Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai bekerja lagi
Syifa menyiapkan berkas lamarannya, dia mengenakan bawahan hitam, dan baju atasan putih, rambutnya hanya diikat biasa,
"yah, hari ini, Syifa mau melamar kerja, mudah mudahan langsung diterima" Syifa memohon ijin kepada ayahnya.
"ya mudah mudahan kamu diterima ya Fa" ucap Pak Sas
Bu Ningsih terlihat cemberut, suara klakson motor berbunyi, Syifa,pak Sas dan bu Ningsih keluar dan melihat Dika.
"Mas Dika" Teriak Syifa
Dika terlihat gagah memakai seragam satpam" ayoo Fa Let's Goo"
"tunggu tunggu ini motor siapa mas"
"oh ini, motor gadai Fa, lumayan lah bisa buat berangkat ngantor" Dika dan Syifa tertawa
"cuma kerja jadi satpam saja bangga" celoteh bu Ningsih
Pak Sas melirik istrinya, "sudah sana Fa berangkat, mudah mudahan diterima kerjanya",
Syifa memakai helm yang dibawa Dika.
"Fa, jangan pergi dulu, ibu minta uang buat belanja"
Syifa mengambil dompet, menyodorkan ke bu Ningsih uang seratusan lima" ini bu"
"kaya gitu dong Fa, nanti kamu pulang kerja ada makanan dirumah"
"ayoo Fa, kita berangkat" ajak Dika
Syifa hanya nurut saja,sepeda motor meraka pun akhirnya melaju,
" Ning, kamu ini, hahhhh" Pak Sas kecewa
Bu Ningsih tak menghiraukan suaminya, ia melenggang masuk ke rumah.
Dua puluh menit Dika dan Syifa sampai di kantor MHDS,
"wah ini kantornya mas" kagum Syifa,
"iya Fa, kita masuk sekarang" kata Dika
Seorang satpam menyambut mereka namanya pak Danu" selamat pagi apa ada yang bisa saya bantu"
"kami ingin bertemu dengan pak Bayu" jawab Dika
"maaf apa anda sudah membuat janji"
Bayu datang dengan seorang kepala satpam,
"Selamat datang pak Dika, ehh maaf mas Dika" Sapa Pak Aryo kepala satpam, dia satpam lama sehingga dia tahu yang datang adalah atasannya,
"pak Danu, dia mas Dika, satpam baru disini" Pak Aryo memperkenalkannya, Syifa hanya terdiam di belakang Dika,
"mas Dika mba Syifa mari ikut saya sebentar" ajak Bayu
"ayoo Fa" Dika mengajak Syifa
Saat mereka pergi pak Aryo mengatakan kepada Pak Danu" Dia pak Mahardika Steven, pemilik perusahaan ini"
"apa pak"
"iya, dia akan bekerja seperti kita, namun kita juga harus menghormatinya"
"tapi kenapa jadi satpam pak,"
"entahlah, kita kerja saja, ini urusan pak Dika"
Danu mengangguk saja.
Mereka naik lift khusus, Syifa yang baru pertama kali naik lift begitu sangat tegang, dia memegang tangan Bayu sangat kencang" mas kita mau di bawa kemana " bisik Syifa
"gak tahu Fa, kita ikuti saja" jawab Dika
Bayu yang melirik Syifa, dalam hati berkats"dia cantik masih polos, pantesan pak Dika jatuh cinta"
Lift terbuka di lantai empat, di sebuah ruangan ada Vera dan Pak Anan kepala Ob.
"mba Syifa tolong diluar dulu, ada hal yang ingin saya bicarakan dengan Mas Dika" kata Bayu
"iya pak Bayu"
Dika dan Bayu masuk ruangan, Vera dan Pak Anan langsung berdiri kaget, "Pak Dika " suara mereka terdengar bareng
"sudah kalian duduk saja". Dika langsung duduk, diikuti dengan Bayu, Vera dan Pak Anan,
"maaf kenapa pak Dika berpakaian seperti ini" tanya Vera
"oh ini, cuma sekedar iseng, mb Vera tolong masukkan nama saya di daftar Satpam Baru,"
"baik pak" jawab Vera tanpa tahu alasan Dika
" pak Anan saya titipkan Syifa kepada anda, berikan pekerjaan seperti office girl lainnya, "
"baik pak Dika"
"Bay ada masalah apa di Semarang" kini giliran Bayu di tanya
"ada masalah sedikit di departemen Produksi dan Desain,"
Bayu menghela napas"kenapa bukan kamu yang kesana, malah Elvan"
"pak Steven yang menyuruhnya kesana"
"kamu suruh Elvan untuk segera
mengirimkan laporannya,"
"siap"
"ya sudah, cukup disini dulu, Syifa pasti sudah menunggu lama"
"Baik Pak"
Syifa yang diluar ruangan tampak mondar mandir, pintu ruangan terbuka,
"mba Syifa kenalkan dia Mba Vera bagian personalia disini" ucap Bayu
Syifa dan Vera saling melempar senyum,
"mb Syifa, dia pak Anan kepala Office Boy di sini, nanti untuk pekerjaan mba Syifa pak Anan yang akan membantu"
Pak Anan tersenyum ke Syifa, sambutan ramah dari mereka membuat Syifa senang.
