Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 Darah Raja Harimau
Hoeeekk
Bai Han memuntahkan seteguk darah. Darah yang dimuntahkannya itu mengubah tanah menjadi gersang. Bahkan, sebuah gambar segel kuno yang sangat besar muncul di permukaan.
"Bagus sekali! Dengan cara ini, aku tidak perlu repot-repot melawanmu!"
Guang Shen mendekati gambar segel berwarna merah tersebut. Segel itu diaktifkan dengan mudah, seolah segel itu adalah segel tingkat rendah.
"Gawat!"
Bai Han panik saat melihat lingkaran merah mengurungnya. Lingkaran-lingkaran itu memunculkan huruf-huruf merah. Huruf-huruf itu memunculkan kabut merah yang menghalangi pandangan.
"Bocah, apa yang kamu lakukan?" Bai Han berteriak, tapi tak ada yang meresponnya. Kabut merah itu seolah mengisolasinya, sehingga suaranya tidak didengar siapapun.
"Selamat tinggal, Pak Tua!"
Suara Guang Shen terdengar. Disaat yang sama, kabut merah itu memunculkan ribuan rantai merah yang mengikat sang Raja Harimau. Rantai-rantai itu menyegel kekuatannya, sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Baaaammm
Di detik berikutnya, Bai Han meledak dan menyatu dengan kabut darah. Di tempatnya terikat, muncul kristal yang berkilau. Kristal itu merupakan inti kekuatan Bai Han, sekaligus pertanda kalau sang Raja Harimau itu murni keturunan harimau putih.
Guang Shen mengambil kristal itu dan menatap Long Huang dan Feng Jiang Tatapan kedua Raja Dewa itu menyiratkan sebuah kebencian dan amarahnya yang sangat besar.
Roaaaaarrgggg
Raungan harimau mengguncang istana peri. Harimau-harimau itu ada yang berlari di daratan, ada juga yang terbang. Harimau-harimau itu menyerang satu orang, yaitu Guang Shen.
"Dasar harimau bodoh!"
Guang Shen mengeluarkan pedangnya. Sebagian besar harimau itu kembali ke hutan. Yang tinggal di sana hanyalah harimau bersayap yang entah berasal darimana.
Kwaaaaakkkk
Teriakan Phoenix terdengar. Hewan suci yang diselimuti api itu terbang diatas harimau putih. Yang tidak datang hanya naga dan juga kura-kura emas.
"Bocah, terimalah serangan dari mereka!" Long Huang berteriak.
Bukannya takut atau panik, Guang Shen justru menyeringai. Seringai itu diikuti dengan aura membunuh yang menekan semua orang. Bahkan, phoenix dan harimau itu tampak ketakutan, tapi tak ada yang kembali. Semuanya tetap ditempat, menatap Guang Shen dengan serangan yang siap diluncurkan.
"Anggap saja kalau kalian yang mendatangi dewa kematian!"
Dengan pedang di tangannya, Guang Shen melesat dan membunuh harimau bersayap dengan cepat. Dalam waktu kurang dari satu batang dupa, setengah dari jumlah harimau bersayap sudah mati.
Slaaassssshhhh
Guang Shen berpindah ke phoenix. Sama seperti harimau, setengah dari jumlah phoenix yang ada di sana mati dengan tubuh yang masih utuh. Melihat rekan mereka mati sia-sia, phoenix dan harimau bersayap melarikan diri.
"Makanya jangan cari masalah!" Guang Shen menyimpan pedangnya. Mayat hewan suci yang tadi dibunuhnya dimasukkan ke dalam cincin ruang.
Guang Shen belum puas. Ia membuat serangkaian segel tangan yang sangat rumit. Tak berselang lama, formasi dengan pola yang sangat rumit muncul di langit.
"Pedang pembelah bumi!" ucap Guang Shen.
Wuuuussss
Ribuan pedang dimunculkan oleh formasi itu. Orang-orang yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Pasalnya menyatukan teknik pedang dan formasi sangatlah sulit.
"Dia bahkan tidak menggunakan pedang!" komentar pemuda klan Long.
"Bocah, aku tunggu kamu di alam suci atau alam bintang!"
Long Huang merobek ruang, tapi robekan ruang yang dibuatnya langsung tertutup. Dengan kesal, ia menyerang Guang Shen dengan 1000 naga. Serangannya itu menyebabkan istana peri rata dengan tanah.
"Cari mati!" Long Huang tak bisa lagi menahan amarahnya. Ia memanggil gerbang dewa naga dan mengarahkannya ke Guang Shen. Meski tak ada naga yang keluar, gerbang itu memuntahkan serangan kuat terus menerus.
