Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.
Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.
Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.
Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Menetapkan Batasan
Pablo menyerahkan sebuah amplop tebal dan kartu bank kepada Laura. Nadanya datar, sepenuhnya bisnis.
"Ini sertifikat rumah ini. Semuanya sudah atas namamu. Kartu bankmu sudah diaktifkan kembali oleh Diego. Aku sudah mengirimkan uang tunjangan bulanan pertamamu, €30.000."
Mereka berjalan masuk ke kamar utama yang sangat besar, dengan jendela-jendela tinggi dan pemandangan kota yang menawan.
"Ini rumahmu, yang akan kita tempati. Ini kamarmu, kamar utamamu. Aku sudah menyiapkan beberapa baju baru untukmu di lemari."
"Sekarang, mengenai barang-barang pribadimu. Semua baju-baju seksi yang kau gunakan untuk syuting film dewasa, aku ingin kau membuangnya. Semuanya. Aku jijik melihatnya. Belilah yang baru dan lebih pantas dengan uang tunjanganmu."
Laura merasakan rona panas di pipinya, merasa terhina. Penghinaan itu terasa lebih menyakitkan karena dia baru saja menerima rumah dan uang darinya. Dia menelan rasa pahitnya, mengingat kontrak dan larangan pelarian.
"Baik, Aku akan membuangnya." Laura hanya menjawab singkat dan pelan, menghindari kontak mata. Ia meremas sertifikat rumah itu di tangannya. Resignasi adalah satu-satunya pilihan. Control \= Kepatuhan.
"Jika ini kamarku... lalu kau akan tidur di mana? Bukankah di kontrak sudah jelas, kita tidak wajib..." Laura ragu menyebut kata 'intim'.
Pablo menyeringai sinis, menyadari bahwa Laura ingin menegaskan batasan fisik mereka.
"Tentu saja." Dia melangkah ke arah pintu keluar, menunjuk ke lorong. "Kontrak itu melindungi privasiku, sama seperti melindungi kepatuhanmu."
"Ada suite tamu utama di ujung lorong ini. Itu kamarku. Aku perlu tempat yang tenang dan terpisah untuk mengawasi keamanan rumah ini, dan untuk mengelola pekerjaan Torres International"
"Selama aku tidak memberi instruksi lain, kau akan tidur di sini. Aku akan tidur di sana. Dan satu aturan baru lagi: jangan coba-coba melintas di lorong itu tanpa seizinku, apalagi masuk ke kamarku."
Pablo menatap Laura tajam untuk memastikan perintahnya dipahami. "Anggap saja lorong itu adalah perbatasan. Jaga jarakmu, Nyonya Reyes."
Laura menunggu beberapa saat setelah Pablo menghilang di balik pintu di ujung lorong. Suasana di rumah baru itu sunyi dan terasa asing.
Ia segera masuk ke kamar mandi, mengganti gaun pengantinnya yang sudah kusut dengan pakaian yang lebih nyaman: rok selutut berwarna biru muda dan kaus longgar berwarna kuning.
Baru saja ia selesai, terdengar samar-samar suara langkah cepat di lantai bawah, diikuti oleh suara deru mobil kencang. Pablo pergi. Tanpa pamit, tanpa menoleh, meninggalkan istrinya sendirian di rumah baru mereka.
"Baiklah, aku berkemas dan akan membuang baju-bajuku, agar dia tak jijik," gumam Laura pada dirinya sendiri, rasa terhina bercampur dengan kepatuhan yang pahit.
Ia membuka koper dan mencari gunting. Satu per satu, lingerie halus, bikini, dress seksi dengan potongan berani yang pernah ia gunakan saat syuting film dewasa, atau bahkan saat bertemu dengan bos-bos kartel, kini ia gunting dan sobek tanpa ampun. Setiap sobekan terasa seperti mengucapkan selamat tinggal pada Laura yang lama, Karen Monroe.
"Padahal ini keluaran terbaru dan mahal," sungutnya lirih, memandangi tumpukan kain mewah yang kini tak berbentuk di lantai.
Namun, ia tahu bahwa ini adalah perjanjiannya. Jika ia ingin mempertahankan status, rumah, dan uangnya, ia harus menanggalkan sepenuhnya Laura yang dulu dan menjadi Nyonya Pablo, yang kini hanya diperbolehkan mengenakan baju-baju yang elegant
.
