Pernikahan selama sepuluh tahun tidak bisa membuat dirinya mengandung walaupun dengan melakukan inseminasi buatan.
Karena keluarga suami yang menginginkan ahli waris akhirnya menyingkirkan dirinya dengan memberikannya sebuah perusahaan sebagai kompensasi perceraiannya dengan sang suami.
Bagaimana kelanjutan hidupnya setelah diceraikan oleh suaminya?
Apakah Nikita menemukan kembali cinta dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Chapter 9
Antara butuh dan benci, itulah dua kata yang sedang berkecamuk di dalam benak Nikita saat ini. Menjaga harga diri ataukah mengobralnya begitu murah dihadapan lelaki yang telah menitipkan benih cinta dalam rahimnya kini.
Akal sehatnya ingin mempertahankan harga dirinya sebagai seorang wanita terhormat, tapi apa daya tubuhnya tidak munafik karena yang lebih ia butuhkan saat ini adalah belaian seorang pria yang bisa memberikan nafkah batin yang sangat dirindukannya.
Kenzo membuka paksa busana Nikita dengan kasar hingga kancing blazer yang dipakai Nikita akhirnya putus. Begitu pula dengan tangan Nikita yang berusaha mencari sesuatu yang bisa ia pegang untuk mengimbangi permainan Kenzo yang saat ini sudah mendapatkan miliknya.
Tubuh mulus Nikita kini terekspos begitu menggiurkan di atas kasur empuk nan luas itu. Jari jemarinya Kenzo menari lembut menyentuh bagian dalam milik Nikita yang sudah nampak basah.
Jari itu makin bergerak dengan kasar hingga Nikita melolong menikmati gairah yang makin menggetarkan jiwanya.
Hanya dengan jari saja, Kenzo sudah membuat Nikita mati lemas karena kenikmatan.
"Kamu merindukan sentuhan ini bukan?" Kamu ingin aku mengulanginya lagi, seperti malam itu?" Kenzo berbisik nakal mempermainkan hari Nikita.
Nikita yang merasa sangat membutuhkan sentuhan itu hanya mengangguk dan mengiyakan pertanyaan Kenzo bahkan sedikit menghiba pada tuan tampan ini.
Nikita, Apakah hanya ini yang kamu butuhkan dariku?" Kenzo makin membuat Nikita mabuk kepayang.
Sekarang Kenzo sudah merenggangkan dua paha mulus itu, siap menerjang tubuh Nikita melalui lidahnya yang sudah mendapatkan benda kenyal nan imut yang akan menjadi loli popnya kali ini.
"Ahhkkkkk, Kenzo!" Nikita berusaha menghentikan aksi gila Kenzo yang tidak mau menjauhkan wajahnya dari milik Nikita.
"Kenzo, ampun sayang!" Teriak Nikita sambil menggeliat nikmat.
Alih-alih melepaskan milik wanitanya, Kenzo lebih memperdalam hisapannya hingga membuat Nikita menjerit histeris.
Antara ngilu dan nikmat yang dirasakan Nikita saat ini. Sepertinya Nikita tidak ingin di siksa Kenzo begitu saja dengan kenikmatan. Ia pun bangkit dan melakukan hal yang sama pada benda pusaka milik tuan Kenzo.
Kenzo menerima perlakuan Nikita yang sedang memanjakan miliknya. Des**"annya menggema seperti orang yang baru habis makan makanan yang sangat pedas.
Kepala Nikita diremas Kenzo untuk lebih dalam menenggelamkan miliknya di tenggorokan Nikita.
Tidak kuat menahan ngilu yang cukup hebat karena permainan panas Nikita, Kenzo menarik tubuh Nikita lalu di kunci dengan kedua kakinya hingga kaki Nikita sudah melebar siap menerima milik lelaki misterius yang pernah menggerayangi tubuhnya.
Pergulatan seru sedang berlangsung saat ini. Kenzo tidak peduli sikap labil Nikita yang kadang menolak dan kadang membiarkannya untuk menyentuh milik wanitanya dengan bibir dan tangannya yang sudah terbenam diantara dua paha mulus milik Nikita.
"Akhhhhkkk!" Erangan nikmat dengan liukan tubuh yang terus menggelinjang di atas kasur empuk itu.
Aroma terapi yang tercium oleh Nikita di dalam kamar tamu itu, makin menambah libidonya untuk terus mendapatkan kenikmatan yang diberikan oleh Kenzo padanya.
Berkali-kali Nikita sudah mencapai org**menya, namun Kenzo tidak melepaskan mulutnya dari tempat sensitifnya itu. Nikita pasrah dan menikmati sepuasnya permainan lidah Kenzo pada miliknya.