"mari mba Syifa ikut saya"
"iya ya pak" Syifa nampak gugup, "tapi berkas lamaran Syifa bagaimana pak"
"sini Fa, " Dika mengambilnya dari tangan Syifa.
Pak Anan mengajak Syifa memperkenalkan dengan OB lainnya.
...****************...
Elvan sedang memipin rapat, semua pimpinan dari berbagai departemen melaporkannya
"kendala kita ada diproduksi dan desain,,, harusnya kalian yang menjadi pemimpin di departemen ini harus lebih teliti" Elvan dengan marah
"tok tok" suara pintu diketuk, Erlinda datang, membisikan sesuatu "
"baik, rapat hari ini, kita tutup sampai disini" kata Elvan
Mereka semua pergi, hanya tinggal Elvan dan Erlinda"
"kamu gak salah Lin kalau pak Mahardika sudah kembali"
"iya pak, Pak Bayu tadi memberitahuku, dan kita disuruh mengirimkan laporannya hari ini juga"
"hahhh baru hari ini di semarang, sudah harus setor laporan" Elvan menggerutu
"apa saya harus mengirimkan laporannya sekarang pak"
"nanti saja Lin"
"pak kita sudah ada janji untuk bertemu klien, jam 10".
Elvan melihat jam tangannya" baiklah kita berangkat sekarang"
Elvan beranjak pergi, Erlinda mengikutinya dibelakang.
Disebuah resstaurnt mewah akhirnya Elvan dan Erlinda tiba, dia bertemu clien besar bernama Michael Geraldy, dia pemasok bahan baku di perusahaan MHDS, dia juga ayah dari Naura, gadis yang akan dijodohkan dengan Dika,
"Selamat siang pak Michael" sapa Elvan
"Selamat siang pak Elvan" ucap Pak Michael
Mereka saling berjabat tangan, begitu juga Erlinda, setelah sapa menyapa akhirnya mereka duduk
"maaf pak Michael, kalau saya sudah lancang menemui anda,seharunya pak Steven yang datang, tapi beliau berhalangan hadir
" no problem, kami bersahabat baik, dan tentunya calon besan" mereka tertawa kecil
"maaf Pak ini berkas berkas yang harus ditandatangani untuk kerjasama kita" Elvan menyerahkan beberapa berkas penting
Pak Michael membacanya, "baik lah semua sudah oke" pak Michael menandatangani berkasnya. "Pak Elvan, saya harus pulang ke Jakarta, jadi maaf saya tidak bisa lama lama"
"Pak Michael tidak ingin melihat lihat produksi kami"
"Tentu saya ingin sekali, tapi lain waktu saja"
"Baiklah pak, Michael kami akan menunggu anda"
"seneng bertemu denganmu Pak Elvan"
Mereka kembali berjabat tangan, Pak Michael langsung bergegas pergi.
Erlinda menghela nafas, "akhiinya dia pergi"
Elvan tersenyum, "kenapa memang Lin"
"wajahnya terlihat sangat tegas, lebih baik pak Steven, "
Elvan kembali tertawa"sudah Lin, kita pesan makanan saja "
"siip sudah lapar saya pak"
...********...
Syifa terlihat telaten dalam pekerjaannya,
"eh,,, kamu office girl baru disini" tanya salah satu karyawan dengan judes yang bernama Dinda
"iya mba" jawab Syifa
"tolong dong kamu buatkan teh hangat"
"iya, mba baik"
Syifa pergi membuat teh anget,
"aduhh jangan ngerjain pesuruh baru Din" Kata Nisa sahabat Dinda
"gak papalah, "
Syifa datang membawa teh hangat, "ini mba tehnya"
"terima kasih, o ya, bisa gak aku minta tolong lagi, tolong belikan aku pembalut"
"sekarang mba"
"ya iyalah sekarang, tapi bukan toko yang didepan kantor"
"terus beli dimana mba"
"nanti kamu keluar dari kantor ini naik angkot turun di lampu merah kedua, disitu ada toko kusus cewek cewek, kamu beli disitu ini uangnya", Dinda memberikan uang dua puluh ribu
"baik mba", Syifa langsung pergi, Syifa menatap pintu Lift, " ini apa yang dipencet yach" Syifa menggaruk kepalanya, "apa aku lewat tangga saja, tapi ini lantai empat, " Syifa kebingungan,
"Syifa kamu mau kemana" tanya Pak Anan
"ini Pak Saya mau ke lantai satu, tapi bingung mau masuk ke liftnya"
"oh ya sudah, saya juga mau ke lantai satu".Pak Anan memecet tombol, pintu Lift terbuka" mari mba Syifa",.
"memang mba Syifa mau kemana"
"mau beli sesuatu pak, "
"mb Syifa semoga betah kerja disini"
"ya mudah mudah pak Anan"
Lift sudah mendarat di lantai satu, "mari pak Anan saya dulu"
"iya mba"
Syifa langsung pergi keluar gedung.
"