap Verlie.

"Welcome... Wajah kami terlalu ganteng untuk melakukan kejahatan," ucapnya penuh percaya diri. Verlie hanya tertawa menanggapinya.

Naja bukanlah orang yang sangat dingin. Dia bisa menjadi seseorang yang hangat bila diajak berbicara. Dia juga tulus mengatakan apa yang dia rasa untuk disampaikan ke orang tanpa harus membuat orang tersinggung. Dia memiliki sifat yang lembut dibalik sifat dinginnya. Dia juga begitu jeli dan peduli terhadap sekitarnya. Diam-diam Verlie mengaguminya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!