Menceritakan seorang pemuda bernama Xiao Feng, yang merupakan reinkarnasi dari seorang Dewa Cahaya bernama Bara. Sebelum kembali mendapatkan kekuatan Dewa Cahaya miliknya, Xiao Feng/Bara harus mendapatkan kekuatan untuk melawan Para Raja Iblis di Zhuo Guo. Alhasil, Golok Luo Tian Long yang menjadi senjata terkuat di alam dewa, berhasil dia ambil kembali dan berubah menjadi Golok Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27.Gempar
Bara Sena menatap mayat Xiao Zen yang tergeletak dengan kepala pecah dan isinya berhamburan di tanah.
"Manusia sepetimu pantas mati," ucap Bara lalu melangkah mendekati kereta kuda.
Dia melihat Xia Yu yang duduk di dalam kereta dalam keadaan terikat. Dengan segera Bara melepaskan ikatan tersebut dan menurunkan gadis yang dulunya adalah bibi kecilnya.
"Kau tidak apa-apa Xia Yu?" tanya Bara sambil mengelus kepala gadis itu dengan penuh perasaan.
Xia Yu langsung memeluk pemuda itu tanpa pikir panjang lagi. Dia menangis di dada Bara Sena hingga sesenggukan.
"Aku takut...Aku sangat ketakutan sekali...Aku takut saat melihatmu tak bergerak di sana..." ucap gadis itu dalam sela tangisnya.
"Sekarang semua sudah baik-baik saja Xia Yu. Tak perlu menangis lagi..." ucap Bara sambil membelai punggung gadis itu.
Xia Yu mendongakkan wajahnya. Dia menatap Bara dengan tatapan khawatir.
"Ayahku...Dimana dia?" tanya nya membuat jantung Bara terasa berhenti berdetak. Dia tak memperhitungkan jika Xia Yu akan menanyakan hal itu padanya.
"Apa yang harus aku katakan?" batin Bara Sena.
Melihat Bara yang diam saja, Xia Yu langsung kembali menangis tersedu-sedu. Dia membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi pada ayahnya, Xiao Lie.
"Kau tenangkan saja dulu Xia Yu...Kita akan bicarakan ini nanti," ucap Bara Sena.
Pemuda itu pun meminta Xia Yu masuk ke dalam kereta kuda yang sudah hancur bagian sampingnya. Rencana Bara adalah menjual kereta itu bersama enam kuda putih yang menariknya.
"Harganya pasti cukup mahal, bisa buat membeli rumah kecil dan kebutuhan hidup Xia Yu nanti," batin Bara.
Kereta itu berjalan selama satu hari menyusuri sungai Yangtze. Hingga akhirnya Bara Sena menghentikan kereta tersebut di sebuah kota kecil bernama Yushan. Disana lah Bara menjual kereta kuda tersebut kepada tengkulak di kota tersebut.
Setelah melalui tawar menawar yang cukup alot, akhirnya tengkulak itu mau membayar dengan harga cukup tinggi mengingat enam kuda putih itu bukan kuda sembarangan.
Bara Sena pun mengajak Xia Yu pergi ke suatu tempat para penjual rumah untuk mencari rumah yang dijual dengan harga murah. Tak butuh waktu lama bagi Bara untuk mendapatkan penjual rumah dengan harga yang dia inginkan.
Bara dan Xia Yu berhenti melangkah di depan sebuah rumah yang ada di tengah perkebunan buah persik. Si pemilik rumah yang menjual rumah tersebut mempersilahkan Bara dan Xia Yu untuk masuk dan melihat-lihat dalam rumah.
"Silahkan tuan," ucapnya.
Bara Sena pun segera masuk ke dalam rumah tersebut. Xia Yu mengikuti dari belakang.
Keadaan di dalam rumah itu masih sangat terawat. Itu adalah rumah yang Xia Yu idam-idamkan karena berada di tengah perkebunan buah persik.
"Sepertinya kau menyukai rumah ini Xia Yu?" tanya Bara Sena.
"Kakak tahu yang aku inginkan...Ini sudah termasuk bagus kakak," kata Xia Yu.
"Baguslah jika kau menyukainya," ucap Bara Sena.
Malam itu juga mereka menempati rumah baru tersebut bersama. Tak ada halangan atau apa pun yang membatasi mereka berdua. Dengan perasaan yang sudah menggelora dan rasa rindu yang mendalam, keduanya pun saling berpagutan di atas ranjang kasur yang empuk.
