Hai jumpa lagi dengan novel ku yang baru.Sudah lama tidak aktif menulis.semoga suka dengan karyaku..Novel ini mengisahkan tentang perjalanan seorang wanita yang di cap sebagai perawan tua diusianya yang sudah menginjak 28 tahun belum menikah.Bukan keinginan nya tapi memang tuhan belum mempertemukan dengan jodohnya.Ditengah keluarga yang selalu mendesak nya untuk menikah bahkan segala macam kata-kata pedas selalu saja ditujukan kepada dirinya.Melati nama nya wanita yang selalu mendapat cemooh dan dijadikan bahan olok-olokan.Tapi ia tetap tersenyum walaupun dalam hati ia merasa perih dan menangis.Bagaimana lika liku perjalanan hidup melati ditengah tekanan dari orang-orang sekitarnya bahkan dari keluarga terdekat.Selamat membaca semoga suka dengan karya ku ini yang mungkin banyak typo karena sudah lama tidak menulis 🙂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pejuang receh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa minder
Selain menikmati sore di taman Melati juga membeli beberapa cemilan yang banyak di jajakan disana.
" Mbak mau beli keripik pisang sama ubi ?" tawar seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun sambil menghampiri Melati yang sedang duduk di kursi taman.
" Berapa dek ?" tanya melati sambil tersenyum.
" Kalau yang ukuran sedang lima ribu yang lebih besar sepuluh ribu" jawab anak perempuan berjilbab coklat tersebut menunjukkan dagangan nya yang di masukkan dalam kantong plastik besar.
' Mbak ambil tiga yang besar satu keripik pisang dua ubi,kembaliannya ambil aja dek" jawab melati sambil memberikan uang lima puluh ribu
" Makasih banyak Mbak semoga murah rejeki " ujar anak tersebut tersenyum senang sambil mencium uang yang didapat nya.Melati pun mengaminkan doa anak tersebut.
Melati sering membeli jajanan yang sering di jual oleh anak-anak yang masih berusia sekolah demi tuntutan hidup mereka mengorbankan masa kecilnya.Ia pun pernah merasa kan mencari uang demi mendapat uang tambahan lebih untik membeli buku dengan membuat kue jajanan saat masih SMP.
Melati merasa bersyukur dia diberi kelebihan pintar memasak dulunya saat akan melanjutkan SMA ingin masuk SMK jurusan tata boga tapi jaraknya sangat jauh dari rumah sehingga ia pun mengurung niatnya.
Tak lama terdengar azan Maghrib Melati pun bergegas untuk mencari mesjid terdekat sebelum pulang ia akan sholat dulu.
Saat akan memasuki rumah ia mendengar percakapan kedua orang tuanya yang sedang berada di ruang keluarga.
" Pa kemaren aku ketemu buk Sita di jalan anaknya yang pertama baru saja bercerai dari istrinya" sahut mama sambil memencet tombol televisi mencari siaran yang akan ditontonnya.
" Si David kan namanya dia cerai karena kasus kekerasan dalam rumah tangga istrinya yang menggugat karena udah ngak tahan,papa dapat info dari teman papa yang kebetulan satu kantor dengan David "jelas papa lagi.
" Katanya sih gitu pa, mama juga dapat info dari beberapa orang kasus nya heboh sampai istrinya masuk rumah sakit ".
" Memang nya kenapa ma" tanya papa lagi.
" Mama terpikir mau jodoh kan dengan Melati " ucap mama sambil matanya fokus ke televisi.
" Mana mau si David ma,selera dia tinggi lagi pun papa juga ngak mau punya menantu kayak gitu temperamental dan sama orang tua ngak ada hormatnya" sahut papa lagi.
Melati yang mendengar pembicaraan kedua orang tuanya hanya bisa mengelus dada nya.
" Assalamualaikum " ucap Melati saat memasuki rumah yang dijawab oleh kedua orang tuanya.
" Mel ngapain sih tiap minggu ngajar les memang uang gaji mu tidak cukup ! " ujar mama saat melati akan menutup pintu.
" Melati hanya ingin membagi ilmu yang di dapat saat SMA biar ngak lupa ma" alasan Melati sambil menguntungkan kunci motornya.
" Ingat mel jangan hanya sibuk memikirkan cari uang umur mu makin bertambah jangan sampai keenakan cari uang " sahut mamanya agak sedikit ketus.
" Iya ma...Melati pamit mau mandi dulu " sambil Melati berlalu dari hadapan orangtuanya karena malas berdebat nanti bakalan panjang ceritanya.
" Lihat tuh pa kalau dibilang selalu begitu sebenarnya dia niat mau nikah atau tidak kedua adiknya pada mengenalkan pacar mereka si Melati sampai seusia sekarang belum pernah ada laki-laki yang datang untuk sekedar ngajak jalan " jelas mama.Papa hanya diam tidak berkomentar sama sekali.
Memang dari dulu Melati di komplek tempat tinggal nya terkenal anak rumahan tidak seperti remaja pada umumnya .Ia terlalu minder dengan diri nya sendiri sebab selalu dibandingkan dengan kedua adiknya yang memang lebih cantik dari dirinya.
Saat remaja lainnya sibuk pacaran ia malah membaca buku dan melakukan percobaan membuat berbagai macam kue yang sedang viral dan menjualnya.Ada kepuasan tersendiri bagi Melati.Karena ia sadar diri atas kekurangan nya.Sebenarnya wajah Melati tidaklah jelek kulitnya nya sawo matang terlihat manis dengan hidung mancungnya terlihat manis dan tidak bosan di pandang.
Jangan lupa like komen subscribe dan vote nya ya🙂