gadis kecil yang malang hidupnya selalu di bully karena mempunyai wajah jelek dan dekil hingga semua teman menjauh darinya.
Tapi saat tumbuh dewasa perlahan-lahan ia mempelajari ilmu pengasihan agar semua orang tertarik kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sely muspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Pagi hari yang indah di desa. Suasana nya masih sangat segar udara di desa. Beda seperti dikota yang banyak polusi udara.
Rahma sudah lama merindukan suasana di desa lagi. Pagi pagi dia sudah bangun dan Bapak nya akan berangkat ke sawah.
"Masih kerja di sawah aja pak, Rumah sudah bagus kok bapak tinggal menyuruh pekerja untuk kerja di sawah jadi bapak tinggal dirumah saja"
"Kamu ini. memangnya dari dulu Bapak suka malas malasan. Walaupun sekarang kata orang-orang kita sudah kaya. Tapi kan Bapak tetap harus bekerja Rahma" ucap Bapak.
"Kamu kaya ga tau sifat Bapak kamu aja. Dari dulu kan ga mau diam di rumah" celetuk ibu.
"Kak Utari masih kerja bu"
"Masih kak Utari kerja untuk di tabung sendiri. Ibu sudah tidak minta uang dari kakak mu itu"
Selama Rahma di kota. Rahma tidak tau kalau ibu nya Sekar yang sudah menyantet keluarganya sekarang telah wafat.
"Bu waktu kemarin travel ku melintas di depan rumah ibu sekar, Ibu sekar kelihatan pucat sekali. Dia duduk di kursi yang ada di depan rumahnya"
"Astaghfirullah Rahma. Dia kan sudah wafat. berarti itu hantu nya bu sekar yang kamu lihat kemarin" jawab Ibu.
Deg... hati rahma menjadi cemas. Selama ini dia tidak tau kalau ibu sekar sudah wafat. Tapi arwahnya masih gentayangan karena perbuatannya semasa hidup. Dia suka menyantet orang yang tidak di sukainya.
"Ya sudah Rahma mumpung kamu di rumah. Antarkan makanan untuk Bapak di sawah" ucap Ibu.
Rahma berjalan menuju Sawah. Dia menengok kanan kiri. berfikir kalau Danu akan Lewat di sampingnya.
"Ah mungkin pagi pagi begini Danu belum bangun"
Yah kepulangan nya ke desa membuat heboh para warga. "Kembang desa kita baru kelihatan. Makin cantik aja neng Rahma"
Rahma hanya tersenyum mendengar kata-kata dari tetangga nya itu. Dan dia sudah mendekati sawah. Hal tak terduga. Danu sedang membantu bapak bekerja di sawah.
"Danu kamu sudah di sini saja"
"Iya nak Rahma. Danu ini mau membantu Bapak mengairi sawah, ya kan Danu"
"Iya betul kata Bapak Rahma. Kalu begitu tunggu saja di situ sampai aku selesai membantu Bapak mu"
Rahma sangat salut sama Danu. Dia baik ke keluarganya. Rahma terus memandangi Danu yang sedang bekerja di sawah.
"Hey kalian makanlah dulu. Hari sudah siang"
Danu dan Bapak naik ke atas. Rahma sudah menyiapkan makan untuk Bapak dan Danu. "Ayo makan bersama"
"Kangen sekali aku makan di sawah begini. sudah lama tidak makan di pinggir sawah kaya gini" ujar Danu.
"Habiskan makanan nya yah jangan sampai ada yang tersisa" ucap Rahma.
mereka menikmati makan Siang di pinggir sawah ditemani kicauan burung dan angin yang sepoy sepoy. Rahma terus kepikiran kejadian kemarin melihat hantu nya ibu sekar.
"Danu kemarin aku tidak tau kalau ibu Sekar ternyata sudah wafat. Aku melihatnya duduk di depan rumah dengan wajah yang pucat"
"Aku lupa memberitahu mu ya, aku sudah tau dari Ibu, Kata warga memang dia sering menampakkan diri. Arwahnya seperti meminta tolong pada orang-orang" jawab Danu.
"Semasa hidup kan ibu sekar syirik sama orang. Katanya juga sering pergi ke dukun untuk menyantet orang yang dia tidak sukai" ucap Bapak.
Kematian ibu sekar juga masih menjadi misteri. Tubuhnya mengeluarkan bau busuk dan tidak ada orang yang mau datang untuk menengok nya. Dia pun dikubur di belakang rumahnya. Sementara anak nya Sekar sekarang menjadi gila semenjak kematian Ibunya.
