Merasuki tubuh Logan, seorang pria lumpuh yang tak berdaya, sang karakter utama diberikan misi oleh sistem untuk membalaskan dendamnya agar ia bisa kembali ke dunia asalnya!
Merasa bahwa dia memiliki orang-orang penting yang menunggunya, sang karakter utama pun menyanggupi misi tersebut dan membalaskan dendam Logan menggantikan dirinya!
Dibantu oleh sistem, Logan pun menapaki jalan balas dendam!
Mampukah sang karakter utama menyelesaikan misi dari sistem dan memenangkan balas dendamnya?
* Karya ini hanya fiksi belaka, jangan meniru adegan apa pun yang ada di dalamnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fat Kitten, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Perkara Mobil
"Bahkan jika itu memang benar adalah mobilmu, lalu apa? Bisakah kamu mengendarainya?"
Bersikap tegas, Elia memberi Logan jawaban seperti itu.
"Oh, jadi menurutmu mobilku bisa bebas digunakan oleh orang lain karena aku sebagai pemiliknya sudah menjadi cacat, begitukah maksudmu?"
"Ya, daripada mobil itu dibiarkan berdebu di garasi, maka akan lebih baik jika itu digunakan oleh adikku, bu ... kan?"
Seolah menyadari kesalahannya, Elia langsung menutup mulutnya sendiri.
Dengan mata yang melebar, Elia melihat Logan tersenyum kepadanya.
"Jadi, kau mengakui bahwa mobilku pada saat ini tengah dikuasai oleh adik iparku tersayang, huh?"
[Ding!! 25.000 poin (+5.000)]
Logan yang melihat istrinya keceplosan, merasa puas di dalam hati.
'Kena kau!'
Hanya dengan memberinya sedikit tekanan, istrinya langsung menjadi gelisah dan salah dalam mengeluarkan kata-kata yang justru membocorkan rahasianya sendiri.
"Aku tidak mau tahu. Pokoknya hari ini juga, suruh adikmu mengembalikan mobilnya padaku dan membayar biaya sewa mobil yang ia pinjam selama ini secara diam-diam."
"Tidak, tidak, tunggu dulu! Memangnya untuk apa kamu meminta mobilmu dikembalikan?! Jangankan menyetir, untuk bangun dari tempat tidurmu saja kamu kesulitan jadi--!"
[Ding!! 25.500 poin (+500)]
[Ding!! 26.000 poin (+500)]
"Apakah aku harus memberitahumu soal apa yang akan aku lakukan pada barang yang kupunya? Kau sendiri bahkan telah menipuku dengan mengatakan kalau mobil itu dijual untuk perawatan kakiku, tetapi nyatanya, mobil itu dipakai oleh adikmu!"
[Ding!! 26.500 poin (+500)]
[Ding!! 27.000 poin (+500)]
"Apakah kamu serius ingin mengungkit itu?! Apakah kamu lupa bahwa selama ini akulah yang bekerja sendirian menghidupi keluarga kita?!"
"Oh, iya? Apakah maksudmu, kau merasa lelah karena mencari penghidupan di perusahaan milik ayahku lewat jalur nepotisme?"
"--?!"
[Ding!! 32.000 poin (+5.000)]
[Ding!! 32.500 poin (+500)]
Ketika Logan menyebutkan hal itu, Elia terkejut sampai ke tulang sumsumnya karena itu artinya, Logan sudah mengetahui bahwa ayah, saudara dan dirinya, telah masuk ke perusahaan milik ayah Logan lewat cara ilegal.
Selama ini, Elia tidak pernah memberi tahu Logan di mana ia bekerja dan Logan juga tidak pernah menanyakan soal hal itu. Inilah yang menyebabkan Elia berpikir bahwa Logan tidak tahu apa-apa mengenai dirinya dan apa yang keluarganya lakukan.
Namun sekarang, nampaknya rahasia keluarga mereka telah diketahui oleh Logan.
'Apakah ini ulah si wanita ular itu?'
