NovelToon NovelToon
She'S Become Untouchable

She'S Become Untouchable

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

Amora Tithania Genovieve atau sering di panggil Mora, telah mati karena pembulyan yang di terimanya di sekolah.
Tiba - tiba sosok jiwa bergentayangan yang kebetulan bernama Mora juga, masuk kedalam tubuh Mora yang mati.

Mora yang kembali hidup itu akhirnya bertekad untuk membalaskan dendam atas pembulyan yang di terima oleh Mora yang telah mati, sebelum dia membalaskan dendamnya sendiri.

Akankah orang - orang sadar bahwa Mora bukanlah Mora?? Dan bisakah Mora mendapatkan keadilan atas Mora yang sudah mati?

BACA A GIRL ENTANGLED IN MEMORIES, untuk mengikuti kisah ini dari awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 9. Bukan murid baru.

Mora menatap heran dengan siswa laki - laki di hadapannya yang bernama Brandon itu, saat Mora belum merubah penampilannya dia hanya acuh ketika Mora di rundung bahkan Brandon juga pernah mengatai Mora menggelikan dan jelek.

Tapi apa - apaan sekarang, dia duduk di depannya sembari memakan makanan sisa dirinya makan.

"Apa aku setampan itu sampai kamu terus menatapku?" Brandon berucap, Mora hanya menyunggingkan senyum remeh.

"Narsis, seleraku bukan kamu." Ujar Mora.

'Dasar bocah.' Batin Mora.

Brandon sampai nyaris tersedak mendengarnya. Dia adalah siswa yang di incar oleh banyak siswi sekolah, mereka berlomba - lomba ingin mendekati Brandon tapi gadis di depannya ini langsung menolaknya tajam dan menohok.

"Kamu tahu aku paling terkenal, kan? Bahkan Leah yang selalu mendekati aku saja tidak aku respon." Ujar Brandon.

Mora memperhatikan sekitar ketika Brandon menyebut nama Leah, dan benar.. Leah bermuka asam saat ini.

'Ohh... jadi, mengapa tidak membalas si perundung dengan memanas - manasinya juga? Sekali melempar, si perundung mati dua kali.' Batin Mora.

'Selain itu, aku juga bisa memberi pelajaran anak brandal yang hanya diam melihat Mora di rundung. Anak - anak seperti dia ini, hanya memandang fisik.' Batin Mora.

Mora langsung memasang wajah manis nya dan menatap Brandon.

"Jadi kamu tidak pernah mendekati Leah?" Tanya Mora.

"Menurutmu?" Ucap Brandon.

"Mana aku tahu, kamu kan bad boy juga penindas sama seperti dia." Ujar Mora.

"Aku?? Penindas??" Ucap Brandon menunjuk dirinya sendiri.

"Aku memang bad boy tapi aku bukan penindas okay, aku tidak pernah ikut campur urusan orang." Ujar Brandon, Mora pun tersenyum remeh.

"Jangan lupakan kau pernah mengataiku menggelikan dan jelek." Ucap Mora. Brandon pun menggaruk kepalanya.

Mora sambil melihat sekitarnya yaitu memperhatikan Leah, Leah terlihat sangat kesal saat ini. Mora pun tersenyum smirk melihatnya.

"Tapi kenapa kamu tiba - tiba glow up setelah kejadian hari itu?" Tanya Brandon.

"Karena aku sudah mati." Ujar Mora. Brandon yang mendengar itu hanya terkekeh saja, dia tidak percaya dengan ucapan Mora dan menganggap Mora hanya asal bicara.

"Benar, Mora culun sudah mati dan menjadi glow up." Ujar Brandon.

"Kamu yang bayar, kamu yang menghabiskan makananku." Ujar Mora lalu bangun dari duduknya dan pergi.

"Mora." Panggil Brandon.

Mora pun menengok ke arah Brandon dan Brandon mengerlingkan sebelah matanya pada Mora, semua yang melihat itu langsung terkejut di buatnya. Mora hanya tersenyum singkat lalu pergi dari sana.

