NovelToon NovelToon
My Husband Is A Werewolf

My Husband Is A Werewolf

Status: tamat
Genre:Tamat / Manusia Serigala
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Karya ini merupakan karya jalur kreatif cinta supranatural

Siluman serigala yang merubah wujudnya menjadi manusia harus melindungi seorang gadis bernama Zora.

Dalam tubuh Zora tertanam pecahan kubah matahari yang apabila kubah itu dipersatukan dengan pecahan yang lain akan memunculkan kekuatan besar yang mampu menyerap energi matahari.

Mampukah Zidan melindungi gadis itu dari kejaran Xeon yang menginginkan pecahan kubah matahari ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan Lawan

Serangan Leo hampir saja mengenai mobil yang Zidan kemudikan. Beruntung Zidan bisa menghindar dengan cepat. Ia membanting stir ke arah kanan setelah itu ia bisa menguasai jalanan seperti sedia kala. Sorotan matanya menatap lurus ke badan jalan. "Dia berhasil menemukanmu." gumamnya lirih.

"Apa itu tadi, Kak!" Zora sedikit takut dengan serangan yang mendadak tadi.

"Itu serangan halilintar. Dia pasti Leo, sang pemburu. Dia datang ke bumi pasti ingin mencari pecahan kubah matahari." sahut Zidan dan terus mengemudi. Ia tahu Leo tengah mengincarnya. Agar tidak memakan banyak korban, Zidan mencari tempat yang jauh dari keramaian. Zidan mengemudikan dengan kecepatan penuh. "Pegangan...!" teriaknya panjang yang ia tujukan pada Zora.

Zora merunduk dan kedua matanya ia pejamkan. Aksi Zidan mengemudi sungguh menegangkan. Hampir saja jantungnya di buat copot. Aksinya yang heroik ini menyita perhatian pengendara lain.

Orang - orang yang berada disekitar juga dikejutkan oleh datangnya sekelompok manusia yang tak bersayap tapi bisa terbang di langit.

Dugaan Zidan benar. Leo mengejar dirinya bersama armadanya yang tak sedikit jumlahnya.

Dan tak jauh dari kota terlihat lahan kosong, segera Zidan menghentikan mobil. Meminta Zora untuk tetap diam dan apa pun yang terjadi tidak diperbolehkan keluar. "Ingat itu Zora, jangan sampai kamu terlihat oleh mereka!" Zidan memperingatkan istrinya.

Zidan hendak beranjak. Zora berteriak memanggil namanya. "Kak Zidan, hati- hati!"

Zidan yang siap dengan semua kekuatannya mengangguk lalu bergegas meladeni Leo.

Leo yang tadinya melayang di udara kini mendarat tepat dimana Zidan berdiri menantangnya.

"Zidan Tamis ksatria penjaga. Nyawamu sungguh beruntung daripada ketiga saudaramu. Apa kamu tahu bagaimana kabar mereka bertiga?"

Kedua mata Zidan membola, terasa hatinya ikut berdenyut pula mendengar tentang ketiga saudaranya. "Mereka berada di mana?"

Leo tertawa lebar, "Bahkan kamu sendiri tak mampu melihatnya, kamu jangan khawatir. Ksatria penjaga yang lain sedang tertidur di penjara piramida. Dan kali ini aku tidak akan membiarkan kamu lolos lagi. Kamu pun akan segera menyusul mereka. Serahkan pecahan kubah matahari itu padaku! Dengan begitu, kamu bisa bertemu dengan ketiga saudaramu. Kamu pasti merindukan mereka bukan? Maka dari itu aku akan mempercepat perjumpaan kalian."

"Jika itu yang menjadi tujuan kamu datang ke bumi, maka aku akan memastikan kamu tidak akan bisa kembali tanpa membawa pecahan kubah matahari itu. Bermimpilah !"

Leo merasa geram, sangat kentara dari kepalan tangannya. "Itu artinya kamu lebih memilih untuk tidak selamat. Serang ...!" teriak Leo panjang pada anak buahnya.

Armada Leo langsung menyerang dan Zidan sudah mempersiapkan serangan.

Satu banding dua puluh meski tidak imbang tapi bagi Zidan itu tidak masalah. Ia bisa mengatasi dengan mudah.

Semua armada Leo tumbang begitu mendapat serangan yang bertubi - tubi dari Zidan.

Zidan tersenyum mengejek. "Berapa pun armada yang kamu kerahkan untuk melawanku akan aku layani dengan senang hati."

Leo meludah udara, "Kamu sangat sombong. Pantas jika semua wanita di kerajaan Phantom tak ada yang mau mendekatimu."

"Terlalu banyak bicara." geram Zidan.

Leo langsung memberikan tendangan yang membabi buta. Zidan dengan tangkas menahan serangan. Sesekali ia juga memberikan pukulan tapi bisa dihindari olehnya.