.
Pablo duduk sendirian di sebuah ruangan privat kecil, di mana hanya cahaya remang-remang yang menyinari gelas whiskey di tangannya. Ia sudah mengganti pakaiannya menjadi setelan yang lebih kasual, tetapi ketegangan masih terpancar jelas.
Pablo menyesap whiskey di gelas rocks-nya. Ia memejamkan mata, satu tangan naik untuk memijat pelipisnya yang terasa berdenyut pening. Kepalanya penuh dengan daftar keamanan tambahan untuk Laura, daftar pengeluaran, dan yang terburuk gambaran Laura yang berdiri di kapel tadi pagi.
Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit, mencoba melepaskan beban tanggung jawab yang baru saja ia ikat seumur hidup.
"Aku benar-benar gila memungut seorang pornstar menjadi istriku," ucapnya sendiri, suaranya pelan dan serak, tenggelam dalam kebisingan lembut bar di luar.
Ia telah berhasil menyelesaikan tugas terbesar yang diberikan Diego: mengamankan Julia dan melindungi reputasi keluarga. Tetapi harga dari misi itu adalah dirinya sendiri. Ia kini terikat dalam kontrak yang menjijikkan, hidup berdampingan dengan seorang wanita yang ia awasi, bukan cintai. Dan yang lebih buruk, ia harus memastikan bahwa wanita itu tidak pernah lagi kesepian hingga mencari pelarian di dengan pria lain bahkan jika itu berarti ia harus mengorbankan batasan pribadinya sendiri.
****
Laura selesai dengan tugasnya. Tumpukan kain mahal yang sudah hancur kini terkumpul di sudut kamar, siap dibuang. Ia merasa sedikit lebih ringan, seperti membuang beban identitas lamanya, namun di saat yang sama ia merasa kosong.
Ia menghabiskan waktu sorenya dengan mengelilingi rumah barunya. Ruangan-ruangan luas, perabotan modern minimalis, dan teknologi keamanan canggih.
"Rumah ini indah sekali, namun dingin," bisiknya pada diri sendiri, suaranya bergema di ruang tamu yang terlalu besar. "Seperti hubunganku dengan Pablo yang katanya suamiku."
Didorong oleh rasa bosan dan penasaran yang membuncah atau mungkin rasa tidak percaya terhadap pria yang baru menikahinya Laura berjalan menuju lorong terlarang. Yang Pablo sebut sebagai 'perbatasan' dan ia dilarang melintasinya.
Ia sampai di depan pintu kamar suite master kedua, kamar Pablo. Jantungnya berdebar kencang. Ia mencoba membuka gagang pintu. Ternyata tidak terkunci.
Laura menarik napas dalam-dalam dan masuk.
Kamar itu adalah cerminan sempurna dari Pablo: serba gelap, sangat rapi, dan fungsional. Tidak ada pernak-pernik pribadi, tidak ada foto, hanya tempat tidur king size yang tertutup sprei abu-abu rapi, meja kerja besar dengan beberapa monitor, dan lemari buku yang isinya didominasi oleh literatur keamanan, ekonomi, dan hukum internasional.
Laura bergerak cepat. Ia membuka lemari pakaian Pablo. Hanya ada kemeja putih, setelan hitam, dan sepatu pantofel yang tersusun sempurna. Ia mencari tanda-tanda kehadiran wanita lain. Rambut, parfum, perhiasan, atau pakaian.
Ia membuka laci meja samping tempat tidur. Hanya ada pistol Glock diletakkan di tempat yang terkunci dan beberapa dokumen yang tersegel. Ia tidak menemukan jejak lipstik, surat cinta, atau parfum wanita.
"Tidak ada. Sama sekali tidak ada jejak kekasih," gumamnya kecewa sekaligus lega.
Kamar itu steril dari kehangatan, seolah Pablo hanyalah robot yang dirancang untuk bekerja dan menjaga keamanan.
Laura segera keluar dari kamar itu, menutup pintu perlahan. Ia tidak melanggar kontrak, karena dia tidak mencoba melarikan diri, tetapi dia yakin telah melanggar privasi suaminya. Ia kembali ke kamarnya, menyadari bahwa mengawasi Pablo mungkin akan lebih sulit daripada menaati Pablo.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.