NovelToon NovelToon
Pengasuh Si Pewaris Nakal

Pengasuh Si Pewaris Nakal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Pengasuh / Bad Boy
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Apakah pengasuh hanya berlaku untuk bayi dan anak-anak?
Ariana, gadis berusia 22 tahun di janjikan upah cukup besar hanya untuk mengasuh putra dari seorang duda kaya raya.
Kenakalannya sudah tak bisa di tolerir, namun sang ayah yakin jika Ariana mampu mengubah sifat anak remajanya itu.
Akankah Ariana berhasil menaklukkan anak remaja itu? Atau justru timbul konflik yang rumit di antara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Pekerjaan Baru

Ariana tengah duduk di sebuah pos samping gang sempit rumahnya. Dia menunggu pemuda itu mengantarkan ponselnya yang terbawa semalam.Sampai akhirnya, sebuah motorsport merah berhenti di depan gang rumahnya.

Arkana tertegun melihat wajah gadis yang semalam dia antar. Tanpa balutan make up, gadis itu terlihat lebih muda dan cantik. Rambutnya yang panjang dengan sedikit gelombang di ujungnya, membuat gadis itu tampak seksi. Arkana tak berkedip sedikit pun hingga suara gadis itu menyadarkannya.

”Dek, maaf ponsel saya.”

Arkana segera memberikan ponsel gadis itu, namun dia belum mau meninggalkan tempat itu. Basa basi, Arkana mencari topik pembicaraan agar bisa berlama menatap wajah gadis di depannya.

”Kak, yang semalam menelepon ke ponsel kakak itu siapa?” Tanya Arkana memastikan, dia takut jika gadis di depannya telah memiliki suami.

”Itu adik saya.”

Arkana bernafas lega, dia berpikir panjang kembali untuk mencari pembahasan lain agar bisa mengobrol lama. Namun Ariana yang tak bisa berlama-lama di sana hanya mengucapkan terima kasih dan segera pergi di hadapan Arkana yang masih terkesima dengan kecantikan Ariana.

”Sudah ada ponselnya?” Tanya sang ibu yang menyadari kedatangan putrinya. Ariana mengangguk pelan dan segera memeriksa beberapa pesan masuk di ponsel yang menginap di rumah orang asing semalam.

”Bu, Ariana di pecat.”

Mendengar hal itu, ibunya merasa bersyukur karena Ariana tak perlu lagi bertemu dengan atasan bejatnya. Sementara, Ariana bingung karena dia telah kehilangan pekerjaan yang upahnya lumayan bisa menghidupi ibu dan sekolah adik laki-lakinya.

”Untuk sekarang, kamu istirahat dulu saja. Biar ibu yang kerja, lumayan juga upah cuci sama beres-beres rumah di kediaman Pak Bayu.”

”Tapi kan gak cukup untuk biaya sekolah Ario. Apalagi sekarang dia sudah kelas XII semester dua. Sebentar lagi UAS dan kita belum ada uang untuk melunasi SPP nya,” jawab Ariana yang tak tenang.

Iseng-iseng, Ariana membuka sosial medianya. Mencari lowongan pekerjaan yang bisa saja di posting oleh beberapa perusahaan. Namun banyak yang tak sesuai dengan keahliannya, apalagi mereka lebih membutuhkan lulusan sarjana di banding ijazah SMA miliknya.

Ariana memegang pelipisnya, kepalanya sakit memikirkan nasib keluarga. Kenapa hidupnya harus selalu sial, bahkan sedari kecil? Entah Tuhan menciptakan dirinya dari tanah apa hingga dia selalu kuat menghadapi kerasnya kehidupan.

Sejak kecil, hal yang paling dia sering lihat adalah kekerasan yang di lakukan sang ayah pada ibunya. Tidak, jangan ingatkan hal itu. Rasanya sakit jika melihat kejadian kelam masa lalu terlintas di bayangannya.

"Ah, coba dulu tanya pesangon. Pasti ada, kan aku sudah empat tahun kerja di sana," gumamnya dengan penuh harap.

Ariana pun dengan berat hati mengirim pesan pada atasan brengseknya, bertanya tentang pesangon ataupun gajinya untuk bulan depan. Naas, yang di dapatnya hanya berupa cacian dan makian dari pria tua itu.

”Dasar pria brengsek, sudah mencoba menodai aku. Malah sekarang mencoba merampas hak upahku.”

Ariana ingin sekali menghampiri pria itu dan meremas bijinya sampai hancur. Kalau saja dia punya kekuatan untuk bisa melaporkan pelecehan yang dilakukan pria itu padanya dan pegawai lain, mungkin pria itu sudah di hukum sekarang.

”Dasar Wahyu tua bangka,” umpatnya yang sudah tak bisa membendung amarahnya lagi.

......~~~......

”Bagaimana Wil, apa kau sudah menyebarkannya di sosial media?” Tanya ayah Arkana pada asisten pribadinya.

”Sudah Tuan, namun untuk apa membuka lowongan kerja itu? Bukankah menggunakan bodyguard lebih efektif?”

”Tidak Wil, kau tak akan mengerti. Jika dengan ancaman, putraku hanya akan semakin membenciku. Biasanya anak laki-laki akan lebih tersentuh dengan nasihat dan kasih sayang dari sosok perempuan. Arkana sudah lama kehilangan ibunya, aku berharap dengan cara ini dia mendapat sosok seorang ibu.”

