Kisah seorang anak perempuan terakhir yang hidupnya selalu di tentukan oleh orang tuanya,dan tidak di beri kesempatan untuk memilih untuk hidupnya.
hingga akhirnya ia pergi dari rumah, dan bertemu dengan seseorang yang mampu untuk ia jadikan rumah dan tempat bersandar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUSB 8
Setelah di obati Nina masih lanjut bekerja, ia enggan meninggalkan pekerjaannya, karena itu tanggung jawabnya, namun ada satu yang membuatnya risih, pasalnya sedari tadi ia di awasi oleh banyak orang, dari mulai Haris hingga dengan Kakek Kastara.
" Na loe beneran gapapa itu? kayaknya loe pulang aja dech, gue jadi berasa di awasi juga sama Tuan kastara dan pak Raynar" ujar Silmi.
" Tapi jam kerja aku belom habis mbak, aku enggak enak sama yang lain, terus juga ini juga cuma kecil " jawab Nina.
" Luka kecil dari hongkong, jalan aja loe pincang luka kecil" sarkas Silmi.
Haris kemudian mendekat ke arah Nina dan juga silmi yang sedang menunggu pelanggan, Haris membawa paper bag berisi Kopi kesukaan sang adik.
"ekhmmm " deheman itu membuat Silmi dan Nina menoleh bukan dari Haris melainkan dari Raynar yang berada di belakang mereka.
" ehh maaf pak" ujar Nina dan juga Silmi.
" bang" Sapa Raynar pada Haris.
" loe masih ada meeting gak Nar? gue mau bahas soal kemarin, buat di kirim ke solo kalau bisa sih udah selesai, sebelum ibu sama bapak pulang haji ya" ujar Haris
" Bisa sih bang, gue udah free paling cuma ngecek dokumen" jawab Raynar.
" Okey, oh ya ni nduk kopi buat kamu sama temen mu, ice capucino half sugar" ujar Haris menyerahkan paper bag yang di bawanya, pada Nina.
" Makasih bang.. oh ya... abang mau renov rumah ya? boleh gak kamar ku, aku sendiri yang desain " tanya Nina sedikit takut.
" emang kamu punya kamar? orang kamu udah di pakek boby" jawab Haris, terkekeh melihat ekspresi sang adik.
" ihh kok buat boby sih, emang lebih penting boby dari pada aku" gerutu Nina sambil memanyunkan bibirnya.
" Aduh gemes banget sihh... pengen gue cium tuh bibir" gumam Raynar melihat Nina.
Haris terkekeh kemudian mengacak- acak kepala sang adik yang tertutup dengan hijabnya, " suruh siapa kabur, dah sana kerja nanti kalau dah pulang, telfon kak Anin, kak Anin di ruangannya Zeyya, yuk Nar" ujar Haris kemudian meninggalkan sang adik dan juga temannya.
" Boby siapa Na?" tanya silmi.
" burung kesayangan Bang Haris" jawab Nina cemberut.
Silmi tertawa terbahak- bahak mendengar jawaban Nina, " loe kalah sama burung kesayangan abang loe Na? hahaha "
" kenapa mb silmi ketawa?" tanya Nina.
" Yah lucu aja, kamar loe di kasih ke burung, seistimewa itu burungnya dari pada loe" celetuk Silmi.
" Udah ah.. aku mau lanjut kerja" Sahut Nina pergi meninggalkan Silmi.
Sedangkan di ruangan Zeyya, Chessy sedang bercerita pada Zeyya, jika dia baru saja ketemu dengan Nananya yang selama ini ia ceritakan pada Zeyya.
Nana nama panggilan untuk Nina dari keponakannya, awalnya ia di panggil Una singkatan dari aunty Nina, namun karena dulu kenzie belom masih berbicara akhirnya dia memanggil Nina dengan sebutan Nana, dan berlanjut hingga ke Chessy.
Abang Haris memang menikah dulu namun cukup lama abang Haris dan Kak Anin untuk mendapatkan Chessy, dan butuh perjuangan yang cukup melelahkan, hingga akhirnya mereka mendapatkan Chessy.
Berbeda dengan Kak Wira dan Kak Malihah, yang langsung di beri momongan yaitu kenzie yang kini usianya menginjak lima tahun, kenzie sangat dekat dengan Nina, walau sering bertengkar namun saat tidak melihat atau jika Nina sedang di jahili oleh ayahnya yang tak lain Kak Wira, kenzie menjadi ganda terdepan Nina melawan ayahnya sendiri.