"Aku merindukan dirimu Xia Yu..." bisik Bara Sena hingga bibirnya menempel di telinga si gadis.
Xia Yu mendesah lirih.
"Malam ini kau boleh melakukan segalanya kakak Bara..." sahut Xia Yu dengan suara yang membuat Bara tak bisa lagi menahan diri.
Beberapa hari kemudian, Aula Besar Sekte Utama Xiao, yang ada di Kota Yangzhou gempar dengan kabar buruk yang menimpa rombongan tuan muda Xiao Zen.
"Apa!? Xiao Zen ditemukan tewas!?" berteriak seorang pria bertubuh tinggi dengan kumis dan jambang yang terawat pertanda dia seorang bangsawan kaya dan terhormat di kota tersebut. Pria itu nampak terlihat sangat marah. Itu terlihat dari raut wajahnya yang seolah hendak menerkam si pembawa kabar buruk tersebut.
"Benar Pemimpin Sekte. Kami telah mengerahkan beberapa Pendekar ahli menuju ke tempat terakhir yang di kunjungi oleh tuan muda Xiao...Itu adalah kediaman keluarga Xiao yang ada di Nanjing, tuan Xiao Zun..." ucap seorang pria dengan tubuh kekar dan rambut pendek.
"Lalu, apa yang kalian temukan disana?" tanya Pemimpin Sekte yang bernama Xiao Zun.
"Kediaman Keluarga Xiao di kota Nanjing rata dengan tanah tuan...Semuanya hancur tak tersisa. Bahkan kata beberapa penduduk di sana yang melihat langsung ledakan besar itu mengatakan bahwa bukit di belakang kediaman keluarga Xiao juga hancur tak tersisa. Hanya sebuah lubang besar menganga yang terlihat disana..." kata pria berambut pendek tersebut.
Mata Xiao Zun mendelik dan melotot ke arah pembawa kabar.
"Aku tahu bukit itu karena aku pernah beberapa kali berkunjung kesana. Tapi, yang benar saja! Mana ada orang yang bisa menghancurkan bukit sebesar itu!?" teriak Xiao Zun masih murka.
"Itulah yang ditemukan oleh kami tuan Besar..." ucap pria berambut pendek sambil menundukkan kepalanya.
"Bagaimana bisa...Keparat mana yang berani membuat masalah dengan Sekte kita!?" geram Xiao Zun.
"Saya tidak bisa menduganya Tuan Besar. Tapi saya mempunyai beberapa catatan perjalanan tuan muda di beberapa kota selama setengah tahun ini. Dan dia menginap paling lama di kota Nanjing. Bahkan ada catatan yang mengatakan perihal tetua di Klan, Xiao Lie yang menyembunyikan orang asing di dalam kediaman Keluarga Xiao. Nama bocah yang disembunyikan itu bernama Xiao Feng. Belum ada data yang jelas mengenai dia, tapi dia menikah dengan salah satu anak dari Keluarga Qing, namanya adalah Qing Yue," kata pembawa kabar tersebut.
"Xiao Feng...? Apakah ada hal lain terkait bocah itu?" tanya Xiao Zun.
"Dia cerdas dan mempu menganalisis lawan bicaranya dengan baik. Kepala Keluarga Xiao Wang kalah adu mulut dengan dia. Tapi dikabarkan, titik meridian bocah ini rusak permanen," kata pria berambut pendek tersebut.
"Cacat maksudmu?" tanya Xiao Zun sambil mengelus jenggotnya.
Pria berambut pendek itu mengangguk.
"Dia tak bisa melatih tenaga dalam. Secara fisik pun dia lemah dan bukan orang yang terpandang di keluarganya. Dia hanya seorang bocah yang beruntung mendapatkan putri Keluarga Qing yang berdasarkan catatan ini adalah seorang murid di Sekte Awan Es. Murid dari Chu Yue Li, gadis tercantik ke tujuh di Istana Awan Es..." kata pria itu membuat Xiao Zun semakin berpikir keras.
"Melihat cara berpikir anakku, sudah pasti dia akan berusaha menarik salah salah satu dari guru dan murid itu...Tapi..." Xiao Zun tengah membatin, namun pria berambut pendek itu telah memotongnya lebih dulu.
"Tercatat tuan muda menerima tamparan keras dari pengawal Xiao Cha. Alasan Xiao Cha menamparnya adalah karena tuan muda hendak melakukan perbuatan memalukan terhadap Chu Yue Li..."