Elia mau tak mau mencurigai teman masa kecil Logan yang kerap kali mengunjungi suaminya guna melaporkan hal-hal yang tidak seharusnya Logan ketahui.
"A-Apa? Apa yang baru saja kamu bicarakan...?"
Dengan terbata-bata, Elia mencoba mengelak tuduhan Logan.
Biasanya, setiap kali Elia melakukan ini, Logan akan menyerah dan tidak membahasnya lebih jauh lagi.
Namun, yang tidak Elia ketahui adalah, Logan yang saat ini berada di depannya adalah Logan yang lain, yang tubuhnya telah dirasuki oleh orang dari dunia lain yang dibawa oleh sistem.
Jadi, tentu saja apa yang diharapkannya tidak terjadi.
"Oh, kau ingin bermain pura-pura bodoh sekarang, huh?"
[Ding!! 33.000 poin (+500)]
Logan yang telah paham watak dan perilaku istrinya lewat ingatan yang dilihatnya, tidak tertipu oleh tingkah istrinya tersebut.
"Hentikanlah, itu sudah tidak berguna lagi di mataku. Kau seharusnya merasa bersyukur karena aku mendiamkanmu selama ini."
"Kuh!"
[Ding!! 33.500 poin (+500)]
"Lebih baik kau sampaikan perkataanku pada adikmu untuk mengembalikan mobilnya kepadaku dan membayar biaya sewanya selama ini."
Mengatakan itu, Logan menggerakkan kursi rodanya dan melintas melewati istrinya ke arah dapur.
"Karena jika tidak, aku akan melaporkannya ke polisi sebagai kasus pencurian."
[Ding!! 34.000 poin (+500)]
Membuka kulkas dan mengambil sebotol minuman dari dalamnya, Logan menantikan reaksi macam apa yang akan ditunjukkan oleh istrinya itu.
Menggigit bibirnya sendiri, Elia merasakan emosi yang belum pernah dirasakannya selama ia berurusan dengan Logan.
'Mengapa dia tiba-tiba berubah dengan begitu drastis?'
'Biasanya dia selalu diam saat melihatku.'
'Bahkan meskipun kami berdebat, biasanya dia akan menyerah ketika aku mencoba mengalihkan topiknya.'
'Tapi, mengapa sekarang berbeda?'
Berbagai pertanyaan dan kecurigaan muncul di benak Elia saat dia memikirkan apa yang menyebabkan suaminya tiba-tiba berubah menjadi agresif.
'Mungkinkah wanita itu telah meracuninya lagi?'
'Kali ini, apa yang telah dia beritahukan kepada Logan?'
'Mungkinkah sekarang Logan telah mempercayai kata-kata dari wanita itu?'
Kecurigaan Elia bermuara kepada teman masa kecil Logan yang memang sering melaporkan hal yang tidak-tidak kepadanya.
"Oke, aku akan bilang kepada adikku untuk mengembalikan mobilnya kepadamu."
"Bagus! Memang itulah yang seharusnya kau lakukan!"
Mengangkat botol minumannya tinggi-tinggi, Logan memberi gestur seolah memuji keputusan Elia.
"Cih!"
[Ding!! 34.500 poin (+500)]
Mengambil tasnya, Elia bergegas keluar dari rumah Logan dan pergi entah ke mana meninggalkan putrinya yang seharusnya ia antar ke sekolah.
[Ding!! 35.000 poin (+500)]
Melihat hasil akhir dari perdebatan kedua orang tuanya, Liliana tidak bisa untuk tidak mengeluarkan air mata karena takut akan apa yang terjadi setelahnya.
Kembali ke ruang tengah tempat di mana Liliana sedang sarapan, Logan yang melihat putrinya tengah menangis, tak bisa untuk tidak merasa bersalah karena telah mendebat istrinya di depan anaknya sendiri.
"Cepat habiskan sarapanmu, nanti akan ayah carikan taksi untuk mengantarmu ke sekolah."
"Mhm."
Mengangguk sedih, Liliana lanjut menghabiskan sarapannya.
/Bye-Bye//Cleaver/