siap baper dan siap ngakak guling-guling..
Bab ratusan mungkin sampai ribuan ya..
Karna semua kumpul jadi satu!
Biar gak pusing bacanya ...
eits... tapi jangan sawan dulu pas liat babnya. .. satu bab isinya sedikit emang paling enak kalo Marathon bacanya.
masih ongoing karna reasders setia gak mau pindah kamar!
Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berumur 27tahun yang di nikahkan secara mendadak oleh orangtuanya dengan gadis cantik berumur 20tahun seorang anak yatim yang bekerja di sebuah panti asuhan.
Reza..
sosok pria yang humoris dan berhati hangat siap tak siap mau tak mau akhirnya menyetujui menjadi suami dadakan untuk Melisa, ia menerima pernikahan itu karna lelah terpuruk di tinggal kan kekasihnya.
Melisa yang Polos dan biasa mengurus semuanya sendiri membuat Reza merasa nyaman dengan nya..
meski pada akhirnya kerikil kerikil kecil datang menghantam rumah tangga mereka yang baru saja merasakan kekuatan cinta.
sanggupkah keduanya bertahan?
konflik gak berat ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
🌻🌻🌻
" Gak sengaja gue!" jawab Ardi panik.
Kerumunan warga datang menghalau mobil Ardi, sebagian ada yang mengetuk jendela kaca agar kedua pemuda ini segera turun.
"Turun Lo cepatan!" titah Reza.
"Iya, iya sabar!"
keduanya turun dari dalam mobil dan melihat keadaan seseorang yang ditabrak oleh Ardi,
"Anak kecil!" bisik Reza pada sahabatnya yang terlihat sangat panik.
"Mas tanggung jawab dong" teriak salah satu warga.
"Iya, mas saya akan bawa kerumah sakit" jawab Ardi sambil mengangkat tubuh bocah laki-laki yang tak sadarkan diri.
"Ini dia sendiri?" tanya Ardi pada warga sebelum masuk kedalam mobil.
" Kayanya tadi sama perempuan berdua ya" jawab seorang kakek.
"Udah cepetan!" ucap Reza Kesal.
Reza yang menyetir mobil terus saja mengoceh pada Ardi, ia menyesalkan kepergiannya yang berujung musibah dijalan.
"Tau gini gue gak ikut!" sungut Reza.
"Ya mana tau gue kalo mau nabrak bocah"
Sampai disebuah klinik Ardi langsung membawa korban kecelakaannya masuk ruang UGD, sedang Reza hanya menunggu diruang tunggu yang disediakan, kepalanya berdenyut dan matanya sedikit kabur.
"Mas kenapa?" tanya salah satu perawat yang tak sengaja lewat didepan Reza.
"Enggak, gak apa-apa ko!" jawab Reza dengan senyum yang dipaksakan.
"Masnya bisa saya periksa, keliatannya sangat lelah" tawar sang suster cantik.
"Hmm, boleh! saya butuh obat dan istirahat" jawab Reza, kemudian ia mengikuti langkah suster itu menuju sebuah ruangan pemeriksaan.
Selesai dengan pemeriksaan Reza berbaring di ranjang khusus pasien, ia memejamkan matanya sesaat untuk melepas lelah, ia tak perduli jika Ardi akan mencarinya nanti.
Sayup sayup terdengar di telinga Reza suara kepanikan dari seorang wanita disebalah ranjangnya yang hanya terhalang gorden putih.
Awalnya ia tak perduli, namun lama kelamaan suara itu sama seperti suara yang selama ini ia rindukan.
"Ra...!!!" gumam Reza.
Ia langsung bangkit dari tidurnya dan menyibak kan gorden pembatas itu.
"Raaaaa" panggil Reza tak percaya.
Yang merasa terpanggil akhirnya menoleh, betapa terkejutnya gadis itu saat melihat sosok dihadapannya.
"Mas Reza!" sahutnya pelan.
Reza langsung meringsek turun dari ranjang, niatnya untuk merengkuh istri yang di rindukan harus pupus saat Melisa memundurkan langkahnya menjauh.
"Ra..,aku kangen, sini!" pinta Reza, ia yang mengerti sikap Melisa yang menghindar tak ingin terlalu memaksa.
"Mas Reza ngapain disini?" tanya Melisa.
"Aku sakit,Ra.." jawab Reza lirih.
"Sakit?" Melisa mengernyitkan dahinya.
"Iya aku kangen kamu, sini!!" Reza mengulurkan tangannya berharap istrinya mau menyambut namun lagi-lagi Melisa hanya diam tanpa ekspresi.
"Bunaaaaa" rengek bocah laki-laki korban kecelakaan Ardi memecah keheningan keduanya.
"Iya, buna disini"Melisa langsung memeluk anak itu dalam dekapannya.
Reza yang bingung hanya memperhatikan keduanya dengan seksama
BUNA...
******
Reza dikagetkan kembali oleh Ardi, ia yang baru saja mengurus administrasi dikejutkan oleh pemandangan didepannya.
Istri sahabatnya ada dihadapannya sedang memeluk anak laki-laki yang ia tabrak beberapa saat lalu.
"Za.. Melisa?" bisik Ardi.
Reza hanya mengangguk kan kepalanya.
"Nanti gak boleh jalan sendirian lagi ya! janji sama Buna?" pinta Melisa pada bocah dalam pelukannnya.
Anak itu hanya mengangguk paham dengan deraian air mata yang membanjiri wajah polosnya.
"Ra.." panggil Reza kembali, sungguh ia tak tahan ingin memeluk istrinya.
Melisa hanya memicingkan matanya tajam.
"Aku mau ngomong, kumohon" kini Reza melangkah mendekati Melisa di ranjang.
