NovelToon NovelToon
Misteri Ikat Rambut Berdarah

Misteri Ikat Rambut Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Horror Thriller-Horror / Cinta Beda Dunia / Hantu / Si Mujur / Tumbal
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Niat hati Parto pergi ke kampung untuk menagih hutang pada kawannya, justru mempertemukan dia dengan arwah Jumini, mantan cinta pertamanya.

Berbagai kejadian aneh dan tak masuk akal terus dialaminya selama menginap di kampung itu.

"Ja-jadi, kamu beneran Jumini? Jumini yang dulu ...." Parto membungkam mulutnya, antara percaya dan tak percaya, ia masih berusaha menjaga kewarasannya.

"Iya, dulu kamu sangat mencintaiku, tapi kenapa kamu pergi ke kota tanpa pamit, Mas!" tangis Jumini pun pecah.

"Dan sekarang kita bertemu saat aku sudah menjadi hantu! Dunia ini sungguh tak adil! Pokoknya nggak mau tahu, kamu harus mencari siapa yang tega melakukan ini padaku, Mas! Kalau tidak, aku yang akan menghantui seumur hidupmu!" ujar Jumini berapi-api. Sungguh sekujur roh itu mengeluarkan nyala api, membuat Parto semakin ketakutan.

Benarkah Jumini sudah mati? Lalu siapakah yang tega membunuh janda beranak satu itu? simak kisah kompleks Parto-Jumini ya.
"Semoga Semua Berbahagia"🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi di Dalam Mimpi

—Demikian breaking news, kita jumpa lagi satu jam mendatang!—

Suara televisi yang dibiarkan menyala cukup menjadi teman Parto di kamar lantai dua di Ruko Walji. Tak mengelak, rasa takut tinggal sendirian di tempat asing, tetap bercokol di benak Parto. Ditambah lagi dengan hal-hal aneh yang terus ia alami, membuat keberaniannya sedikit menciut.

Namun karena malam sebelumnya tak sempat tidur, bahkan tak sempat beristirahat karena harus membersihkan ruko, membuat Parto tertidur tanpa sadar, padahal hari belum terlalu malam.

Bahkan laptopnya pun masih menyala menampilkan pesan email yang tadi belum selesai ia baca.

…….🫒

Tap

Tap

Tap

Terdengar suara langkah kaki seseorang menapaki tangga.

Srek!

Lalu terdengar suara horden yang disibakkan.

Parto pun berjingkat terbangun, mengucek kedua matanya. “Ah! Aku ketiduran ternyata.”

Dengan setengah sadar, ia bangkit menutup horden, lalu mematikan televisi dan juga menutup layar laptopnya, dan berakhir kembali terlelap tidur.

“Mas!”

“Tolong!”

“Ikat rambutku!”

“Hahaha!”

Parto kembali terbangun karena kaget. “Ah! Suara apa tadi? Oh! Aku tertidur ternyata!”

Hal berulang ia lakukan tanpa sadar. Parto bangkit berjalan menuju jendela, menutup horden yang entah kenapa kembali terbuka. Lalu mematikan televisi serta menutup laptop yang entah siapa telah menyalakannya lagi, dan kembali melempar tubuhnya untuk kembali tidur.

Tap

Tap

Tap

Srek!

“Mas!”

“Tolong!”

“Ikat rambutku!”

“Hihihi!”

Ketiga kalinya Parto terbangun berjingkat, matanya membulat menatap seisi kamar.

Gelap!

Parto semakin terkejut saat menangkap siluet sosok berdiri dalam kegelapan, tengah memainkan horden menimbulkan suara berisik dan mengerikan.

Srek!

Srek!

Srek!

Puluhan kali suara itu terdengar membuat Parto bergidik ngeri ketakutan. Namun tak ada yang bisa dilakukannya, tubuhnya kaku, seakan seluruh sendi dan ototnya terkunci.

“Hahaha! Tolong, Mas! Ikat rambutku! Hahaha! Kamu harus menolongku! Hahaha!”

Suara itu terdengar nyaring menggantung di udara, terus berulang dan semakin membuat Parto ketakutan. Ia merasakan tubuhnya gemetar, namun tak bisa digerakkan. Bahkan lidahnya pun terasa kelu, membuatnya tak sanggup bersuara atau berteriak minta tolong.

