NovelToon NovelToon
Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Menjadi Ratu Di Tangan Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dhessy

follow Ig : dhee.author

Mungkin ini tidak sepantasnya. Tapi apa daya kalau Mika terlanjur dibuat nyaman oleh kakak iparnya sendiri.

Sedangkan lelaki yang dia sebut suami, dia lebih mementingkan wanita lain ketimbang dirinya.

Nalurinya sebagai perempuan yang haus akan perhatian sudah terpenuhi oleh kakak iparnya, Gavin.

Hingga perlahan cinta itu tumbuh dan tak bisa dicegah lagi. Rasa ingin memiliki itu begitu kuat. Sekuat rintangan yang harus mereka lalui agar bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9

"aaarghhh, sial! Kurang ajar Lo, Mikha."

Gilang mengerang kesakitan saat Mikha dengan nekat menendang senjata Gilang.

Tidak ada cara lain selain menyakiti Gilang sekali saja sebelum Gilang benar-benar menyentuhnya. Tak terbayangkan bagaimana nanti jika keduanya harus benar-benar tidur dalam satu kamar. Bisa-bisa Mikha tidak akan memejamkan mata agar bisa siap siaga kalau tiba-tiba Gilang berbuat nekat.

Walaupun sebenarnya sah-sah saja, tapi Mikha tidak ingin melakukannya dengan Gilang. Di hati Mikha, sama sekali tidak ada rasa untuk Gilang. Dan Mikha pun berpikir kalau di hati Gilang juga tidak ada nama Mikha di sana.

Mikha tak ingin melakukan hubungan tersebut jika tanpa ada cinta yang melandasinya.

Ketika Gilang lengah, Mikha segera berlari keluar kamar untuk menghindari Gilang. Malam ini dia harus tetap berpisah kamar dengan Gilang. Bagaimanapun caranya.

"Mikha?"

"Ya, Ma?"

"Kenapa barang-barang Gilang ada di kamar bawah? Bukannya kamar kalian di atas?"

Mikha membulatkan matanya mendengar pertanyaan Yunita.

"Kalian baik-baik saja, kan?" Yunita memicingkan matanya. Melihat Mikha dengan penuh curiga.

Kepala Mikha mengangguk kaku. "Ba-baik, kok, Ma. Cuma kamar kita mau di renovasi dulu. Nanti barang-barang aku juga dipindah dulu kok, Ma. Belum sempat aja karena kita berdua kan, sama-sama kerja."

"Memangnya kamarnya mau direnovasi bagaimana?"

"Mau ganti cat, Ma. Mikha bosan warna itu terus."

"Oke. Tapi beneran, ya, kalian baik-baik aja?"

"Beneran, Ma. Kan, tadi mama sama papa juga lihat kalau kita berdua baik-baik aja."

Yunita pun akhirnya mengangguk dan tersenyum puas. Hati Mikha pun bisa merasakan lega yang luar biasa.

Bisa saja Mikha mengatakan semuanya sekarang perihal rumah tangganya yang tidak baik-baik saja. Tapi Mikha tidak memiliki bukti apapun untuk bisa melepaskan diri dari Gilang.

Mikha menarik napas pelan lalu menghembuskannya perlahan. "Sabar," ucapnya dalam hati. Memberi kekuatan pada hatinya sendiri.

***

Mikha berharap pagi segera datang.

Sudah jam dua dini hari, tapi Mikha belum juga bisa memejamkan matanya.

Setelah melewati perdebatan sengit antara Gilang dan Mikha, akhirnya Mikha terpaksa menerima bahwa malam ini mereka akan tidur dalam satu kamar.

Dengan catatan, Gilang tidur di sofa dan Mikha berada di atas ranjang.

Meskipun Gilang tak menolak dan dia langsung tertidur lelap setelah merebahkan tubuhnya di atas sofa, Mikha merasa harus tetap waspada. Takut kalau tengah malam Gilang akan terbangun dan berbuat yang tidak-tidak pada dirinya.

Karena itu Mikha tak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Berkali-kali terbangun dan mengecek apakah ada yang berubah dari dalam dirinya? Mikha bisa menghembuskan napas lega setelah semuanya masih baik-baik saja dan tidak berpindah dari tempatnya.

Mikha baru bisa memejamkan matanya di saat adzan subuh berkumandang. Bukannya mendirikan sholat, Mikha justru tertidur lelap seperti orang pingsan dan baru bangun di pukul delapan pagi.

"Mampus gue! Udah telat lama banget. Kak Gavin pasti ngamuk kalau kayak gini."

Secepat kilat Mikha bersiap-siap. Biasanya dia membutuhkan waktu satu jam untuk bersiap-siap, kali ini cukup lima belas menit saja.

Rambutnya masih basah belum sempat dia keringkan. Tapi kakinya sudah melangkah tergesa menuruni anak tangga.

"Pa, Ma. Maaf, Mikha bangun kesiangan."

Anton dan Yunita berpandangan. Tersenyum lebar melihat rambut Mikha yang basah. "Enggak apa-apa. Kami paham, kok. Gilang bilang kamu kecapekan karena semalam menghabiskan malam yang panjang dengan Gilang."

"Hah?" Mikha melirik Gilang yang malah asyik menikmati sarapannya. "I-iya, Ma. Kak Gilang bener. Aduh, Mikha jadi malu."

"Kenapa harus malu? Papa dan mama waktu pengantin baru juga begitu, kok."

Mikha tersenyum tipis. "Iya, Ma. Mikha berangkat dulu, ya. Udah telat."

"Nggak sarapan dulu? Atau biar diantar Gilang aja."

"Oh, nggak usah, Ma. Mikha berangkat sendiri. Nanti sarapan bisa di kantor. Bye Mama, bye papa."

Mikha berlari keluar tanpa berpamitan dengan Gilang. Melenggang pergi begitu saja tanpa menyapa Gilang sedikitpun.

Hal itu kembali mengundang tanya bagi Anton dan Yunita. "Kok, dia nggak pamit sama kamu, Lang?"

"Lupa kali, Ma. Namanya juga lagi buru-buru. Bentar lagi juga balik buat pamitan."

Benar saja. Baru saja Gilang menyelesaikan ucapannya, teriakan Mikha terdengar melengking sampai ke dalam rumah.

"Kak Gilang, aku lupa nggak pamit. Aku kerja dulu, ya, Sayang."

Mikha mencium tangan Gilang. Lalu mengecup pipi Gilang singkat.

Pemandangan tersebut membuat Anton dan Gilang tersenyum bahagia. Segala pemikiran buruk tentang rumah tangga Gilang yang mereka anggap tidak baik-baik saja dipatahkan begitu saja oleh pemandangan pagi ini. Rambut basah Mikha dan Gilang, serta Mikha yang tanpa ragu mencium pipi Gilang di hadapan Anton dan Yunita.

Sementara itu, setelah Mikha masuk ke dalam mobil, Mikha mengusap bibirnya dengan kasar. Cukup sekali ini saja, menjadi yang pertama dan terakhir Mikha mencium Gilang.

"Bisa nggak, sih, ganti kulit. Sumpah risih banget ini bibir habis nyium Gilang," gerutunya kesal di sepanjang perjalanan ke kantor. Sampai dia lupa mengeringkan rambutnya yang masih basah.

Karena harus bersandiwara secara totalitas di depan kedua mertuanya, pagi ini Mikha harus keramas.

***

"Kakak, aku terlambat. Maaf."

Gavin melihat sekilas Mikha yang baru saja masuk ke ruangannya. Napasnya masih terengah-engah karena harus buru-buru masuk ke ruangan Gavin.

Mikha sudah menyiapkan diri jika hari ini Gavin akan memberinya hukuman karena sudah terlambat.

"Saya tau kamu sudah menikah. Tapi kalau mau begituan harus ingat waktu. Jangan sampai buat kamu terlambat ke kantor. Keringkan dulu rambutmu! Saya risih melihat karyawan dengan rambut basah seperti itu. Kurang rapi," ucap Gavin dengan ketus.

Gavin sudah merasa sangat kesal saat kemarin mamanya mengirimkan foto Mikha tengah bergandengan tangan dengan Gilang. Pagi ini ditambah dengan Mikha yang datang terlambat, juga dalam keadaan rambut setengah basah tidak rapi sama sekali.

Rasanya Gavin tidak rela jika semalam Gilang dan Mikha melakukan hubungan suami istri meskipun itu adalah hak mereka. Gavin tidak berhak melarang. Cemburu pun sebenarnya tidak berhak.

***

Mikha merasa Gavin sekarang berubah seperti dulu lagi. Dingin dan jutek. Sikap manis yang sempat ditunjukkan pada Mikha ternyata hanya bertahan beberapa Minggu saja.

Mikha rasa pekerjaannya selama ini baik-baik saja. Gavin tidak protes itu tandanya apa yang dilakukan Mikha sudah benar.