"Buna tinggal sebentar beli air ya?" pamit Melisa agar pelukannya bisa di lepaskan.
Bocah manis itu akhirnya mengurai pelukannya dan mengijinkan Melisa bangun.
"Kita bicara diluar" ucap Melisa sembari tetap berjalan melewati Reza yang masih berdiri.
Reza menatap Ardi yang mulai menahan tawanya, saat melihat sikap dingin dari istri sahabatnya itu..
"Kayanya Lo gak bakalan lolos minta maaf" ledek Ardi.
"Doain yang bener dong!" sungut Reza kesal.
Melisa berjalan lebih dulu menuju samping klinik yang terdapat taman kecil dengan dua kursi dibawah pohon rindang.
"Katakan apa yang mau mas Reza jelaskan padaku" ucap Melisa saat keduanya sudah duduk bersebelahan.
"Maaf, maaf karna meninggalkan mu dan maaf ternyata aku tak bisa tanpamu" jawab Reza lirih.
Melisa tatap bergeming, ia masih menunggu penjelasan dari suaminya.
"Aku gada maksud ninggalin kamu ,Ra!"
"Bahkan mas Reza tak menoleh padaku saat itu" Melisa berkata sangat pelan.
"Aku panik,Ra.. cuma itu yang kurasakan"
"Ya, karna wanita itu masih menguasai hatimu,Mas..wajar sikapmu begitu!" Melisa kini berbicara sedikit ketus.
"Kamu salah sayang, bukan itu alasannya" Reza kini mencoba meraih tangan istrinya walau dengan cepat Melisa menepisnya.
"Aku takan bertanya lebih"
Reza menarik nafasnya dalam-dalam, ia sedang mengimbangi detak jantungnya yang tak beraturan.
"Gadis yang ku tolong itu mantan kekasihku namanya Amanda, mungkin nama itu tak asing bagimu Karna pasti kamu ingat kejadian kalung di kamarku!" ucap Reza memulai ceritanya.
Melisa hanya mengangguk tanpa bersuara.
"Aku mengenalnya saat SMA. dia gadis pertama yang menjadi kekasihku tepatnya cinta pertamaku, Ra!" Reza menunduk, menyembunyikan raut wajah sedihnya.
"Lama aku menjalin hubungan dengannya sampai kami bertunangan dan juga hampir menikah tapi beberapa hari sebelum itu terjadi ia pergi meninggal ku" Reza mulai mengimbangi ritme jantungnya.
"Dan sampai detik ini, aku tak tahu alasan pastinya kenapa ia melakukan itu, hanya kabar simpang siur yang kudengar selama ini tentangnya"
Melisa kini menatap suaminya sendu, serumit itukah kisah cinta suaminya?.
"Alasanku menolong nya saat itu karena Amanda phobia kolam renang, ia sangat takut air kolam karna pernah menjadi korban bullying disekolah karenaku"
"Maksud mas Reza?" tanya Melisa Bingung.
"Manda pernah di tenggelam kan di kolam renang sekolah kami dulu saat menjadi kekasihku,Ra. ada yang tak suka padanya karna aku memilihnya maka dari itu ia sering di bully dan aku sangat merasa bersalah padanya" jawab Reza lirih, seakan memori lamanya kini sedang menari di otaknya.
"Mas Reza sangat mencintainya?" tanya Melisa walau ia takut akan jawabannya.
Reza mengangguk kan kepalanya, belum ia selesai berbicara ternyata dering teleponnya berbunyi.
"Hallo!" jawabnya kesal merasa terganggu.
"Lo yakin?" tanya Reza pada seseorang disebrang sana.
"Ok, gue kesana" Reza menutup teleponnya segera dan menarik tangan istrinya.
Melisa yang tak siap dengan sikap mendadak suaminya akhirnya tersungkur jatuh.
"Ya ampun,Ra! maaf" ucap Reza penuh penyesalan sambil menolong istrinya bangun.
"Mas Reza apa apaan sih?" dengus Melisa kesal.
" Maaf,Ra.. tapi waktu kita gak banyak"
"Maksud mas Reza apa?" tanya Melisa bingung.
"Manda kritis,Ra!, kita harus kesana" jawab Reza masih menarik tangan istrinya.
"Engga, aku gak mau ikut" tolaknya tegas.
"Ra.. kumohon, kita harus kesana"
" Kenapa harus kita? mas Reza aja sana pergi untuk apa aku ikut? untuk melihat kemesraan kalian,begitu?" ucap Melisa kesal, kini ia sudah membuang pandangannya dengan kedua tangan yang melipat didada.
"Fikiranmu terlalu jauh, sayang!"
"Pergilah,Mas.. jangan hiraukan Aku, aku sangat mengijinkan mu pergi menemuinya" ucap Melisa sinis..
"Kamu harus ikut, aku gak mau ada salah paham lagi antara kita" Reza mencoba membujuk istrinya.
"Aku gak mau!!" jawab Melisa sedikit berteriak dan berlalu pergi, namun baru tiga langkah ia berjalan tangannya kembali di cekal oleh suaminya dengan erat.
"Sakit, Mas.." Melisa meronta ingin dilepaskan.
"Tolong,Ra.. kali ini aja" pinta Reza mengiba.
"Aku gak mau!!!"
kini keduanya saling menatap dengan sorot mata yang sama-sama tajam, sampai ada suara lain yang memecah pertengkaran mereka.
"LEPAS!!!!!"
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Wah.. apa lagi ini?
apa iya mereka terciduk satpam karna membuat keributan wkwk 😂😂😂..
***Like komennya yuk banyak banyak yaaa
,❤️❤️❤️❤️ buat kalian
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥***