NovelToon NovelToon
Istri Matre Sewaan Noah

Istri Matre Sewaan Noah

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Noah Wisesa, pewaris konglomerat properti, terjebak dalam perjodohan demi bisnis keluarga. Saat dari rumah usai bertengkar dengan sang ibu, dia justru menabrak Ivy Liora—mantan rekan kerja yang kini berubah menjadi perempuan penuh tuntutan dan ancaman. Untuk menyelamatkan reputasi, Noah menawarkan pernikahan kontrak selama satu tahun.


Ivy menerima, asal bayarannya sepadan. Rumah tangga pura-pura mereka pun dimulai: penuh sandiwara, pertengkaran, dan batasan. Namun perlahan, di balik segala kepalsuan, tumbuh perasaan yang tak bisa dibendung. Ketika cinta mulai mengetuk, masa lalu datang membawa badai yang menguji: apakah mereka masih bertahan saat kontrak berubah jadi rasa yang tak bisa dituliskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Bukan Sekadar Hadiah

Gendis merogoh tas kulit kecilnya dan mengeluarkan kotak beludru berwarna biru gelap. Kotak itu mungil, seperti tempat perhiasan. Dia meletakkannya di atas meja, lalu menatapnya lama dan berat.

“Ini … hadiah pernikahan. Dari dulu aku ingin kasih ini, tapi … aku selalu menunda karena merasa tak pantas.”

Srini menatap kotak itu dengan ragu. “Isinya apa, Mbak?”

“Sesuatu yang penting.” Gendis tersenyum tipis, lalu memalingkan wajah. “Katakan pada Ivy, aku pergi … bukan karena kalah, tetapi karena merasa bersalah dan ingin sembuh.”

Srini hendak menjawab, tetapi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari lantai atas. Gendis refleks menoleh. Jantungnya berdebar ketika melihat sosok pria yang familiar berdiri di anak tangga, Noah.

Mereka saling pandang. Tanpa kata. Noah turun perlahan, mengenakan pakaian kasual dengan hoodie abu-abu dan celana santai.

Noah menghampiri Gendis, tetapi berhenti dua meter darinya. Pandangannya tajam, tetapi tak marah. Lebih seperti ingin tahu.

“Kamu datang ... untuk pamit?” tanya Noah datar.

Gendis mengangguk. “Ya. Tapi juga untuk … meminta maaf.”

Noah memasukkan tangannya ke saku. “Apakah itu cukup?”

Gendis menghela napas panjang, lalu menjawab pelan, “Mungkin tidak. Tapi setidaknya aku nggak pergi tanpa mencoba.”

Hening mengembang di antara mereka. Hujan di luar sudah hampir berhenti, hanya menyisakan bunyi tetesan dari atap genteng.

Noah maju selangkah. “Ivy belum bisa memaafkan kamu. Dan aku pun masih mencoba mengerti semua yang kamu lakukan.”

Gendis menggenggam jemarinya erat. “Aku tahu. Tapi aku tidak butuh dimaafkan malam ini. Aku hanya ingin dikenang bukan sebagai musuh, tapi sebagai seseorang yang tersesat.”

Noah menatapnya lama, sebelum akhirnya mengangguk kecil. “Akan aku sampaikan pada Ivy. Tapi … Gendis.”

“Hm?”

“Apa kamu benar-benar akan pergi untuk selamanya?”

Gendis diam. Matanya mencari-cari makna dalam tatapan Noah. Akan tetapi, tak menemukannya.

“Aku akan pergi, Noah. Tapi entah ke mana. Kadang, kita nggak perlu tahu tujuannya, asal bisa menjauh dari luka yang sama.”

Noah menunduk. “Aku doakan kamu bisa lebih tenang bahagia di tempat baru.”

Saat itulah, Srini membuka pintu perlahan. “Mobilnya sudah siap, Mbak.”

Gendis mengangguk dan berbalik. Namun sebelum dia melangkah, Ivy muncul di anak tangga atas. Wajahnya tenang, tetapi matanya menyala dingin. Dia menatap ke bawah, ke arah Gendis dan Noah.

“Gendis!” panggil Ivy lantang.

Gendis menengadah. Matanya membelalak. Dia tak menyangka Ivy akan muncul. Ivy menuruni anak tangga perlahan, lalu berhenti satu meter di depan Gendis.

“Kalau kamu sudah selesai bermain drama di rumahku, ada satu hal yang perlu kamu tahu sebelum pergi.”

Gendis menelan ludah. “Apa?”

Ivy menatap tajam. “Kotak itu, yang kamu kasih sebagai hadiah pernikahan, aku sudah tahu isinya apa.”

Darah Gendis seakan berhenti mengalir. “A-Apa maksudmu?”

Ivy menoleh ke Noah, lalu kembali menatap Gendis. “Sebenarnya aku pernah melihat kotak itu sebelumnya. Suatu saat aku pernah melihat mama melihat kotak itu, mengeluarkan isinya, lalu menangis diam-diam. Dia menyebut ... namamu.”

