Seorang penulis menjadi gila setelah menulis sebuah cerita tentang Putri mahkota yang malang.
Ia pun dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa. Namun, dokter salah memberikannya obat sehingga menyebabkan kematian pertamanya.
Jiwanya ditarik ke zaman yang sangat jauh dari kata modern dan jauh dari kata keadilan. Di tambah lagi, ia tidak sadar kalau ia telah masuk ke dalam ceritanya sendiri!
Di sebuah kerajaan yang dimana rakyatnya hidup miskin sementara Sang Kaisar bisa hidup makmur, gadis tersebut terbangun di dalam tubuh seorang Putri mahkota yang dibuang oleh Sang Kaisar yang ternyata adalah Ayahnya sendiri.
Putri mahkota itu sendiri adalah saudara kembar dari Putra mahkota yang akan menjadi Kaisar berikutnya. Namun, Ayahnya tak menyukainya karena dia menjadi sebab kematian permaisurinya.
Akan tetapi, setelah gadis gila itu masuk ke dalam tubuhnya dan menggantikannya sebagai Putri mahkota, seketika keadaan pun menjadi berbalik!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Huacheng Imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 09 - Perlakuan Baik
”Hei! Yinzhi! Apakah tidak masalah jika membiarkan gadis itu berkeliaran di sekitar Istana kekaisaran? Jika Yang Mulia Kaisar melihatnya, ia mungkin akan diusir dari kerajaannya.” ucap Liu Zhenqi yang berjalan mengikuti Shu Yinzhi di belakangnya.
”Apa peduliku dengan gadis itu?! Dia hanyalah masalah bagiku! Bukankah bagus jika Kaisar mengusirnya dari Istana? Aku juga akan melakukan hal itu jika aku menjadi dia!” jawab Shu Yinzhi dengan perasaan kesal.
”Aduh, tidak biasanya dia bersikap kasar seperti ini.” batin Liu Zhenqi sambil mengalihkan perhatiannya ke arah lapangan pelatihan. Saat melihatnya, ia tampak terkejut dan terdiam selama beberapa saat ketika melihat Xu Yingge yang sedang mengangkat pedangnya di hadapan Shu Qingzhi dan pelayannya Fu Yiren.
”Yinzhi! Coba lihat ke sana!” seru Liu Zhenqi sambil menunjuk ke arah tersebut.
Shu Yinzhi mencoba memperhatikan dan ekspresi yang ditunjukkan olehnya sama seperti yang ditunjukkan oleh Liu Zhenqi.
Awalnya ia merasa tak begitu mempedulikan mereka berdua. Lalu, di saat ia melihat Shu Qingzhi yang sedang memukuli wajah seorang penjaga, ia merasa cemas dan akhirnya pergi menghampirinya.
Tanpa sadar, ia menarik Shu Qingzhi ke dalam pelukannya dan mengatakan sesuatu yang membuat semua orang tercengang.
Tak disangka, Putra mahkota seperti Shu Yinzhi menarik gadis lain ke dalam pelukannya. Mereka tak pernah tahu kalau Shu Qingzhi adalah adiknya. Beberapa orang sempat terdiam dan para pelayan tak berani mengatakan apapun.
”Sungguh sebuah kejutan yang menarik.” ucap Xu Yingge. ”... Apakah Yang Mulia memiliki hubungan dekat dengan gadis yang akan membunuhku? Bisakah kau jelaskan mengapa dia akan melakukan hal itu?”
Shu Yinzhi yang mendengarnya sangat ingin melepas Shu Qingzhi. Namun, karena semua ini sudah terlanjur terjadi, ia pun hanya bisa berkata, ”Memangnya, siapa yang menginginkan kau hidup di sini? Lagipula, jika kau mati, tak akan ada orang yang mau menangisi mayat mu.”
Xu Yingge terdiam dengan wajahnya yang terlihat sangat kesal. Jika saja Shu Yinzhi bukanlah Putra mahkota yang akan diangkat sebagai Kaisar, ia mungkin akan langsung memenggal kepalanya dan menguburnya diam-diam. Akan tetapi, kedudukan seseorang sangat penting di sini. Jadi, tak semua orang diberikan hak untuk berbicara.
Shu Yinzhi menatap ke arah Liu Zhenqi yang sedang berdiri di sebelahnya. Saat ia akan berkata agar Liu Zhenqi membawa Shu Qingzhi pergi dari hadapannya, tiba-tiba saja Shu Qingzhi terjatuh dengan bahu yang kembali berdarah karena serangan kemarin malam.
”Ah! Nona!” seru Fu Yiren yang tampak cemas setelah melihat ada begitu banyak darah di pakaiannya. Ia merangkak di depan Shu Yinzhi dan melanjutkan, ”... Yang mulia! Aku mohon selamatkan Nona! Dia tidak bersalah sama sekali.”
Shu Yinzhi menghela nafasnya. Ia tak menyangka kejadiannya akan kacau balau seperti ini. ”... Zhenqi! Bawa gadis ini ke ruangannya dan panggilkan tabib!”
Liu Zhenqi tertegun dan menjawab, ”Baik, Yang Mulia.” setelah itu, ia pun segera membawa Shu Qingzhi kembali ke ruangannya diikuti oleh Fu Yiren dari belakang.
”Siapa dia? Mengapa sifatnya tidak jelas seperti tadi? Apakah Yang Mulia memiliki niat tersembunyi untuk menjadikan gadis itu sebagai permaisuri berikutnya?” ucap Xu Yingge sambil menatapnya dengan sinis.
”Diamlah! Sebaiknya obati lukamu! Wajahmu terlihat semakin jelek jika terus dibiarkan.” Shu Yinzhi menjawab dengan malas setelah itu, ia pun berjalan pergi meninggalkan tempatnya.
