Raihan dan Syakilla menikah karena perjodohan. Demi mewujudkan amanah orang tua Syakilla yang menitipkan anaknya kepada orang tua Raihan. Padahal saat itu Raihan sudah memiliki kekasih yang bernama Syila.
Raihan tak pernah menjalankan tugasnya sebagai seorang suami yang baik, Raihan kerap membuat Syakilla menangis dengan menyakit hatinya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka dengan adanya orang ketiga di tengah-tengah mereka? Jalan apa yang Syakilla tempuh? Bertahan dengan suami yang tak pernah mencintainya ataukah lebih memilih berpisah dan mencari kebahagiaan sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Suami Istri
Sepertinya Raihan sudah mulai kecanduan dengan tubuh Killa. Semenjak malam itu, dia jadi sulit untuk tidur sendiri. Hingga akhirnya dia menyuruh Killa untuk pindah ke kamarnya.
"Mulai sekarang kita coba jalani rumah tangga pada umumnya, menjadi pasangan suami istri yang tidur satu kamar," ungkap Raihan membuat Killa merasa terkejut mendengarnya.
"Serius kamu? Kamu tak berniat menipu aku 'kan? Semoga apa yang kamu lakukan kepada aku, tulus apa adanya. Bukan karena tujuan lain," sindir Killa. Killa tampak memicingkan matanya, membuat Raihan menelan salivanya.
"Iya, biar kita bisa segera memiliki anak. Kamu 'kan tahu, kalau Ayah sudah ribut terus ingin memiliki cucu. Berarti kita harus lebih kerja keras lagi, agar kamu segera hamil," ujar Raihan.
"Iya, tetapi aku tak suka kalau sekretaris kamu masih berpakaian kurang bahan seperti itu. Nanti yang ada kamu selingkuh dengannya. Jika kamu tak ingin berniat serius sama aku, lebih baik kita tidak memiliki anak. Kasihan jika nantinya anak yang akan menjadi korban. Mungkin, aku masih bisa terima sikap dingin kamu ke aku. Tetapi aku tidak terima, kalau kamu selingkuh. Tak ada artinya mempertahankan rumah tangga yang di dasarkan oleh pengkhianatan," cerocos Killa dan Raihan hanya mengiyakan. Meskipun pada kenyataannya Raihan telah selingkuh.
Raihan tak peduli Killa mengoceh apapun, yang terpenting dirinya bisa menyalurkan hasratnya, saat berjauhan dengan Syila. Dia memilih berbohong agar Killa tak merajuk. Malam ini Raihan berhasil menumpahkan benihnya di rahim Killa kembali.
"Semoga kamu segera hadir di rahim Bunda, Kakek sudah sangat menanti kehadiran kamu," ucap Raihan sambil mengecup perut Killa.
"Kok Kakek sih? Memangnya kamu tak menginginkan anak dari rahim aku?" protes Killa.
"Tentu saja Sayang, itu tak perlu ditanyakan lagi. Kalau ayahnya sih sudah pasti menginginkannya. Tetapi kamu 'kan tahu kalau Ayah yang begitu semangat menginginkan seorang cucu,“ jelas Raihan.
Mereka kini sudah tidur sambil berpelukan. Demi menjaga rahasia hubungannya dengan Syila, Raihan memilih untuk mematikan ponselnya saat di rumah. Agar Killa tak merasa curiga. Tentu saja hal itu membuat Syila semakin kesal. Dia takut kalau Raihan akan berpaling meninggalkan dirinya.
Adzan di ponsel Killa sudah berbunyi, tanda waktu sholat subuh. Killa tampak tersenyum melirik ke arah suaminya yang masih tertidur pulas. Terlihat begitu teduh, tanpa beban.
"Semoga apa yang kamu lakukan kepada aku, benar-benar tulus bukan sebuah rencana agar aku mau memberikan kamu seorang anak," doa yang Killa panjatkan. Berharap suaminya benar-benar mencintainya.
Killa mengangkat tangan suaminya yang melingkar di tubuhnya, yang menghalangi dirinya untuk turun.
"Mau kemana?" tanya Raihan dengan suara khas bangun tidur.
"Aku harus segera mandi wajib dan sholat. Ayo bangun! Kita sholat berjamaah!" ajak Killa.
"Sekali dulu yuk! Pagi begini enak. Lihat milikku sudah bangun," rayu Raihan.
"Sholat dulu, nanti kalau mau lagi gampang," sahut Killa. Membuat Raihan tak berkutik.
Akhirnya Raihan melepaskan pelukannya, memberikan kesempatan kepada Killa untuk sholat. Sedangkan dia memilih untuk tidur kembali. Killa baru saja selesai mandi dan sholat. Dia berniat untuk membangunkan Raihan.
Setelah suaminya bangun, Killa bergegas ke dapur untuk membuat sarapan untuk mereka sarapan. Nasi goreng seafood dan telur mata sapi sudah tersedia di meja makan, dan hanya menunggu Raihan turun untuk makan bersama.
Mereka tampak menikmati makan bersama, Killa melayani suaminya dengan telaten. Layaknya seorang istri yang melayani suaminya.
"Em, enak masakan kamu," puji Raihan. Tentu saja Killa merasa senang, karena mendapatkan pujian dari suaminya, Raihan juga menunjukkan kalau dia memang suka makanan yang dibuat Killa.
Setelah selesai makan, Killa mengantarkan Raihan hingga Raihan naik ke mobil. Tak lupa sebelumnya, dia sempat mencium tangan suaminya, sebelum suaminya berangkat. Raihan juga mencium kening istrinya, layaknya seorang suami yang begitu mencintai istrinya.
"Selamat bekerja suamiku tersayang," ucap Killa dan Raihan menganggukkan kepalanya. Mobil yang membawa Killa sudah pergi meninggalkan perusahaan suaminya.
Abaikan perasaan Raihan...biar dia merasakan akibat perbuatannya selama ini terhadap killa...
hayyuk thor..lanjut...
okay...lanjut thor....
begitu juga perasaan killa saat kau menolaknya dulu.. impas yaaa..
ga sabar mau lihat dimas menikah sama killa..
menjemput bahagia tdk harus kembali bersama mantan...apalagi mantan yg suka selingkuh dan celap celup.. menjijikkan...
puas aku thor...jngn kasih Raihan balikan sama killa thor...
thor..bikin raihan menderita sampai pembaca puas ya...please../Pray/
selingkuh itu sprti penyakit yg ga ada obat..
dasar lelaki bejat ga tau malu...
biar makin panas tuh si mantan...jngn ada kata balikqn sama mqntan ya thor...ga rela killa mendeeita lagi dan lagi...biar killa bahagia sama dimas aja...