Gendis terdiam. Bibirnya terbuka, tetapi tak ada suara yang keluar. Matanya berkaca-kaca. Noah pun terpaku. Dia jelas tidak tahu soal ini.

Ivy berjalan mendekat. “Kamu kira aku nggak tahu semua permainan mama? Kamu pikir aku bodoh, Gendis?”

Suara Ivy dingin, tetapi tegas. “Isi kotak itu bukan sekadar perhiasan. Tapi, terdapat potret dirimu si satu sisi, dan ada potret mama yang menggendong bayi perempuan bersama pria lain di sisi sebelahnya.”

Jantung Gendis berdegup kencang. Dia melangkah mundur. "K-Kamu..."

Ivy menatap tajam. “Dan sekarang aku tahu, kenapa mama begitu berambisi menghancurkan keluargaku dan menjadikanmu istri Noah.”

Di luar, suara petir menggema sekali lagi, menggetarkan kaca jendela. Gendis hanya berdiri terpaku. Tak tahu harus menjawab atau kabur. Kini bukan hanya rahasianya yang terbongkar, tetapi harga dirinya juga.

Gendis menghela napas, menghapus aurnya, lantas memaksakan senyum. Dia melangkah maju, kemudian mengulurkan tangan. Ivy tersenyum sinis dengan tangan terlipat di depan dada.

"Bagaimanapun aku minta maaf, Vy. Aku benar-benar sudah sadar kalau telah melakukan kesalahan. Aku menyesal, Vy. Jika memang aku tidak pantas mendapatkan maafmu, aku rela. Aku sadar kalau aku memang sejahat itu." Jemari Gendis masih menggantung di udara.

Perempuan tersebut masih menunggu uluran tangannya disambut. Namun, Gendis harus menelan kekecewaan. Ivy balik kanan dan menghiraukannya.

Perlahan Gendis menggenggam kembali jemarinya. Dia menurunkan lengan, kemudian tersenyum kecut. Perempuan tersebut berjalan mendekati Srini.

"Tetap sampaikan kotak itu kepada Ivy meski dia sudah tahu isinya, Mbok. Ini permintaan terakhirku." Gendis tersenyum tipis.

Langkah perempuan tersebut begitu berat ketika harus keluar dari sana. Dengan memberikan hadiah itu, Gendis berpikir Ivy akan memaafkannya. Namun, ternyata salah.

Gendis sadar bahwa dia sudah melukai Ivy sedalam itu. Dia merasa memang tidak pantas mendapatkan maaf darinya. Di bawah titik gerimis, Gendis melangkah masuk ke mobil Noah.

Jalanan basah dan sisa hujan malam itu mengantarnya menuju kehidupan baru. Tatapannya kosong ketika berada di dalam mobil. Perempuan tersebut meminta sopir Noah untuk mengantarnya ke sebuah bar sebelum pulang ke rumahnya.

"Tolong antar aku ke JW Throne Club, Pak." Gendis mengucapkan permintaannya itu tanpa menatap sang sopir.

"Baik, Mbak."

Sementara itu, Srini kini sesang mondar mandir di depan ruang kerja Ivy. Dia tengah mengalami kebimbangan. Majikannya tak mau menerima hadiah dari Gendis, sementara teman kecil Noah itu ingin Srini menyampaikannya kepada Ivy.

"Duh, gimana ini." Srini terus mondar-mandir sambil memikirkan cara untuk menyerahkan beda itu kepada Ivy.

Ketika pikirannya hampir buntu, Srini memutuskan untuk mengetuk pintu ruang kerja Ivy. Dia berdiri dengan punggung sedikit membungkuk. Tangannya mengepal dan sedikit gemetar ketika hendak mengetuk pintu di hadapannya.

Akan tetapi, ketika buku-buku jarinya hampir mendarat pada permukaan kayu, pintu itu terbuka. Noah menatap Srini dengan dahi berkerut.

"Kenapa, Mbok?" tanya Noah sambil menatap Srini yang terlihat cemas.

"Anu, begini Mas. Saya ...." Jemari Srini menggenggam kuat kotak yang tadi diberikan oleh Gendis.

"Kenapa diterima, Mbok? Nanti kalau Ivy tahu, dia bisa ngamuk!" ujar Noah dengan suara lirih.

"Itu, Mas. Saya ...."

"Kenapa bisik-bisik!" bentak Ivy.

Sontak Srini dan Noah tersentak. Noah perlahan memutar badan dan menatap sang istri. Dia tersenyum kikuk.

Tatapan ivy langsung tertuju pada jemari Srini yang menggenggam kotak beludru pemberian Gendis. Ivy mengambil alih kotak itu.

"Mbok, kan aku sudah bilang JANGAN DITERIMA!" teriak Ivy.

Ivy melempar kotak tersebut. Tanpa sengaja benda itu terbuka, sehingga isinya berhamburan ke atas lantai. Ternyata kotak itu tak hanya berisi liontin.