'Aku harus mendapatkan Mora.' Batin Brandon.

'Mora sialan, aku harus memberi dia pelajaran.' Batin Leah.

Aby yang mendengar nama Mora di sebut Brandon pun celingukan mencari Mora, dia belum melihat penampilan baru Mora karena dia berangkat lebih dulu ke sekolah.

'Mana Mora?' Batin Aby, masih celingukan.

Mora berjalan menuju ke atap sekolah, dan kini dia berdiri di tempat dimana Mora yang asli kehilangan nyawa karena di keroyok.

'Disini kamu kehilangan nyawa, dan disini juga aku masuk kedalam ragamu.' Batin Mora.

Mora mengeluarkan sesuatu dari balik rompi sekolahnya, itu adalah bunga mawar berwarna merah muda kesukaan Mora yang asli. Mora lantas meletakannya di sana, sebagai tanda penghormatan untuk Mora yang asli.

'Tidak ada yang tahu bahwa kamu telah pergi Mora, beristirahatlah dengan tenang.' Batin Mora.

Mora berbalik dan hendak pergi dari tempat itu tapi tiba - tiba Leah datang dan dengan kekuatan penuh mendorong Mora hingga ketepian dan mencekik Mora.

"Kamu berani mendekati Brandon, hah?!" Ujar Leah penuh emosi.

Mora menahan lehernya dan dirinya agar tidak jatuh dari tepian itu, karena jika dia jatuh maka dia akan mati konyol dua kali.

"Aku tidak akan biarkan siapapun mendekati Brandon, Brandon itu milikku." Ujar Leah.

"Sungguh? Tapi Brandon tidak tertarik denganmu." Mora semakin memancing Leah.

"Mati kau!" Ujar Leah dan semakin menekan Mora.

Mora dengan gerakan cepat memutar keadaan dan memutar tubuhnya, kini Leah yang berada di bawah Mora dengan Mora yang tersenyum smirk.

"Lepas!" Leah mulai ketakutan.

"Kenapa? Takut??" Ujar Mora.

"Kalian, tolong aku." Teriak Leah pada tiga temannya.

Mereka bertiga hendak maju tapi Mora berkata..

"Kalian maju, Leah akan jatuh kebawah." Ujar Mora mengancam.

"Le, gimana??" Rubi panik.

Leah mencoba memberontak tapi nihil, tangan Mora sangat kuat sampai tidak bisa di lepas.

"Coba saja.." Ujar Mora.

"Mora, kamu gila? Jika Leah jatuh kami bisa menjadi saksi bahwa kamu pembunuhnya." Ujar Kyomi.

"Oh, lalu bagaimana jika aku juga menjatuhkan kalian bersama?" Ujar Leah, ketiganya langsung pias.

"Leah, mana kekuatanmu, bukannya biasanya kamu sangat sadis?" Ujar Mora.

"Brengsek!" Leah memberontak.

Mora semakin menekan Leah dan Leah semakin ngeri, bagaimanapun juga itu gedung tiga lantai. Kaki Leah bahkan sudah tidak menapak di lantai yang mana jika Mora melepaskan tangannya, maka Leah bisa langsung terjun.

Tiba - tiba Leah berkaca - kaca seakan hendak menangis, dia benar - benar ketakutan sekarang.

'Oh, akhirnya si perundung ini merasakan takut juga.' Batin Mora.

"Mora! Lepasin Leah, atau aku teriak ke teman - teman di bawah." Ancam Anet.

Mora menarik kembali Leah lalu menghempaskannya hingga menabrak ketiga temannya.

"Le, kamu tidak apa - apa?" Tanya Kyomi.

"Bagaimana rasanya Leah? Apakah akhirnya kamu merasakan rasanya di rundung?" Ujar Mora.

Leah terengah - engah dan air matanya menetes, badannya bahkan bergetar hebat sekarang.