"Kamu yang memulai, kamu pula yang marah!" Guang Shen mendengus kesal. Ia melompat dan berdiri di atas gerbang naga. Dengan sekali pukulan saja, gerbang naga itu sudah meledak.
Wuuuussss
Dari pecahan gerbang naga, jiwa Qinlong sang Raja Naga yang sebenarnya terbang ke langit. Sebelum menghilang, menatap Guang Shen sambil tersenyum, seolah dia mengucapkan terima kasih.
"Tidak salah lagi! Jiwa Zhu Que di sekap olehmu!" Guang Shen menunjuk Feng Jiang. Lelaki bergelar Raja Phoenix itu hanya tertawa lepas.
"Tepat sekali! Phoenix kecil itu aku sekap. Kalau kamu mau menyelamatkannya, hancurkan kultivasimu!" Feng Jiang memberi pilihan. Dia mengira Guang Shen akan menuruti perkataannya, tapi yang terjadi justru sebaliknya.
"Bukankah seharusnya aku yang memberimu pilihan, Phoenix neraka?" Guang Shen muncul di belakang Feng Jiang dengan pedang terhunus.
Slaaassssshhhh
Sebelum Feng Jiang berbalik, sinar melintang mengenai punggungnya. Meski tubuhnya tidak terpotong, tapi darahnya berhasil direbut oleh Guang Shen.
"Aku punya kejutan untukmu!"
Setetes darah phoenix melayang di udara. Kurang dari semenit, darah itu sudah berubah menjadi rantai merah membara. Meski rantai itu kuat, membunuh Feng Jiang bukanlah perkara mudah.
"Diantara semuanya, hanya dia yang tak punya kelemahan," ucapnya dalam hati.
"Bahkan, si harimau putih itu masih hidup," ujarnya dalam hati.
"Bocah, lepaskan aku!" Feng Jiang memberontak.
"Kalau begitu, lepaskan dulu jiwa Zhu Que. Kalau jiwa itu kamu tahan lebih lama, aku pastikan api surgawi membakar jiwamu!" ucapnya.
Bukan ancaman, tapi kenyataan. Saat ini, jiwa Feng Jiang terbakar perlahan-lahan. Penyebabnya adalah jiwa Zhu Que, sang phoenix surgawi yang sudah disekap selama jutaan tahun.
"Kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa!"
Guang Shen menyentuh rantai merah itu. Sedetik kemudian, api surgawi muncul dan memanaskan rantai tersebut. Kemunculan api tertinggi itu membuat Feng Jiang panik.
"Akan kulepaskan!"
Dengan tubuh yang masih terikat, Feng Jiang melepaskan jiwa Zhu Que. Hal itu menyebabkan kekuatannya menurun dan tubuhnya semakin melemah. Meski sudah dilepaskan, api surgawi tak juga menghilang.
"Bocah, aku sudah melepaskannya, sekarang singkirkan rantai ini!" pintanya.
"Raja Phoenix, aku tidak pernah berjanji akan melepaskanmu. Bahkan, aku tidak memberimu pilihan!" ucap Guang Shen.
"Bocah, suatu hari nanti, akan kulempar kau ke lembah neraka!" Feng Jiang berteriak. Teriakannya menggema di langit meski tubuhnya sudah terbakar. Kini, yang tersisa di sana hanyalah Long Huang sang Raja Naga.
"Setelah ini, klan Huang!" gumamnya.
Di sisi lain, Xuanwu mengunci Long Huang di dalam kubus dewa. Di dalam sana, ia tidak bisa apa-apa. Bahkan, tubuhnya yang tadinya sangat panjang dan juga besar, kini tampak seperti cacing kepanasan.
"Xuanwu, lepaskan aku!" Long Huang berteriak, tapi teriakannya tak diindahkan oleh Xuanwu.
"Mati saja, dasar cacing cerewet!"
Xuanwu meledakkan kubus itu. Ledakan tersebut menyebabkan tubuh dan jiwa sang Raja Naga ikut meledak. Meski sudah mati, tapi Raja Naga masih hidup. Hal itu dikarenakan dia memiliki tubuh kedua, sama seperti dewa pada umumnya.
"Baiklah, sekarang masalah sudah selesai!" Xuanwu mendarat. Istana peri yang sudah hancur, dikembalikan seperti semula menggunakan teknik pembalik waktu.
"Leluhur, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya salah seorang anggota klan Xuan.
"Kembali ke alam suci!" jawab Xuanwu.
"Setelah Qinlong, Zhu Que, dan Bai Hu kembali, turnamennya akan diadakan lagi!"
Xuanwu membuka portal. Bersama anggota klan dewa lainnya, ia kembali ke alam suci. Yang tinggal di sana hanya Xuan Tian, Mei Hua, dan beberapa dua orang lainnya.