Tapi berubahnya sikap Gavin yang membuat Mikha tidak tenang. Merasa aneh dan seperti ada yang hilang dari hatinya.

Sore ini, sebelum pulang, Mikha memberanikan diri untuk menemui Gavin. Menanyakan apakah ada yang salah dari Mikha di mata Gavin.

"Kak, bisa kita bicara sebentar?"

"Saya sedang sibuk," jawab Gavin tanpa melihat Mikha. Bahkan matanya masih fokus pada laptop di depannya.

Mikha mendesah kecewa. Lagi-lagi sikap Gavin membuat nyalinya menciut begitu saja. Mikha tak berani untuk berbicara panjang lebar ketika jawaban Gavin menegaskan bahwa dia tidak ingin diganggu.

"Aku nggak tau ini hanya perasaanku saja atau bukan. Tapi aku rasa kakak berubah." Mikha menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Melihat kak Gavin seperti ini, seperti ada yang hilang dari hidup aku. Maaf kalau aku ganggu Kak Gavin. Permisi."

Entah kenapa Mikha bisa meneteskan air matanya setelah keluar dari ruangan Gavin. Rasanya benar-benar sakit hati saat Gavin tak memperdulikan dia lagi.

Padahal baru saja dia menemukan rasa bahagia, rasa aman dan nyaman ketika bersama Gavin. Tapi kemudian semuanya terenggut dengan tiba-tiba, tanpa Mikha tahu apa alasannya.

Gavin yang memulai, Gavin juga yang mengakhiri.

Sayangnya hal itu sudah terlanjur meninggalkan kesan di hati Mikha.

"Mikha!"

Langkah Mikha terhenti karena mendengar namanya dipanggil. Saat dia menoleh, Gavin berjalan cepat menghampiri dirinya. Lalu memeluknya dengan erat.

"Kak?" panggil Mikha dengan kaku. Tubuhnya menegang merasakan pelukan Gavin yang begitu erat.

"Sssttt. Diamlah! Biarkan seperti ini untuk sementara waktu."

Ucapan Gavin membuat Mikha diam. Mikha memberanikan diri untuk mengangkat kedua tangannya, membalas pelukan Gavin.

🌹🌹🌹

1
Ana Susana
❤️
Katherina Ajawaila
sepertinya seru nih ceritanya, sukses ourhour
Pembenci Author bego
seru lumayan
Kembae e Kucir
Luar biasa
Anonymous
/Good//Good//Good/
Ulil Baba
coba baca
Yundari Gayosa
sigavin plin plan.....pergi aja mika tambayong yang jauhh...bawa cowok lebih dr Gavin ,😀
Yundari Gayosa
Luar biasa
Mei Saroha
kasian Mikha, yg deketin cowo2 pengecut 😞😭
ayu eka2169
Luar biasa
Nur Harfiati
Lumayan
Safa Almira
seruuu
Misel Livita Kundimang
ku bomm yahhh lama lama rumahmu thorr aku udah nangis nangis sampe habisin tissu eehhh malah cmn mimpi si Gavin ajaa huuuu/Right Bah!//Right Bah!/
Tjutju Haryati
Luar biasa
Misel Livita Kundimang
huaaaa sedih bangat bacanyaaaa😭😭dari mulai pernikahan yang tidak bahagia, kisah cinta yang putus di tengah jalan, sampai harus di tinggal matii. gue yakin nggak akn ada wanita yang sekuat Mikha di dunia nyata kalaupun ada pasti hanya ada beberapa yg mampu bertahan dan tidak menjadi gilaaa😭😭😭😭semangat author🥰🥰
Misel Livita Kundimang
Gavin kurang ajar bangat sihhh nggak ada perjuangannya sama sekali aaaaaaa kecewa bangat samaaa gavinnnnn sekecewanya sama gilangg lebih kecewa sama gavinnn
Misel Livita Kundimang
kok muter muter sih ceritanya nggak bisa langsung aja Thor🥹author terlalu mempermainkan perasaan pembaca huuuaaaa😭
Maria Mahdalena Manalu
pengen tertawa sampek mau keluar ni air mata
Alvia Nora
tau rasa Gilang punya berlian mah milih emas palsu secara viona juga pergi tinggal gigit jari kan emang enak....
martina melati
bw hp yg ada video gilang dg viona berhubungan intim (sekretaris) k mertua mikha (ortu gilang) ajukn perceraian...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!