"Setiap hari kamu melakukan itu padaku dulu, kalian berempat selalu memperlakukan aku seperti binatang." Ujar Mora.

"Kalian pikir siapa kalian itu? Bahkan anak raja sekalipun tidak melakukan perundungan, tapi kalian yang hanya bermodalkan latar belakang anak orang kaya, bisa seenaknya melakukan itu pada anak orang lain." Ujar Mora.

Mora mengatakan itu dengan mata berkaca - kaca, mungkin itu efek dari tubuh Mora yang selama ini merasakan sakitnya perlakuan Leah dan teman - temannya.

'Sialan, aku jadi cengeng.' Batin Mora.

Mora tidak melanjutkan aksi melabraknya karena tubuh Mora bereaksi lain, dia rasanya ingin sekali menangis meraung - raung, akhirnya di pergi meninggalkan Leah dan yang lainnya.

"Le, kamu baik - baik saja?" Tanya Rubi.

"Dia Iblis, bagaimana bisa dia tiba - tiba memiliki kekuatan sebesar itu. Dia pasti di rasuki Iblis." Ujar Leah dengan tubuh bergetar.

"Ayo, aku bantu kamu berdiri." Ujar Anet.

"Tidak, aku tidak bisa kemana - kemana." Ujar Leah.

"Kenapa, kalau tidak bisa jalan, kami bisa papah kamu." Ujar Anet.

"Bukan, itu.. sebenarnya aku." Ujar Leah dan menunduk kebawah.

Ketiga temannya mengikuti arah pandang Leah dan ketiganya bersamaan menutup mulut mereka.

"Astaga Le, kamu kencing?" Ujar Kyomi spontan.

Leah memejamkan matanya malu, dalam seumur hidup baru kali ini dia merasakan takut yang teramat sangat. Dan yang lebih memalukan lagi adalah yang membuat dirinya malu adalah orang yang setiap hari dia permalukan, Mora.

"Shut up! Cepat ambilkan aku rok ekstra, aku tunggu disini jangan pakai lama." Ujar Leah menahan malu.

"Okay - okay." Sahut Anet.

Sementara itu, Mora kini sedang duduk di kelas melamun sendirian. Dia menenangkan dirinya setelah kejadian tadi, tapi air matanya tidak berhenti mengalir.

"Come on, Mora.. aku sudah mengambil alih tubuhmu, bisakah kamu melepaskan tubuhmu seutuhnya? Aku berjanji akan memberikan keadilan untukmu." Gumam Mora pada dirinya sendiri.

Mora lantas menghapus air matanya dan menghembuskan kasar nafasnya berulang kali agar dirinya tenang.

Tak lama kelas pun mulai di masuki murid lain, tanda bahwa jam istirahat sudah berakhir. Mora langsung kembali memasang wajah dinginnya.

Sementara di tempat lain..

Seorang pria sedang duduk di ruang kerjanya, jangan pikir dia sedang fokus dengan pekerjaan nya, pria itu hanya sedang menatap sebuah kotak obat kecil berwarna pink di tangannya, Byan.

"Tuan, nyonya dan tuan besar datang." Ujar seorang pria.

Byan belum sempat menaruh kotak obat pink di tangannya, kedua orang tuanya sudah lebih dulu masuk.

Ryn dan Lars sampai di perusahaan putra tunggal mereka itu sambil senyum - senyum melihat putra mereka itu terpergok menyembunyikan sesuatu.

"Ekhem! Apa anak mama sekarang menyukai sesuatu berbau pink?" Ujar Ryn.

"Mama dan papa datang tidak mengabariku." Ujar Byan langsung berdiri dari duduknya.

"Sengaja mengalihkan pembicaraan, sekarang putra kita tidak jujur lagi pada mama, pa." Ryn langsung berakting sedih pada Lars.

"Itu bukan punyaku, mom." Sahut Byan, dengan suara kalah.

