Laras tidak pernah kekurangan uang sama sekali,bahkan hidupnya bergelimang harta dan sialnya dia tidak pernah berpacaran dengan lelaki manapun.
Namun kini dia merasa tertantang dengan pemuda tampan yang merasa kehidupannya sama seperti dirinya menurut prasangakanya,bahkan dia menjadikan lelaki tampan itu penghangat ranjangnya.
Sebut saja Laras gila,karena berani membawa seorang lelaki ke rumahnya dan bahkan Laras begitu tertarik dengan lelaki tampan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Malam dimulai dengan keheningan yang damai.Dikamar,Laras duduk dengan menatap Kevin yang masih tidur di sampingnya.
“Aku pikir,dia akan pulang dan ternyata malah ikut tidur di samping aku”pikir Laras.
“Dia tampan”gumam Laras menyentuh wajah Kevin perlahan,bahakan wajah Kevin terpahat sempurna dengan hidungnya yang mancung dan alis yang tebal.
Laras merasa tubuhnya begitu lengket,dia memilih beranjak dari ranjangnya dan membersihkan tubuhnya yang terasa begitu lengket.
“Segarnya”gumam Laras,ketika tubuhnya merasakan aliran air yang begitu segar.
Dia tidak menduga,tidurnya begitu lelap saat berada di dekat Kevin dan bahkan Kevin malah ikut tidur di sampingnya.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya,Laras mengenakan piyama tidurnya dengan santai dan keluar dari kamar mandi dengan handuknya yang masih melilit di atas kepalanya.
“Kemana Kevin”gumam Laras,karena tidak menemukan Kevin di atas ranjang.
Laras yang penasaran,dia berjalan ke arah balkon dan benar saja Kevin berada di kursi sedang fokus dengan tugas mereka yang sempat tertunda.
“Aku pikir,kau pergi kemana”ucap Laras yang menghampiri Kevin.
“Melanjutkan tugas yang tertunda,lagi pula aku harus menyelesaikan tugas ini.Aku tidak ingin mengecewakan Dosen kita,apalagi dia begitu berharap terhadap tugas kita”balas Kevin yang masih fokus dengan laptopnya.
“Kamu tau gak? Aku bosen banget dengan tugas-tugas ini,enaknya sambil ngapain ya biar gak bosen”ucapnya sambil mengetuk-ngetuk meja.
Kevin terasa terganggu dengan ketukan di meja,dia refleks memegang jemari Laras dan menatap Laras dengan serius.
Sejenak dia tertegun dengan penampilan Laras yang selesai mandi,apalagi rambut yang basah di lilit handuk dan piyama tipis yang membentuk tubuhnya membuat dia terpana.
Apalagi,Laras terasa begitu menggoda menurutnya.Terlihat seksi dan menawan,membuat penampilannya semakin enak di pandang dan dia menyukai penampilan seksi Laras saat ini.
Entah setan apa yang merasuki Kevin saat ini,bahkan detik berikutnya bibir mereka sudah saling bersentuhan.Kevin menarik tubuh Laras ke pangkuannya dan merasa Laras sudah menjadi miliknya,sedangkan Laras membiarkan tangan Kevin menjelajahi punggungnya.
Nafas mereka memburu,darah mereka mendidih dan suasana yang hening mendukung mereka.Kevin mencium leher Laras dengan lembut,sementara tangannya meremas pinggul Laras dengan penuh gairah.
Laras memejamkan matanya,membiarkan dirinya larut dengan tindakan Kevin.Dia hanya merasakan sensasi yang di timbulkan Kevin,bahkan tidak perduli dengan hal-hal lain lagi.
Kevin berhenti dan melihat hasil karyanya di leher Laras,dia tidak menduga dirinya begitu agresif terhadap Laras dan bahkan merasa Laras menjadi miliknya.
“Kau menikmatinya?”tanya Kevin menatap Laras dengan tatapan yang sulit di artikan.
Laras saja tidak menduga akan terjadi hal seperti ini,bahkan ini di luar kendalinya dan semua berjalan mengikuti alur keheningan.
“A..aku,tidak tau harus berkata apa”ucap Laras menatap Kevin yang kini sedang menatapnya.
“Kau cantik,bahkan aku mengagumi kecantikan kamu.”
“Sudah malam,apa keluarga kamu tidak mengkhawatirkan kamu?”tanya Laras mengalihkan pembicaraan.
Kevin menghela nafasnya kasar,dia merasa begitu tabu mendengar nama keluarga dan keluarganya sudah tidak ada semenjak ibunya meninggal.