Kenzie memiliki adik yang kini masih berusia tujuh bulan, ia bernama Eelena, Nina juga cukup dekat dengan Kak Wira di banding Abang Haris, begitu pula dengan Iparnya,ia lebih dekat dengan Malihah di banding Anin.
Tapi bukan berarti ia tidak dekat dengan Anin, ia juga dekat dengan Anin, namun lebih dekat dengan. Malihah, karena Nina sudah lebih dulu mengenal Malihah dari pada Anin.
Wira dan Malihah sebelum menikah sudah menjalin hubungan cukup lama,dan hanya Nina yang tau hubungan mereka, hingga akhirnya Nina di kenalkan Malihah, setelah itu mereka sering pergi bersama.
...----------------...
Jam menunjukan pukul Lima sore,Nina sedang membereskan barangnya untuk segera pulang, ia terlihat buru- buru, karena ia juga di tunggu oleh Abangnya.
" buru- buru banget Na?" tanya Lina sama satu teman Nina.
" Iya nih, udah di jemput sana abang aku" jawab Nina.
"Oalah..."
Pintu ruang istirahat terbuka menampilkan Silmi dan juga Della, yang baru saja kembali.
" Na di tunggu Bu Anin,di rungannya mb Zeyya"ujar silmi.
" okey mb , maka...." belom selesai ucapannya ponsel Nina berdering, menampilkan nama "Bang Haris jelek banget 2"
Silmi yang membaca bergedik, orang seganteng Haris di katain jelek oleh sahabatnya itu, ya.. walaupun gantengan CEO nya sekarang, tapi Haris termasuk ganteng di mata Silmi.
" Gila orang seganteng Pak Haris loe katain jelek Na" celetuk Silmi yang memang suka ceplas ceplos.
Nina tak memedulikan ucapan sahabatnya itu, ia menekan tombol hijau di ponselnya dan panggilan terhubung dengan Haris.
" Assalamualaikum " Salam Nina ketus.
" ..........."
" Iya bisa sabar gak sih bang, atau duluan aja sih , aku bisa pulang sendiri" gerutu Nina pada Haris.
" ............."
" Kok gitu sih, main pindahin aja, enggak bisa gitu dong" protes Nina kala mengetahui Haris sudah memindahkan barang- barangnya ke rumah Haris.
".............."
" Emang aku mau pindah ke rumah abang? di solo malah kamar ku enggak punya pintu, apa aku punya privasi selama ini" .
" ........."
" Sabar" jawab Nina singkat kemudian mematikan panggilan secara sepihak.
" Kenapa Na?" tanya Della yang baru saja masuk ke dalam ruanga ganti.
" Mb della maaf banget, aku harus pindah ke rumah abang aku, barang- barangnya juga sudah di angkut,mungkin kos agak berantakan, nanti aku pulang sebentar, habis isya aku ke kos, bantu beresin" jawab Nina yang tidak enak hati pada Della.
" Loh kok mendadak?" tanya Silmi.
" Bang Haris tadi nyuruh orang buat ngambil barang aku, nanti beneran habis Isya kalau gak habis magrib aku ke kos,sekalian mau pamit sama ibu kos" ujar Nina, ia benar- benar tidak enak hati pada Della.
" Santai aja kali Na, tapi kalau loe beneran mau ke kos, gue tunggu, ada yang mau gue kasih unjuk sebelum loe Pergi " sahut Della.
" apa?" tanya Nina.
" Kok loe gak kasih tau gue, masak cuma Nina" protes Silmi.
" Ya karena ini bersangkutan dengan Nina, bukan sama loe silmi cantik" jawab Della mencubit pipi Silmi.
" Ya sudah mbak ,aku pamit dulu ya... keburu cerewet lagi tuh orang jelek " pamit Nina kemudian meninggalkan ruang ganti.
" Gila ya... Nina ,orang seganteng Pak Haris di bilang jelek" celetuk Silmi.
" Ya karena dia adiknya,dia tau Pak Haris di luar dan di rumah pasti juga beda, loe liat aja sikap dia sama kita dan Nina aja udah beda" sahut Della.
" Alah paling juga dia selingkuh Pak Haris bukan adiknya, bilang ke istrinya di anggap adik, padahal mah... selingkuhan"