Wildan pun tak berani untuk memberikan saran lain. Menurutnya, alasan dari sang majikan sedikit masuk akal.

Beberapa hari kemudian, sosial media dari Wildan mendapat beberapa pesan dari orang-orang yang mencoba melamar kerja. Tak di sangka jika pengumuman lowongan kerja itu mendapat antusiasme yang cukup besar.

”Kalau begitu jadwalkan besok hari untuk interview dan kita akan test satu persatu orang-orang itu di rumah. Jika ada yang bertahan selama satu minggu, maka dia yang lolos uji,” ucap Arga yang langsung di setujui oleh asistennya.

Sepuluh orang pertama pun mendapat panggilan untuk melakukan interview menuju kediaman keluarga Arga. Para pelamar kerja begitu takjub melihat eksterior dan interior rumah bergaya Prancis itu dengan furniturenya yang pasti mahal.

”Silakan duduk disini. Tuan Arga sebentar lagi akan turun dan memanggil kalian ke ruang kerjanya,” ucap Wildan dengan penuh kesopanan.

Turunlah seorang pria yang gagah dan berwajah tampan lengkap dengan pakaian yang rapi.

Tanpa membuang waktu, Arga pun segera memulai interview. Namun hanya ada tiga orang yang dengan senang hati mengikuti tes lapangan, setelah melihat syarat pekerjaan yang di berikan Arga.

Tak di sangka, Arkana yang tahu rencana ayahnya segera membuat rencana serangan agar sang ayah gagal.

”Aku bukan bayi, ngapain juga harus di asuh segala.”

Pemuda itu mengetuk pintu ruang kerja ayahnya, lalu Wildan membuka atas suruhan Arga.

”Pah, Rio sudah di tebus belum? Kasihan kalau dia masih di kantor polisi,” tanya Arkana yang memulai rencananya.

”Sudah Arkana, dan sekarang kamu harus menuruti apa kata papa. Itu kan janjimu pada papa kemarin,” ucap Arga sedikit emosi.

”Iya pa, aku janji gak akan nakal lagi. Aku gak akan menunjukkan sifat psikopat lagi. Melenyapkan nyawa orang yang gak dikenal kalau sedang emosi, atau menganiaya orang hanya untuk kesenangan pribadi,” jawab Arkana dengan wajah mengintimidasi. Sontak Arga begitu kaget mendengarnya, juga Wildan dan ke tiga orang yang akan menjalani tes lapangan.

Arkana segera pergi dengan wajah tengilnya, apalagi melihat tiga wanita paruh baya yang ketakutan dengan perkataan bohongnya.

”Saya tidak jadi mengikuti tes lapangan.” Sahut seorang wanita yang juga diikuti oleh yang lain. Ketiga wanita itu pergi dengan merusuh, tak ingin kehilangan nyawa di tangan anak orang kaya pikirnya.

”Bagaimana mungkin mereka percaya bualan Arkana?”

Arga tak habis fikir dengan tingkah anaknya, apalagi Wildan yang hanya bisa menahan tawa melihat emosi yang meluap dari Tuan Besarnya.

Beberapa hari pun berlalu, semakin berkurang orang yang berminat untuk bekerja disana. Apalagi kejahilan Arkana yang membuat para pelajar mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pekerjaannya.

Hingga di suatu hari, pagi-pagi sekali seorang gadis cantik dengan kunciran rambutnya yang panjang menekan bel rumah itu. Melihat CCTV yang terdapat di depan gerbang, gadis itu menunjukkan CVnya agar si pemilik rumah tahu jika dia sedang melamar kerja.

Seorang satpam membuka gerbangnya saat Wildan memerintahnya. Gadis cantik itu berjalan masuk dengan tatapan takjub melihat rumah yang begitu besar seperti rumah para artis di TV.

”Silakan duduk disini nona,” sapa Wildan yang terpana melihat gadis cantik di depan pintu rumah bosnya. Gadis itu mengangguk kecil sambil menunjukkan senyumnya yang manis.

”Kalau sampai kena jahil Tuan Muda sih keterlaluan, masa calon pengasuh secantik ini mau di lewatkan begitu saja,” gumam Wildan dalam hatinya.

Sementara itu, Arga yang baru turun dari kamarnya di lantai dua segera masuk ke ruang kerjanya. Dan mendapati gadis cantik yang sedang duduk di kursi depan meja kerjanya.

Arga terpana, namun tetap menampilkan ketenangan di wajahnya. Sementara gadis itu nampak gugup, karena melihat calon bosnya yang berwajah tampan bak pemain Superman.

”Ini Henry Cavill lokal kah,” guman gadis itu sambil menahan senyumnya.

”Jadi nama kamu, Ariana Marie W? W nya apa?” Tanya Arga memulai interviewnya.

”W nya Tuan gak perlu tahu, soalnya gak penting juga," jawab Ariana sambil tersenyum menunjukkan giginya. Gadis itu semakin gugup setelah mendengar suara Arga yang begitu maskulin.

”Kalau begitu saya akan langsung menawarkan honor perbulannya,” tawar Arga yang membuat Ariana membelalakkan matanya.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Fitri Widia
Tolong beri dukungan bagi karya baru saya, selamat membaca readers! /Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!