Liontin yanh ada di dalamnya pun tidak sama dengan milik Mentari. Ivy melangkah mendekatinya. Liontinnya bisa dibuka dan berisi dengan mutiara serta satu benda kecil lainnya.

"Apa ini?" gumam Ivy ketika menjumput benda kecil berwarna hitam tersebut.

1
Tutuk Isnawati
berarti ivy dah ga bisa punya anak lagi ya thor?
Bisa Pesan Cover di Saya: Iyaaa Kakkkk /Sob//Sob//Sob/

Nggak tega sebenarnya. Tapi gimana /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author kecelakaan ivy nie kayaknya di sengaja ya apa memang mentari yang merencanakan semuanya. Saat ivy lagi sibuk berkendara kan hpnya bunyi beberapa kali sampai hpnya jatuh dan saat ivy mengambil hp langsung dia di tabrak dari belakang sama sebuah truck? Hanya menerka saja bunda bila salah maafkan saya bunda... 🥰🥰🥰🥰🥰🙏🙏
Dini Anggraini: ya terima kasih infonya bunda
Bisa Pesan Cover di Saya: Pure kecelakaan bund 🤗🤗🤗

Panggilan itu dari Noah kok. Ingat bab sebelumnya yang Noah hubungi Ivy beberapa kali nggak bisa? Terus nggak lama Mentari datang, cuma kali ini pure kecelakaan.
total 2 replies
Lilik24
ini pasti Ivy lagi hamil makanya moodnya berubah2
Bisa Pesan Cover di Saya: Gasss lihat bab selanjutnya kakkkk
total 1 replies
Tutuk Isnawati
mentari ga da kapok2ny dah d tggalin gendhis jg
Bisa Pesan Cover di Saya: Buta harta, otaknya gak dipake lagi/Sob/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
kasihan sih sebenarnya si gendhis ini
Bisa Pesan Cover di Saya: Dia juga korban /Sob/
total 1 replies
Lovita BM
aiihh noah disini luwelet banget deh 👎🏼😜
Tutuk Isnawati
ayo noah gercep singkirin kuman2
Bisa Pesan Cover di Saya: Pelan2 kakkkk. /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Tutuk Isnawati
hadeh pake nemuin surat perjanjian segala si gendis
Bisa Pesan Cover di Saya: Biar makin seru kak 😭
total 1 replies
Tutuk Isnawati
moga ivy kuat bisa ngadepin kelicikan mentari
Bisa Pesan Cover di Saya: Kuatt kok. Ivy kuat banget
total 1 replies
Dini Anggraini
Gendis2 ngapain kamu maju terus pantang mundur untuk dapatkan Noah padahal ada Hiro yang juga kaya raya pengusaha yang tertarik sama kamu. Suatu saat nanti kamu juga merasakan apa yang di rasakan ivy pelakor mencoba merebut suamimu. 🥰🥰🥰🥰
Dini Anggraini: Ya bunda dari caranya pandang Gendis dan tiba2 mau gendong Gendis di depan umum kan sudah kelihatan sekali Hiro sekali pandang Gendis sudah suka bunda author. 👍🥰🥰🥰🥰
Bisa Pesan Cover di Saya: Jadi ada ide buat bikin kisah Gendis X Hero 😭
total 2 replies
Tutuk Isnawati
kasian kamu vy ngadepin siluman gendhis yg licik hrus hati2
Bisa Pesan Cover di Saya: Siluman gak tuh 😭
total 1 replies
Yeni Wahyu Widiasih
cuma ibu tiri kan?
Bisa Pesan Cover di Saya: Hiyakkk Kakk, ibu tiri itu si mentari
total 1 replies
Tutuk Isnawati
dasar ibu mentari ga da akhlak
Bisa Pesan Cover di Saya: Alhlaknya dah tergadai kakkk 😭
total 1 replies
Tutuk Isnawati
semangat ivy harus kuat masih ada noah yg tulus ma kamu
Yeni Wahyu Widiasih
bagus
Bisa Pesan Cover di Saya: Alhamdulillah, makasih rate nya Kakkk. Jangan lupa baca sampai akhir yaaa
total 1 replies
Dini Anggraini
Alhamdulillah sekarang Noah tahu bahwa ivy itu melakukan semuanya hanya untuk ibunya. 🥰🥰🥰🥰
Tutuk Isnawati
noah sudah main hati rupanya
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy memang mempesona dibalik sikapnya yang keras
total 1 replies
Esther Lestari
Noah sudah terpesona dengan Ivy....cemburu melihat interaksi Jimmy dan Ivy
Esther Lestari
Seger gak Gendis mandi lagi....makanya jangan mencoba jadi pelakor, Ivy koq dilawan🙃
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy be like: APA ITU GALAU? DUIT ITS NUMBER ONE 😭😭😭
Bisa Pesan Cover di Saya: Ivy be like: APA ITU GALAU? DUIT ITS NUMBER ONE 😭😭😭
total 4 replies
Tutuk Isnawati
bgus ivy jgn kasih celah buat pelakor gendis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!