“Kenapa?”tanya Laras menatap Kevin yang begitu enggan membalas pertanyaan darinya.
“Tidak apa,aku harus pergi dan aku berharap tugas kita cepat selesai.”
“Secepat itu?”kejut Laras tanpa sadar.
Kevin mengangkat sebelah alisnya,karena mendengar Laras seperti itu.Dia tersenyum ke arah Laras,seolah Laras tidak mengizinkannya untuk pergi.
“Ada apa? kau tidak ingin aku pergi hem”goda Kevin yang kini melihat wajah Laras memerah.
“Eh...Bukan seperti itu maksud ku.A..Ku,sudahlah lupakan”kata Laras salting di hadapan Kevin.
“Kau menggemaskan”goda Kevin menyelipkan anak rambut di telinga Laras.
Deg...
Degupan jantung Laras begitu cepat,ketika Kevin menyelipkan anak rambutnya dan seketika dirinya merasa dejavu,entah mengapa dirinya merindukan Arkana saat ini.
“Kau memikirkan apa?”tanya Kevin menarik pinggang Laras.
“Hmmm,tidak ada”kata Laras bohong,apalagi mereka begitu dekat saat ini.
Kevin mencium aroma wangi khas Laras,dia merasa candu akan bau Laras dan menatap Laras dengan intens.
“Kau tidak mendorongku untuk menjauh?”tanya Kevin lembut.
“Aku tidak bisa mendorong kamu,entah mengapa semuanya terasa nyaman dan aku heran dengan diriku saat ini.Biasanya,aku tidak ingin berdekatan dengan lelaki dan kau salah satu orang yang bisa dekat dengan ku”kata Laras membalas tatapan Kevin.
“Salah satu?”tanya Kevin bingung.
“Benar,salah satu.Karena selama ini,aku dekat dengan dua lelaki dan salah satunya kamu”balas Laras menatap mata Kevin yang menurutnya begitu teduh.
“Satu lagi?”tanya Kevin penasaran.
“Dia Arkana,sahabat kecilku dan sekarang dia berada di luar negeri.Semenjak dia pergi,aku merasa sendirian dan tidak pernah mendapatkan teman yang tulus.”
“Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?”tanya Kevin makin penasaran dengan cerita Laras.
“Karena aku mendengar percakapan mereka,dimana semuanya terbongkar saat kita bertemu pertama kali”cerita Laras menerawang ke hari saat itu.
“Mereka menyakiti perasaanmu”ucap Kevin mengelus rambut Laras pelan.
“Kau benar,padahal aku selalu mengajak kemanapun mereka ingin pergi dan aku tidak pernah perhitungan dengan mereka.Namun sialnya,mereka hanya memanfaatkan aku dan menganggap aku atm berjalan mereka.Padahal,aku sudah menganggap mereka seperti keluargaku sendiri.”
“Apa ada yang membela kamu?”tanya Kevin tersenyum.
“Ada,tapi aku tidak percaya dengan belaan dia”kata Laras mengeluarkan isi hatinya.
“Kenapa?”tanya Kevin menjadi teman curhat Laras.
“Bukankah,mereka dari golongan yang sama dan membuat aku takut percaya dengan dia.Apalagi,melihat kedekatan mereka dan aku takut terjebak dengan permainan mereka.Bukankah,nantinya aku sendiri yang terluka dan mereka tertawa di atas penderitaanku”ucap Laras panjang lebar.
“Bisa-bisanya kau berasumsi seperti itu,pikiranmu terlalu unik bagiku dan kau sudah salah paham duluan.Tapi,aku tidak menyalahkan mu atas pikiranmu saat ini.Bagaimanapun,kamu tersakiti oleh mereka dan kamu merasa tidak boleh mempercayai mereka lagi untuk saat ini”tutur Kevin terhadap Laras.
“Berarti,aku tidak salah pikir bukan?”tanya Laras menatap Kevin.
“Karena kamu ingin melindungi dirimu sendiri,atas kekecewaan yang kamu dapat sebelumnya dan aku rasa tidak ada salahnya kau berpikir seperti itu”balas Kevin tersenyum.
Laras senang mendengar jawaban Kevin,setidaknya memang dirinya melindungi dirinya sendiri dan dia cukup nyaman bercerita dengan Kevin.
Bahkan mulutnya dengan santai berbincang menceritakan kehidupannya terhadap Kevin,sedangkan Kevin menjadi pendengar setia untuk dirinya.
Laras merasa tenang bercerita dengan Kevin,bahkan Kevin berani berkomentar tentang dirinya dan tidak ada rasa canggung untuk mengomentari apa yang dirinya bicarakan.