AKU SARANIN BACA DULU Si DUKU MATENG YA BIAR TAHU ASAL USULNYA CERITA INI
HAPPY READING
Penghulu menikahkan itu memang sudah tugasnya, lalu bagaimana kalau Penghulunya yang dinikahkan
Alkan Arthama Syarief, si Penghulu tampan berlesung pipi, yang bisa membuat para calon pengantin wanita berpaling dari calon suami mereka.
Dipertemukan dengan Grecia, si gadis apa adanya, yang sangat jauh dari tipe Alkan. Bahkan Cia rela menjadi stalker dari seorang Alkan, si Penghulu tampan, kapan pun dan dimana pun.
Hidup, sikap, penampilan, bahkan gaya berbicara pun mereka bagaikan langit dan kerak bumi. Alkan yang begitu sederhana dan lembut, Grecia yang begitu glamor dan bar bar serta emosian, didukung dengan segala kemewahannya.
Akankan mereka bisa saling melengkapi, disaat banyak yang menentang, karena perbedaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersembunyi Disemak Semak
Cia dan Yasmine, menatap penuh penasaran pada pagar berwarna hitam, yang mengelilingi sebuah rumah sederhana, tidak terlalu besar dan kecil pun tidak, sedang saja.
Rumah yang tadi dimasuki oleh Alkan,dan entah kenapa Cia enggan beranjak dari sana. Hati serta matanya, masih begitu penasaran dengan apa yang ada didalam sana.
Apakah akan ada kesempatan, untuk Cia bisa masuk kedalam sana? dalam hatinya saat ini tengah bermunajat, agar Tuhan mau memberikan kesempatan padanya, agar bisa lebih mengenal pria yang sangat Cia inginkan itu. Pria yang pastinya bisa membimbing dia menjadi lebih baik lagi.
"Kak Ci, pulang yu! kan kita udah tau rumahnya, besok kita kesini lagi." ucap Yasmine pelan, salah satu tangannya mengusap lembut pundak saudaranya.
Dari kaca mobil yang sedikit terbuka, Cia melihat dua orang wanita keluar dari dalam rumah. Alhasil urunglah niatnya untuk pergi dari sana. Keningnya berkerut kala melihat keakraban keduanya, rasa penasaran Cia kembali menggebu.
"Kak Ci, mau kemana?" seru Yasmine tertahan, kala melihat Cia turun dari mobil.
"Tunggu disini! jangan kemana mana! buka pintunya, awas kalau ditutup!" ancam Cia pada Yasmine, dan setelah itu Cia terlihat mengendap ngendap, mengintip kedua wanita yang tengah mengobrol diteras rumah.
"Bunda jaga kesehatannya, ingat jangan lupa istirahat dan jangan stres." ucap wanita muda yang terlihat cantik.
"Iya Bu Dokter, kalau stres jangan ditanya lagi, Bunda udah stres mikirin Alkan yang belum juga menikah, padahal temannya sudah banyak yang kepelaminan." sahut wanita paruh baya itu menimpali.
"Mungkin Mas Alkan belum bertemu sama jodohnya, Bun. Bunda doakan saja, agar Mas Alkan segera menemukan jodohnya," ujar lembut si Ibu Dokter.
"Aamiin, setiap saat Bunda selalu berdoa, dan berharap kalau jodoh Alkan adalah wanita yang sudah sangat mengenal dia dan hidupnya." balas si Bunda, bahkan ucapannya membuat si Ibu Dokter tersenyum malu.
Tidak ada yang bisa memungkiri, kalau dokter cantik itu memang memiliki rasa pada Alkan selama ini. Bahkan bukan dia saja, hampir seluruh wanita single di lingkungan tempat tinggal Alkan, begitu berharap si Bapak Penghulu, yang selalu menikahkan sepasang pengantin, akan menikahi mereka juga.
"Sainganku Dokter? omaitodegat Cia, mana cantik lagi, tapi masih cantikan Cia kemana mana sih." ucap Cia yang berubah ubah, penuh percaya diri.
"Siapa sih Ibu itu, apa jangan jangan, itu calon Ibu Mertua?" lanjutnya lagi.
Bahkan saat ini, Cia dengan rela bersembunyi disemak semak, agar bisa mendengar lebih jelas apa yang tengah kedua wanita itu bicarakan.
"Aamiin, semoga doa Bunda segera dijabah sama Tuhan," ujar lembut wanita yang dipanggil Bu Dokter itu.
Cia merasa sedikit tersisih, kala melihat keakraban keduannya. Apa lagi kalau benar wanita paruh baya itu adalah Ibu dari Alkan, pasti butuh banyak akal tenaga serta waktu, untuk bisa masuk kedalam keluarganya.
"Bun? kaos Alkan yang warna abu abu kemana?" suara seruan Alkan, membuat kedua wanita yang tengah asik mengobrol itu menoleh.
"Kalau begitu, Eli pulang ya Bun. Jangan lupa istirahat, dan jaga pola makannya." ucap Bu Dokter lagi, sebelum dia pergi dari rumah Alkan.
Wanita yang dipanggil Bunda, terlihat menganggukkan kepala pelan seraya tersenyum tulus. Senyuman tipis sang dokter cantik, masih terpatri indah kala dia melangkah meninggalkan kediaman Alkan.
Bahkan Cia harus memepetkan tubunya kearah semak semak, kala melihat si Ibu Dokter hendak melewati tempat persembunyiannya.
Bahkan Cia sampai harus menahan napas sejenak, barulah setelah wanita bergaun dibawah lutut itu pergi, Cia bisa menghembuskan napasnya lega.
Kedua matanya kembali terarah pada teras rumah Alkan, Cia sedikit tersentak kala melihat Alkan menatap kearah tempat persembunyiannya.
"Kan? bantuin Bunda masangin gas!" suara seruan dari dalam rumah, membuat Alkan mengalihkan pandangannya dari semak belukar.
"Iya Bun!" sahut Alkan.
Dan itu membuat Cia bernapas lega, bahkan Cia sedikit mengintip untuk memastikan kalau Alkan masih disana atau tidak.
"Huh selamet, si Bapak Penghulu udah masuk, kayaknya aman kalau keluar." monolog Cia, gadis cantik itu pun segera berlari kecil menuju mobilnya, yang memang cukup jauh dari tempatnya bersembunyi.
Tanpa Cia sadari, kalau saat ini Alkan tidak sepenuhnya masuk kedalam rumah. Pria itu mengintip lewat jendela kaca rumahnya, salah satu sudut bibirnya tertarik keatas membentuk senyuman tipis.
"Ternyata ada kucing yang lagi sembunyi." gumamnya pelan, bahkan Alkan masih bisa melihat punggung serta rambut panjang Cia berkibar ditiup angin, saat gadis itu berlari. Walaupun Alkan tidak tahu siapa dan bagaimana rupa sang gadis, karena saat ini posisinya tengah membelakangi dia.
"Makin hari, makin banyak saja si tukang stalker. Tapi, kok kayak pernah lihat baju itu? dimana ya?" gerutu Alkan sembari menutup pintu.
**KUCING DISEMAK SEMAK
YUHUUUUUUUUUU JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
SEE YOU NEXT TOMORROW
BABAYYYYY MUUUUAAAACCCHHHH**
lama2 author nya tak jak bkin kolak ini....