(🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️)
Apa yang terjadi jika orang yang pernah meninggalkan trauma besar di masa lalu kembali hadir di dalam hidupmu?
Itulah yang dialami oleh Luna, gadis cantik berumur 21 tahun.
Di tengah perjuangannya menyelesaikan kuliah, muncul sebuah berita bahwa mantan kekasihnya yang sangat posesif, kini telah di bebaskan dari penjara, setelah delapan tahun menetap di dalam penjara.
Akan kah Luna lolos darinya?
yuk mampir dan saksikan kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-34
...🖤🖤🖤...
"Ini semua salahku," lirih Sofia menitikkan air mata menatap Luna yang tengah menangis meratapi kematian Nyonya Regina dengan tatapan penuh rasa bersalah.
"Apa maksudmu Kak?" Luna menghentikan tangisannya melirik ke arah Sofia.
"Iya Luna. Kalau saja aku tidak dilahirkan di dunia ini, pasti Tante Regina masih hidup, walaupun harus kehilangan Papa," lirih Sofia semakin terisak.
"Kak jangan bicara seperti itu."
Luna bergegas menghampiri Sofia, lalu memeluknya dengan erat sambil menangis terisak.
"Kak, aku bersyukur bisa mendapatkan Kakak terbaik seperti mu. Dan aku tidak menyalahkan mu sama sekali," lirih Luna mengeratkan pelukannya.
"Tapi Luna, aku menyebabkan ibumu meninggal, kamu seharusnya membenciku!" jerit Sofia meronta.
"Hust... tenanglah Kak, semuanya akan baik-baik saja," bisik Luna terus memeluk Sofia, walaupun Sofia terus meronta dan menangis histeris.
"Nona, kita harus berangkat sekarang," tegur seorang perawat berdiri si samping keduanya.
"Maaf."
Dengan pelan Luna melepaskan pelukan, lalu berjalan pergi sambil memeluk Sofia terus menangis. Kedua terus berjalan menuju pintu utama diikuti para perawat yang mendorong bangkar berisi mayat Nyonya Regina, dan...
"Luna," panggil Alex.
Perlahan Luna melirik ke arah Alex dengan mata memerah penuh kebencian.
"Untuk apa kamu kemari? Bukannya aku sudah bilang, jangan muncul lagi di hadapanku," ucap Luna dingin.
Alex melangka mendekati Luna, lalu menatapnya dalam-dalam.
"Aku minta maaf Luna. Aku tau aku salah, tapi aku melakukan semua itu agar aku bisa memilikimu, karena kamu sangat mencintaimu," ungkap Alex.
"Cinta apa yang kamu maksud Alex? Memenjarakan Ayahku, lalu menjadikanku budak mu, itu yang kamu sebut cinta Alex! Gara-gara kamu aku kehilangan semua, puas kamu sekarang?!" Jerit Luna menangis pilu menatap Alex.
"Luna," lirih Alex menatap Luna. Bukan begitu maksudnya, dia pun tidak tau semuanya akan berakhir dan kacau seperti ini.
"Atau kamu belum puas sampai aku berbaring di dalam peti mati dan dikubur di samping kedua orang tuaku, Hah? Alex." Luna melepaskan pelukannya, lalu melangkah mendekati Alex mendongak menatapnya."Katakan Alex, apakah itu mau mu? Maka cepat lakukan, aku pun sudah muak dengan semua ini. Kemarin aku hanya bertahan hidup demi kedua orang tuaku, sekarang mereka sudah tiada, untuk apa lagi aku hidup? Lebih baik aku terbaring di samping mereka dan hidup bahagia dengan mereka berdua di dalam alam baka dari pada menjadi alat pemuas mu," sentak Luna penuh emosi meluapkan semua unek-unek yang selama ini ia tahan berdiri tegap di hadapan Alex.
Alex menarik nafas dalam-dalam membalas tatapan Luna dengan penuh pertanyaan dalam hatinya.
"Apakah aku melepaskan mu Luna...? Kamu tidak tau betapa aku sangat mencintaimu hingga melakukan hal apapun agar bisa mendapatkan mu. Aku tau tindakanku ini terlalu berlebihan, tapi aku pun bingung bagaimana bisa membuatmu memahami kalau aku hanya mencintai dirimu, Luna," batin Alex perlahan menitikkan air mata.
Deg!
Jantung Luna berdetak kencang saat melihat setetes air mata jatuh membasahi rahan Alex. Ini pertama seumur hidupnya melihat Alex mau menitikkan air mata dihadapannya.
"Baiklah, aku akan melepaskan mu Luna Brown. Aku akan berusaha melupakan gadis cantik yang pernah memberiku cahaya kehidupan yang sempat menyinari kehidupanku yang suram walaupun hanya sesaat. Tapi sebelum itu, biarkan aku tetap di samping mu hingga pemakaman ibumu selesai Luna. Aku janji akan pergi dan menjauhi mu," tegas Alex mengusap air matanya dengan kasar lalu berbalik.
Deg!
"Kenapa hatiku sakit, bukan kah ini yang aku inginkan?" batin Luna tiba-tiba merasa hatinya berdenyut sakit saat Alex berbalik.
Alex segera memberi instruksi kepada Lucas untuk memasukan mayat Nyonya Regina ke dalam mobil ambulan, lalu membantu Luna dan Sofia masuk ke dalam mobil ambulan.
Sirine mobil ambulan pun dinyalakan dan bergerak meninggalkan rumah sakit, tangisan Luna dan Sofia memenuhi seisi mobil ambulan. Alex yang mengendarai mobilnya mengikuti mobil ambulan tak henti-hentinya menangis membayangkan ini akan menjadi perjalanan terakhirnya bersama Luna.
"Tuhan... ini sangat sakit," lirih Alex meremas dada bidangnya sekuat tenaga hingga otot-otot lengannya menegang sempurna.
Di dalam mobil ambulan, sesekali Luna melirik ke arah mobil yang dikendarai oleh Alex mengikuti mereka, terlintas rasa kehilangan yang begitu dalam membuatnya tiba-tiba merasa kosong. Namun saat membayangkan apa yang telah Alex lakukan, membuat Luna memalingkan wajah dan mengibas semua rasa yang barusan terlintas di benaknya.
Hingga akhirnya mereka mereka pun tiba di kediaman keluarga Brown. Alex segera turun dari mobil membantu para perawat membantu menuruni jasad Nyonya Regina dari dalam mobil ambulan, lalu masuk ke dalam rumah dan meletakannya di dalam peti yang sudah disiapkan oleh nya.
(Bersambung)
cerita nya ringan dan mudah di mengerti.
semangat ya thor