"Ahkkkhh, ini gila Kenzo!" Rambut Kenzo di remas dengan kuat oleh Nikita.
Kenzo bangkit dan duduk di antara belahan paha Nikita siap menghujani tempat sempit itu yang sangat dirindukannya.
Tanpa aba-aba, tanpa ijin dari Nikita, Kenzo sudah menelusuri tempat sempit dengan beberapa kali dorongan dan mulai menyentakkan tubuhnya. Mengaduk sekuat mungkin hingga Nikita mengimbangi permainan panas itu.
Nikita mulai berani membalas permainan panas itu dengan bertukar posisi. Nikita berada di atas tubuh Kenzo yang siap menerima cengkraman milik Nikita pada senjatanya dengan liukan tubuh kadang seperti berpacu kadang memutar tubuhnya untuk lebih mengeksplor kegiatan panas mereka hari itu.
"You are crazy baby!" Puji Kenzo yang tidak kuat lagi menahan semburan lahar miliknya ke dalam rahim Nikita.
"Akkkhh!" Kenzo, tubuh Nikita bergetar hebat merasakan kenikmatan yang membuat seluruh tubuhnya sesat kaku lalu jatuh lunglai diatas dada bidang Kenzo.
Peluh membasahi tubuh keduanya ditengah ruang AC dingin yang meniup tubuh polos keduanya itu, agar keringat kembali terbenam menyusup di antara pori-pori kulit mereka.
Kenzo membelai punggung mulus Nikita dengan lembut. Rasa bahagianya tak terlukiskan setelah sekian lama mendambakan wanita ini menjadi miliknya.
"Aku akan segera menikahimu sayang sebelum perutmu kelihatan lebih besar. Dan aku mohon kita ke dokter kandungan setelah ini agar mengetahui perkembangan janin milik kita." Ujar Kenzo usai mengusai nafasnya yang tadi kian memburu karena menikmati hasrat yang membuncah.
"Mengapa kamu tidak mengakuinya sejak awal kita bertemu?" Mengapa kamu pura-pura baru mengenalku?" Protes Nikita sambil tetap merebahkan tubuhnya di atas dada bidang Kenzo.
"Apakah itu etis menurutmu?" Apakah kamu mau menerimanya setelah aku memberitahumu lebih awal? bukankah itu lebih membuat kamu syok dengan kondisi kamu yang lagi hamil saat ini?" Aku tidak ingin mendapatkan kebencianmu sayang. Aku sangat takut kehilanganmu Nikita." Ujar Kenzo apa adanya pada wanitanya.
"Aku kelihatan murahan bukan?" Kini Nikita mulai menangis.
"Aku tidak menilaimu seperti itu Nikita. Aku menghargaimu lebih dari apapun." Kenzo bangkit sambil memeluk tubuh polos Nikita.
"Tinggallah bersamaku di sini Nikita, kamu milikku saat ini, aku sangat mencintaimu. Apakah kamu juga mencintaiku?" Kenzo menguraikan pelukannya dan menatap wajah cantik Nikita lebih dalam.
"Entahlah Kenzo, aku tidak tahu perasaanku padamu seperti apa saat ini." Ungkap Nikita jujur.
"Tidak apa Nikita, cinta bisa datang belakangan asalkan kamu mau tetap bersamaku dan anak kita. Kecuali hatimu masih terpaut pada mantan suamimu." Ucap Kenzo dengan lugas.
Nikita beringsut dari tubuh Kenzo, ia ingin ke kamar mandi. Ia agak malas menjawab pertanyaan Kenzo karena hatinya saat ini, tidak tahu berpijak kepada siapa.
Kenzo menarik nafas panjang dan tidak ingin merusak mood Nikita tentang perasaan gadis itu kepadanya.
"Sayang, jangan bergerak sendiri ke kamar mandi, biarkan aku menggendongmu." Ucap Kenzo langsung menggendong wanitanya.
"Kenzo, ini sangat perih." Keluh Nikita.
"Nanti akan aku obati. Ada salep yang bisa menghilangkan perihnya." Timpal Kenzo.
"Ternyata lelaki ini memiliki tenaga kuda. Dua jam ia bertahan dengan terus menghajar tubuhku. Dasar mesum!" Bagaimana mungkin tenaganya bisa bertahan sampai dua jam lebih." Gerutu Nikita saat keduanya sudah berada dalam kamar mandi.
"Apakah kamu lapar lagi setelah bercinta?" Tanya Kenzo.
"Aku ingin makan roti dan kue saja." Ucap Nikita.