"Jadi? Apakah itu punya kekasihmu?" Tanya Ryn dengan antusias.

"Bukan, mom." Sahut Byan.

"Jadi itu punyamu?" Kini Lars yang bersuara.

"Bukan, pa. Intinya itu bukan punyaku juga bukan punya kekasihku." Ujar Byan.

"Oooh... mama mengerti, milik calon kekasihmu?" Ujar Ryn.

"Terserah mama mau menganggapnya bagaimana." Sahut Byan pasrah.

"Akhirnya Tuhan.. Putra semata wayang kami ini akhirnya memiliki calon kekasih." Ryn langsung berucap sukur, sementara Byan hanya menghela nafas pasrah.

"Jadi, kenapa papa dan mama datang? Tumben." Ujar Byan.

"Mama dan papa akan melakukan perjalanan ke luar negeri, dan kedatangan kami adalah untuk berpamitan." Ujar Ryn.

"Okay.. Mama dan papa berangkat kapan?" Tanya Byan.

"Sekarang. Kalau begitu mama dan papa pergi dulu, kamu jaga diri dan.. selamat berjuang mendapatkan gadismu." Ujar Ryn sambil mencubit gemas kedua pipi Byan.

"Good luck, son." Timpal Lars sembari menepuk bahu Byan.

"Astaga.." Byan hanya bisa pasrah saja. Bahkan asisten Byan pun hanya bisa menahan tawa, karena Byan hanya selalu bisa pasrah di depan kedua orang tuanya itu.

Lars dan Ryn pun pergi, dan setelah mereka berdua pergi Byan kembali duduk dan menghela nafas.

"Setelah bertahun - tahun aku hidup, aku tidak pernah sepenasaran itu dengan seseorang. Kalau saja usianya matang mungkin aku tidak sefrustasi ini, tapi dia seorang siswi SMA." Gumam Byan.

"Apa aku akan di katai paman - paman jahat?" Gumam Byan lagi, dengan frustasi.

...TO BE CONTINUED.....

1
>AY<
luar biasa
Ratna Jumillah: Terimakasih banyak sudah baca karya Othor.. 🫰🏻
total 1 replies
Nenk Hasanah
Luar biasa
Nur Bahagia
wahhh tau2 end.. bagus cerita nyaa 🤗🥰 bikin cerita tentang POEm kak Thor 🤗
Nur Bahagia
Lodi si kutub bilang jiaahhh 😅🤭
Nur Bahagia
nama mereka kalo di singkat jadi POEm 🤗🥰
Nur Bahagia
brandon dari dulu masih tetep bocil sifat nya 🤗😅
Nur Bahagia
jangan sampe brandon ditolak lagi kayak wkt sama mora dulu.. bisa kejang2 dia 🤣
Nur Bahagia
anaknya Roco?
Nur Bahagia
wahh bakal seu inii.. Brandon pasti bakal jadi idola di kampus 😁
Nur Bahagia
wahh aku jadi dilema ini.. Sara mendingan sama Lodi apa Ryota yaa 🤔😅
Nur Bahagia
Ryota 🔥 kamu mungkin jodohnya Sara 🤗
Nur Bahagia
ini opsi yg terbaik.. jujur lebih baik meskipun menyakitkan 🥺
Nur Bahagia
brandon auto naksir 🤭
Nur Bahagia
Lodra jadi galak banget ya 🤔
Nur Bahagia
wah cari mati nih orang
Nur Bahagia
lhah emang mereka pada ga tau kalo mora dan byan udah tunangan
Nur Bahagia
sesosok Thor.. masa sebuah 🤭
Nur Bahagia
jangan terlalu menutup hatimu Mora.. kasihan Byan kalo berjuang sendiri
Nur Bahagia
wkwkw 🤣🤣🤣
Nur Bahagia
jangan lupa amankan jantung mu brandon.. takutnya kolaps kalo tau pacarnya mora adalah uncle byan 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!