"Anak bodoh...! Sudah aku katakan berulangkali padanya agar tidak sembarangan berbuat ulah. Apakah masih kurang gadis cantik di kota Yangzhou ini?" geram Xiao Zun sambil menggebrak meja yang ada di depannya hingga hancur.
"Apa yang harus kita lakukan tuan Besar? Kami menunggu perintah darimu," kata pembawa berita.
"Apalagi? Tentu saja kita cari pembunuhnya. Cepat lakukan penyelidikan dan segera tangkap orang yang berani membuat masalah dengan Sekte Xiao kita! Sebarkan perintah ini keseluruh anggota sekte!" sahut Xiao Zun.
"Baiklah tuan besar. Akan saya lakukan!" kata pembawa berita tersebut lalu pamit undur diri.
Xiao Zun menoleh ke arah seorang pria berambut putih sepanjang punggung.
"Xiao Shin, apakah kau bisa mengatasi hal ini? Aku tak yakin orang-orang itu bisa memecahkan masalah ini." kata Xiao Zun.
"Jika ada data dari semua orang yang kemungkinan kuat bersembunyi dibalik keluarga Xiao, aku pasti akan menemukannya..." kata pria bernama Xiao Shin tersebut.
"Bagus. Pembawa berita tadi memiliki beberapa data dari perjalanan Xiao Zen bodoh itu. Aku harus kehilangan bocah itu karena masalah perekrutan. Dari kabar yang aku dengar, pria bernama Xiao Yu Long yang akan menjadi salah satu kandidat pendekar muda terbaik mendapat siksaan yang sangat sadis dari seseorang. Tapi sayangnya, jika benar kediaman itu telah rata dengan tanah, kau akan kesulitan untuk menganalisis nya," kata Xiao Zen.
"Tuan Besar tenang saja. Tak ada yang tak bisa dilakukan olehku. Jika kita ingin menangkap tikus, kita harus mencari apa yang membuat dia berani keluar dari sarang dan muncul ke permukaan...Itu yang akan aku selidiki. Tuan hanya perlu memberikan catatan perjalanan tuan muda padaku. Aku butuh beberapa hari untuk menganalisa." kata Xiao Shin.
"Baiklah. Aku akan memberikan plat perintah ini padamu. Saat kau menemukan siapa yang kau curigai, kau boleh membawa orang sebanyak yang kau mau. Aku hanya ingin melihat kepala orang yang berani berbuat macam-macam dengan Sekte Xiao kita..." kata Xiao Zun.
Xiao Shin bangkit berdiri.
"Kalau begitu, saya akan memulai penyelidikan ini," ucapnya kemudian.
"Hm, lakukan lah yang terbaik Shin," ucap Xiao Zun.
Xiao Shin mengangguk kemudian dia pun pergi.
Di dalam aula itu masih ada beberapa tetua Sekte. Mereka saling bergumam membicarakan kematian Xiao Zen yang masih misteri.
"Xiao Liang, mengenai turnamen yang akan kita gelar di tempat kita, apakah kau sudah mendapatkan daftar keluarga siapa saja yang akan ikut? Menurut apa yang aku dengar, pihak Kerajaan juga ingin ikut menonton turnamen ini?" tanya Xiao Zun.
"Benar pemimpin sekte. Pihak kerajaan telah mengirim surat bahwa mereka akan turut hadir di turnamen kita nanti. Dan, ada juga pihak-pihak lain yang sudah mendaftar. Hanya saja, tak ada yang menonjol dari mereka semua," kata Xiao Liang.
"Begitu ya...Hm, seharusnya Xiao Zen yang akan mewakili Sekte kita di turnamen itu. Sayang sekali, dia begitu bodoh hingga harus berurusan dengan sampah keluarga Xiao...!" ucap Xiao Zun geram.
"Turnamen kita kali ini akan diadakan secara besar-besaran untuk mendongkrak nama Sekte kita di Kerajaan Jiangsu ini..." kata Xiao Liang.
"Rencana ini sudah kita buat bertahun-tahun yang lalu. Xiao Zen malah membuat rencana kita sedikit berantakan. Tapi, semua harus sesuai dengan rencana awal. Aku ingin orang-orang dari Kerajaan melihat sekte kita. Begitu juga dengan Sekte-Sekte besar lainnya yang ada di Jiangsu ini...Sekte Xiao kita bukanlah Sekte rendahan seperti yang dikatakan oleh mereka..." kata Xiao Zun penuh percaya diri.