Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Bertemu Kaisar Ning Hao.
Kota Taiyang.
Pagi hari. Qing Ruo dan Qing Ling terbangun dari tidurnya saat sebuah suara memanggil mereka.
" Jenderal Ruo, Yang Mulia meminta waktu anda."
" Baik, temui aku satu jam lagi di restoran Bunga Langit. Aku akan menunggu di sana."
" Baik jenderal." prajurit itu berlalu sambil meninggalkan tempat itu.
" Gege, Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Qing Ling.
" Masalahnya sederhana. Aku secara sengaja memergoki Jenderal Ning Wei melakukan pengawasan di wilayah ini."
" Lalu apa yang gege lakukan pada mereka?"
" Aku hanya mengatakan bahwa tindakan mereka itu telah melukai perasaan pasukan kekaisaran Hanguo."
" Apakah gege akan menemui Kaisar?"
" Tentu saja, aku harus menyelesaikan masalah ini."
" Hm... Lalu mengapa gege belum bersiap-siap?"
Qing Ruo tersenyum kecil sambil memeluknya dengan erat lalu mengecup ubun kepalanya.
" Baik, aku akan bersiap-siap," ucapnya sambil tersenyum kecil.
****
Di dalam istana.
Ning Hao yang menerima laporan itu merasa gusar.
" Sudah dua hari aku menunggu niat baiknya. Apakah dia memandang rendah diriku! Sejak kapan seorang jenderal berani memerintah diriku!" dengan wajah memerah.
" Yang Mulia, apa yang harus hamba lakukan?" tanya sang komandan.
" Panggil jenderal Ning Wei untuk menghadap!"
" Baik Yang Mulia." sambil tugas meninggalkan tempat itu.
" Sungguh lancang dan tidak tahu diri. Beraninya dia berbicara seperti itu padaku," ucap Ning Hao gusar sambi melempar gelas yang ada di tangannya.
" Prank..." suara gelas itu hancur saat mengenai pilar istana.
Tidak lama kemudian, sang komandan kembali bersama jenderal Ning Wei.
" Ning Wei, Panggil Jenderal besar Liong Da, dan Jenderal Liong Ta!"
" Baik Yang Mulia," jawab Ning Wei tanpa banyak bertanya lalu meninggalkan ruangan itu.
" Ini gawat, mengapa yang mulia harus memanggil kedua jenderal naga emas. Apakah dia ingin membunuh jenderal Ruo," sang komandan membatin.
" Komandan, silakan kembali untuk beristirahat."
" Baik Yang Mulia."
Lima belas menit kemudian. Ning Wei kembali bersama dua pria paruh baya.
" Hormat pada Yang Mulia Kaisar," ucap kedua pria paruh baya tersebut dengan hormat.
" Silakan duduk jenderal."
" Baik Yang Mulia, terima kasih."sambil duduk.
" Jenderal Liong Da, jenderal Liong Ta, aku ingin membawa kalian menguji kekuatan seorang jenderal Qilin Api."
" Yang Mulia, apakah ini tidak berbahaya?"
" Aku ingin kalian memberinya pelajaran!" dengan wajah kesal.
Liong Da dan jenderal Liong saling berpandangan.
" Yang Mulia, apa yang terjadi?"
" Bocah itu telah berani mengabaikanku, bahkan telah memerintahku!" dengan gusar sambil menjelaskan masah itu dengan rinci.
" Dasar tidak tahu diri, berani-beraninya dia bersikap seperti itu!" Liong Da dengan wajah kesal.
" Mari kita temui dia," ucap Ning Hao sambil beranjak dari Takhtanya.
*****
Restoran Bunga Langit.
Qing Ruo tiba di tempat itu dan memesan sebuah ruangan khusus.
" Pelayan, jika ada orang yang berpakaian bangsawan yang mencariku, langsung arahkan saja mereka ke dalam ruangan."
" Baik tuan." jawab pelayan tersebut dengan ramah.
Di dalam ruangan khusus itu, Qing Ruo duduk dengan tenang sambil menyesap minuman yang telah tersedia di hadapannya.
Sambil menunggu Ning Hao tiba, qing Ruo memeriksa pesan giok jiwa dari Xie Wu dan Tu Hai.
" Hm..., delapan hari lagi. Apakah wilayah timur akan kacau," batinnya.
" Apakah Yan Xioa Er berhasil?" batinnya, lalu mengirim pesan jiwa pada jenderal pilar timur itu.
Sepuluh menit kemudian, saat dirinya sedang menikmati minumannya, Ning Hao yang menyamar bersama dua pria paruh baya memasuki ruangan tersebut.
" Hormat pada Yang Mulia," ucap Qing Ruo dengan hormat sambil mempersilahkan Ning Hao dan rombongannya untuk duduk.
Ning Hao yang menggunakan penutup wajah itu lalu melepaskan penutup wajahnya, dan duduk dengan tenang sambil menatap Qing Ruo dengan tajam.
Di sisinya, kedua pria paruh baya itu langsung membuat gerakan tangan dan menyegel ruangan itu.
" Jenderal Liong Da, Liong Ta, apakah kalian berdua mengenal Jenderal Ruo ini?" tanya Ning Hao.
Kedua Jendral Naga Emas itu menggelengkan kepala.
" Aku bahkan tidak pernah melihatnya," jawab Liong Da.
Ning Hao menganggukan kepala lalu menatap Qing Ruo dengan tajam.