Leo mengeluarkan tongkat sihirnya lalu bergerak cepat. Kilatan cahaya muncul dari tongkat saktinya.

Zidan sama sekali tak diberi kesempatan untuk menyerang. Ia hanya bisa menghindar. Dan begitu ada kesempatan, Zidan mengeluarkan tongkat saktinya.

Serangan Zidan seolah terbaca oleh musuh. Bahkan musuh menggunakan serangan yang sama dengan yang dimiliki Zidan. Anehnya, bagaimana mereka bisa tahu? Hanya ksatria penjaga yang memiliki kekuatan itu.

Sekian menit kemudian. Terlihat nafas Zidan naik turun. Iya sungguh kewalahan menghadapi Leo.

Di serangan terakhir, tingkat sihirnya patah. Zidan terjerembab mengangsur tanah.

Leo membuka mulutnya tertawa lebar. "Pecundang!" hardiknya dan ia mulai mengangkat tongkat sihirnya dan ia arahkan ke Zidan.

Zidan terancam dalam bahaya.

"Rasakan ini!" teriak Leo.

Zidan menutup mata tak berdaya, energinya sudah terkuras habis. Ia heran, kekuatannya tak sehebat ketika berada di negara Phantom.

Dan disaat Zidan lengah, kesempatan ini diambil oleh Leo untuk melumpuhkan Zidan.

"Tidak ...!" teriak Zora panjang dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng serangan dari Leo.

Tubuh Zora mengudara sambil bercahaya. Kilauan cahaya dari tubuhnya menyerap semua serangan Leo. Kemudian Zora menyerang balik Leo.

Leo terpelanting tubuhnya sejauh hampir 100 meter. Leo mengaduh bahkan sudut bibirnya berdarah. Ia tercengang sesaat. Siapa gadis itu?

Zora menghambur ke arah Zidan. "Kak Zidan, kamu nggak apa-apa kan?" tanyanya khawatir.

"Aku merasa tulang - tulangku patah." Zidan merintih.

Segera Zora bertindak. Mengambil tangan Zidan dan memegangnya. Zora memberikan sedikit energi dari dalam tubuhnya. Seperti aliran listrik yang mengalir.

Zidan merasa tubuhnya segar kembali tak lemah seperti yang tadi. Zidan bangkit dan memasang kuda-kuda. Ia merasakan kedatangan Leo.

Tubuh Leo yang terpelanting jauh tadi kini melayang ke udara lalu mendarat di dekat mereka berdua. Ia menunjuk ke arah Zora.

"Kamu memiliki kekuatan yang besar. Siapa kamu!"

Zidan menarik lengan istrinya agar bersembunyi di belakang tubuhnya.

"Itu bukan urusanmu!"

Leo menyeringai. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Leo memberi komando pada armadanya untuk mundur terlebih dahulu.

Lingkaran hitam muncul di langit. Leo beserta anak buahnya menghilang di sana.

Karena pecahan kubah matahari berada di tubuh manusia, sehingga sulit untuk dideteksi. Tapi, Zora sudah menunjukkan pada musuh kekuatan cahayanya. Itu artinya, Zora dalam masalah besar.

Zidan meneliti keadaan Zora. "Kamu baik - baik saja kan?"

Zora mengangguk, "Aku nggak apa-apa kok!"

Sontak Zidan membawa tubuh Zora dalam dekapan. "Maafkan aku. Aku telah melibatkanmu dalam urusanku. Aku berjanji akan selalu melindungimu."

Zora merasakan pelukan Zidan sangat hangat. Ia menyukai keadaan yang seperti ini. Saat tangan Zidan hendak mengurai pelukannya Zora menahannya.

"Biarkan seperti ini dulu." pinta Zora seraya menenggelamkan wajahnya.

Zidan mengukir senyum dan membiarkan wanitanya seperti ini.

Sekian detik kemudian.

"Mengapa Kak Zidan tadi bisa kalah, apa musuh itu terlalu kuat?"

Zidan bergumam. " Aku sendiri juga heran, kekuatanku di bumi tak sepenuhnya kuat seperti saat aku berada di Phantom." Zidan teringat dengan pesan Nenek Adaro. Bahwa pernah berpesan jika terlalu dekat dengan manusia yang sesungguhnya maka, salah satu wujud dari siluman serigala perlahan akan menghilang. Entah itu silumannya yang menghilang atau sifat manusianya yang hilang. Sebelumnya belum pernah terjadi, jadi nenek Adaro memprediksi saja.

"Apa itu artinya kak Zidan akan pergi meninggalkanku ke negara Phantom agar kekuatan kamu kembali seperti semula?"

Zidan menggeleng cepat. "Jika pun aku pergi, aku akan selalu membawamu. Keberadaanmu adalah kekuatanku."

1
PociPan
wah keren ini kisah tentang sihir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!