"Baiklah, nanti aku akan meminta pelayan membelikan untuk kita." Jawab tuan Kenzo sambil menyabuni tubuhnya Nikita.
"Mengapa kamu tidak menungguku saat itu, hingga aku sadar Kenzo?" Mengapa kamu tiba-tiba saja pergi setelah kita menghabiskan waktu bersama?" Tanya Nikita penasaran.
"Bukankah aku sudah meninggal pesan bahwa perusahaanku sedang ada masalah." Ucap tuan Kenzo.
Keduanya saling menyabuni dengan kembali mengulangi permainan panas mereka di kamar mandi.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Setelah beberapa menit menyiapkan dirinya untuk mengunjungi rumah sakit bersama Kenzo, Nikita keluar dari ruang walk in closet. Stelan blazer dengan celana panjang warna marun menempel di tubuhnya.
Nikita berjalan anggun turun dari lantai dua yang sudah di tunggu oleh Kenzo di ujung tangga.
"Kita berangkat sekarang?" Tanya Kenzo yang melihat wajah datar Nikita padanya.
"Bukankah kamu sendiri yang meminta aku ke rumah sakit?" Nikita berjalan lebih cepat dari Kenzo yang setengah berlari menyamakan langkah kaki gadisnya.
"Mengapa gadis ini berubah dingin padaku setelah melewati percintaan panas bersamaku barusan?" Kenzo membuka pintu mobil untuk Nikita.
Mobil hitam Renault bergerak cepat menyusuri jalanan menuju rumah sakit.
Wajah dingin Nikita yang sibuk membuka beberapa email yang masuk dalam ponselnya.
Dalam hatinya sebenarnya ia bahagia karena Lorenzo adalah Kenzo yang awalnya ia sangat berharap adalah lelaki yang sama yang pernah bercinta dengannya dua bulan lalu yang saat ini benih mereka tumbuh menjadi janin didalam rahimnya.
Hanya karena gengsinya yang begitu tinggi, membuat Nikita enggan memperlihatkan perasaannya pada Kenzo yang begitu mengharapkan cintanya.
"Aneh, kalau dia tidak mencintaiku mengapa dia begitu garang di atas ranjang." Gumam Kenzo lalu membiarkan mobilnya di pindahkan oleh petugas rumah sakit yang sudah mengenal siapa Kenzo.
"Selamat datang tuan Kenzo!"
Sapa petugas satpam itu pada Kenzo.
Kenzo mengangguk sekilas melihat petugas itu dan merangkul pinggang ramping Nikita menuju pintu lift.
Sepanjang koridor rumah sakit yang di lewati oleh mereka, entah dokter atau perawat mengangguk hormat pada Kenzo yang berjalan gagah dengan wajah datar.
"Apakah rumah sakit ini miliknya?" Mengapa banyak orang yang mengangguk hormat padanya?" Apakah dia salah satu orang penting di negara ini ataukah turunan bangsawan negara ini?" Nikita bertanya sepanjang jalan dan Kenzo langsung masuk ke poli kandungan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Silahkan masuk tuan dan nyonya Kenzo, saya sedang menunggu anda." Ujar dokter Belle sambil tersenyum kepada pasangan ini.
Dokter menanyakan beberapa hal yang dirasakan Nikita pada perutnya. Nikita menjelaskan semuanya kepada dokter Belle.
"Silahkan berbaring nyonya!" Dokter membuka kancing blazer Nikita dan celana panjang gadis itu untuk melakukan pemeriksaan USG.
"pertumbuhan janinnya bagus nyonya, karena ini masih diawal kehamilan, saya sarankan untuk tidak berpergian jauh dan hindari setress berlebihan. Sepertinya ini kehamilan pertama anda." Ucap dokter Belle.
"Benar dokter!" Nikita bangkit dari tempat tidur sambil mengancing kembali bajunya.
"Bagaimana kesehatan istri saya dokter Belle?" Apa saja yang harus ia makan agar pertumbuhan bayiku selalu sehat di dalam rahimnya?" Tanya Tuan Kenzo dengan penuh kharisma.
"Kapan aku menikah dengannya?" so tahu banget nih cowok ngaku-ngaku aku istrinya. Apakah kebiasaan bule yang kumpul kebo senang mengakui hubungan mereka dengan sebutan suami istri?" Dasar bule gila!" Tanya dulu ke, masa main sikat aja." Gerutu Nikita membatin.
Dokter menjelaskan beberapa hal pada pasangan ini dengan memberi resep obat untuk di minum Nikita selama masa kehamilannya termasuk susu ibu hamil.