Beberapa saat setelah Shu Yinzhi meninggalkan tempatnya, Xu Yingge mendengar suara Tao Sonyun yang sedang bergumam, ”Kasihan sekali. Yang mulia menggertaknya berkali-kali.”
Xu Yingge merasa sangat kesal dan ia pun akhirnya pergi meninggalkan tempat. Namun, sebelum itu ia sempat melirik sebuah busur panah yang sebelumnya digunakan oleh Shu Qingzhi untuk membunuhnya. Ia pun mengambilnya dan melihat ke arah sebuah ukiran nama yang ada di sana.
”Shangguan Wei? Apakah itu namanya? Sangat aneh dan sangat tidak biasa.” gumam Xu Yingge yang langsung membuang busur panah tersebut.
Saat malam tiba dan semua orang telah meninggalkan lapangan pelatihan, sesosok laki-laki berjubah hitam muncul dan langsung mengambil busur panah yang tergeletak di atas tanah. ”Sudah lama aku tidak merasakan suasana yang seperti ini.”
Begitu ia mendengar suara hembusan angin yang berjalan di tengah malam, ia pun menarik anak panahnya dan mengarahkannya pada seorang laki-laki berpakaian hitam yang mengendap-endap, melewati dinding bangunan yang ada di depannya.
Tanpa pikir panjang, laki-laki itu segera melepas anak panahnya. Dengan ujungnya yang cukup tajam, anak panah itu melesat tanpa suara dan menembus beberapa pohon yang menghalangi. Dan sedetik kemudian, anak panah itu akhirnya menembus jantung pemuda yang sedang mengendap-endap di sekitar istana.
Tak ada satupun orang yang menyadarinya. Mayat pemuda itu dibiarkan begitu saja. ”Sudah selesai. Hanya tinggal membereskan beberapa tikus lagi.” gumamnya sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut.
Di waktu bersamaan, Shu Yinzhi terus berada di sisi Shu Qingzhi sambil memegang secarik kertas lusuh yang merupakan pesan terakhir dari mendiang permaisuri. Ia tampaknya sulit menerima Shu Qingzhi masuk ke dalam hidupnya.
”Sebenarnya kau ini datang dari mana? Mengapa seenaknya saja memasuki hidup orang lain.” gumam Shu Yinzhi yang terlihat kesal. Namun, ia langsung terkejut saat Shu Qingzhi membuka matanya secara tiba-tiba seperti orang yang baru saja bangkit dari kematian.
”......”
Shu Yinzhi mencoba untuk tidak terkejut dan membiasakan ekspresinya saat ia bertanya, ”Kau sudah sembuh? Kalau iya, besok aku akan mengantarmu kembali ke Istana Putri selir.”
Shu Qingzhi terus terdiam seakan tak ingin mengatakan apapun. Ia tak berekspresi sambil menatap langit-langit ruangan. Ia lebih menyukai aroma embun malam dibandingkan aroma dupa yang sedang dinyalakan.
Karena tak mengatakan apapun, Shu Yinzhi bertanya, ”Kau baik-baik saja 'kan?”
Tak berada lama kemudian, Shu Qingzhi tampaknya mulai menangis lagi. Namun, sama sekali ia tak sadar kalau air matanya jatuh saat ia berkata, ”Kelopak bunga tabebuya selalu jatuh di atas kepalaku dan Ibu selalu membersihkannya. Ayah selalu mengangkat ku tinggi-tinggi agar aku bisa melihat dunia.”
Shu Yinzhi tampak bingung dan bertanya padanya, ”Apa yang kau katakan ini?”
Shu Qingzhi tersenyum tipis dan berkata, ”Tak ku sangka, orang sepertiku juga pernah mendapatkan kebahagiaan. Kupikir, orang yang tak diharapkan sepertiku, tak akan tahu seperti apa perasaan senang itu. Tapi ternyata, aku pernah mendapatkannya meskipun aku gak sepenuhnya ingat.”
Shu Yinzhi terdiam selama beberapa saat karena ia tak tahu harus mengatakan apa padanya. Ia terus mengalihkan perhatiannya dan berpikir kalau Shu Qingzhi memiliki orang tua yang lain. Siapa yang dia sebut sebagai Ibu padahal, permaisuri telah meninggal saat keduanya lahir.
”Sudah bicaranya? Besok kau akan kembali ke Istana Para Putri selir. Zhenqi akan mengantarmu sampai di sana.” ucap Shu Yinzhi.
Shu Qingzhi langsung membalikkan badannya dan berkata, ”Tidak perlu mengantarku. Di sana tidak ada satupun yang menganggapku dan kau juga tak ingin mengakui ku begitu juga dengan Kaisar. Mulai besok aku akan pergi meninggalkan istana dan tinggal di desa.”
Mendengar hal ini, Shu Yinzhi tampak terkejut dan langsung berkata, ”Mengapa harus tinggal di desa?! Kau bisa tinggal di—
Shu Yinzhi langsung menghentikan kalimatnya saat ia merasa ada sesuatu yang salah. Ia pun tampak canggung dan langsung berdiri sambil membalikkan badannya. ”Terserah kau saja! Aku tidak peduli! Lagipula, kau tak ada hubungannya denganku!” ucapnya dengan canggung sambil berjalan meninggalkannya.
”Terima kasih karena sudah menyelamatkan ku berulang kali.” ucap Shu Qingzhi sambil tersenyum menatap Shu Yinzhi yang akan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Shu Yinzhi seketika terdiam dan terpaku padanya dengan wajah memerah. Tak lama, ia pun segera berbalik dan berkata, ”Terserah kau saja!” ucapnya sambil membanting pintunya dari luar.
semangatttt