" Jenderal Ruo, Siapa anda sebenarnya?"
" Yang Mulia, apakah anda hanya ingin membicarakan hal ini?" tanya Qing Ruo dengan tenang.
" Jenderal Ruo, jangan lancang Anda. Jawab saja pertanyaan dari Yang Mulia Kaisar!" Teriak Liong Ta sambil menunjuk wajah Qing Ruo.
" Jenderal, Tunjukkan kalimat mana yang menyatakan bahwa aku sebagai orang yang lancang!"
" Kamu! Jangan besar kepala...!" ucap Liong Da dengan wajah memerah.
" Jenderal, Yang Mulia ingin mengetahui rahasia orang lain, apakah itu bukan tindakan yang lancang. Apakah ini alasan anda mengawasi keberadaan kami sebelumnya?"
Ning Hao terdiam. Wajahnya yang tenang ini mulai memerah kesal. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa Qing Ruo benar-benar tidak takut padanya.
" Benar aku yang menempatkan mereka di tempat itu. Tujuanku adalah untuk mengetahui siapa yang berada di sekitarku dengan jelas."
" Bukankah sudah jelas bahwa kami pasukan Qilin Api dikirim untuk menjaga keamanan Yang Mulia, lalu mengapa Yang Mulia melakukan hal itu lagi. Konsekuensinya jika kami melakukan sesuatu yang ceroboh kepada anda, nyawa anggota klan dan keluarga kami adalah taruhannya. Selain itu, tindakan kami akan merusak perdamaian antar dua kekaisaran ini. Yang Mulia maaf, aku tidak bisa menjawab pertanyaan anda, karena identitas dan rahasia kami itu adalah milik kekaisaran Hanguo."
" Kamu terlalu banyak bicara. Selama menjalankan tugas di tempat ini, Kemana saja kamu berada bahkan ketika Kaisar memintamu untuk datang, kau mengabaikannya hingga dua hari!" Liong Ta mulai melepaskan aura penindasan.
Qing Ruo tersenyum kecil dan mengabaikan Liong Ta, sehingga membuatnya semakin murka.
" Tok... tok..."
Tiba-tiba pintu ruangan diketuk oleh manajer penginapan.
" Makanan tuan."
" Baik silakan masuk." ucap Liong Ta kesal sambil menarik aura penindasannya.
Beberapa pelayan memasuki ruangan membawa makanan dan minuman terbaik yang ada di restoran tersebut dan menatanya di atas meja.
Di dalam ruangan, sang manajer yang mengawasi pelayan memasuki ruangan merasa tubuhnya bergidik.
" Jejak aura yang sangat mengerikan." batinnya sambil menatap Kaisar Ning Hao yang sudah menggunakan cadar.
Di hadapan sang manager, wajah Qing Ruo dan kedua jendral naga emas itu juga terlihat begitu tenang.
" Baik, terima kasih tuan. Silakah di nikmati!" ucap sang manager dengan ramah.
Tepat sebelum sang manager itu pergi, Liong Ta meminta manajer untuk melarang siapapun yang mendekati tempat itu.
" Ba-baik tuan," jawab sang manager terbata-bata sambil meninggalkan tempat itu.
Setelah manajer dan pelayan itu meninggalkan ruangan, pembicaraan yang tertunda itu kembali berlanjut.
" Kamu sudah berada di kekaisaran Luan, seharusnya kamu memberi wajah pada Yang Mulia Kaisar!" Liong Da bersikeras.
Qing Ruo menggelengkan kepala.
" Cara seperti ini benar-benar tidak dapat diterima. Kami datang di kota ini dengan niat tulus untuk membantu, tetapi keberadaan kami justru menjadi beban. Secara pribadi aku merasa tindakan pengawasan yang telah kalian lakukan sebelumnya sangat menyakiti perasaan, tetapi aku tidak mengatakan hal itu pada yang lain, karena aku ingin tetap adanya hubungan yang baik antar dua kekaisaran. Yang mulia sampaikan saja keberatan anda, maka kami akan segera meninggalkan tempat ini."
" Yang mulia dia, benar-benar bisa bersilat lidah. Apakah aku harus menghajarnya sekarang?" Berbicara melalui telepati.
" Tunggu, walaupun aku sudah benar-benar muak mendengar kata-katanya, kita tidak harus membuat keributan di tempat ini." jawab Ning Hao kesal.
" Yang Mulia, lalu bagaimana?" bawa dia ke wilayah terlarang pasukan naga emas.
" Baik," jawab Liong Ta dan Liong Da bersamaan.
" Sepertinya mereka memiliki niat busuk," Qing Ruo membatin saat melihat kediaman mereka.
" Jenderal Ruo, maaf atas kelancangan kami ini. Seharusnya kami tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti ini." Ning Hao berbasa-basi sambil menahan ledakan emosi di hatinya.
" Yang Mulia, aku memahami tindakan kalian yang meragukan keberadaan kami, tetapi kepercayaan tetap haruslah dijaga, karena sekali saja anda merusak kepercayaan itu, maka tidak akan ada kepercayaan lainnya lagi."
" Jenderal Ruo benar, kami telah merusak kepercayaan itu. Kami mohon maaf," ucap Ning Hao pelan. Di balik keramahannya tersebut, sebenarnya Ning Hao begitu marah, karena setiap kali Qing Ruo berbicara, itu terlihat seperti mengajarinya.