‘Siapa kamu! Kenapa terus menggangguku! Pergi!’ teriak Parto, sekuat tenaga berusaha menggerakkan lidahnya, namun tetap tak berhasil.

……🫒

Brak brak brak!

Dan ke-empat kalinya kini Parto terbangun. Sekujur tubuhnya basah oleh keringat. Napasnya terengah hampir putus, seakan ia baru saja mengikuti lari maraton.

“Apa itu tadi? Aku,—” ucapnya diantara engahan napas lalu menelan ludah beberapa kali, untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.

Parto mengedarkan pandangnya, seraya mengatur detak jantung yang terasa hampir meledakkan sekujur tubuhnya. Dan semua masih tampak sama. Televisi dan laptopnya masih menyala.

“Mimpi aneh lagi—mimpi di dalam mimpi?” ucapnya frustasi. Tekanan rasa takut yang dialaminya dalam mimpi barusan masih terasa sangat nyata.

Parto beralih menatap ke jendela. Horden masih terbuka hingga membuat Parto bisa melihat kerlip bintang di langit yang jauh.

“Ah! Tadi aku —oh? Sejak kapan aku tertidur?”

Parto berusaha merangkak, membawa tubuhnya yang lemas, menuju ke jendela. Tenaganya benar-benar terkuras.

“Terakhir aku nengok jam tadi, jam lima sore!” gumamnya saat ingatannya mulai terkumpul seraya menatap jam dinding. “Berarti ini jam tujuh malam.”

Parto baru saja memegang ujung horden untuk menutupnya. Saat kembali terdengar suara rolling door di bawah digedor oleh seseorang. Parto terkejut lagi hingga terjingkat dan jatuh terjengkang dengan tubuh gemetar.

Brak! Brak! Brak!

“Buka pintunya, Walji! Aku dengar tempat ini sudah buka kembali! Aku butuh rokok!”

“Sialan! Siapa lagi itu?” Parto meremas kesal dada sebelah kirinya, berusaha menetralisir detak jantung yang membuat napasnya terasa tak nyaman.

Parto sedikit bimbang sesaat. Hendak membuka nya atau mau pura-pura tak dengar. Syok yang bertubi membuat tubuhnya benar-benar lemas seakan tenaganya terkuras habis.

Brak brak brak

“Aku tahu kamu di dalam, Walji! Buka pintunya, aku cuma butuh rokok!”

Suara berisik seorang pria itu semakin mengganggunya. Parto merangkak menghampiri air putih lalu meminumnya. Setidaknya cukup untuk membantu mengurangi rasa terkejut.

“Ah! Kampung sialan! Sejak awal datang hidupku jadi tak tenang! Tapi setidaknya kali ini itu manusia!” gerutunya lalu membiarkan tubuhnya telentang sejenak, memejamkan mata sesaat untuk mengatur napas.

“Ouh? Kenapa tiba-tiba sunyi? Apa orang itu sudah pergi?”

Setelah jantung napasnya mulai kembali teratur, Parto bangkit perlahan. Meski kakinya masih terasa sedikit gemetar, ia penasaran dengan siapa yang datang memanggil nama Walji. Sudah pergilah? Atau masih menunggu di bawah?

Parto berjalan mendekat ke jendela, untuk memastikan dahulu.

“Ouh!” Parto kembali terkejut saat melongok ke bawah.

Seorang pria berdiri di tengah jalan raya, menatap lurus dan tajam ke arahnya, seakan dia tahu ada seseorang yang tinggal di lantai dua.

Parto terlanjur bertemu tatap dengan pria itu walau hanya beberapa detik. Ia tak punya kesempatan untuk menghindar. Ditutupnya horden dengan cepat, lalu segera turun menapaki tangga.

“Setidaknya dia itu manusia?” tekadnya lalu membuka pintu untuk pria itu.

Pria itu langsung menerobos masuk tepat saat Parto membuka rolling door. Pria itu berjalan menuju ke rak dimana rokok berbagai macam merk berada.

Parto hanya berdiri memperhatikan, hingga akhirnya pria itu memutuskan mengambil sebungkus rokok yang dia cari dan sebuah korek api.

“Dua puluh ribu! Uangku pas!” gumamnya tegas seraya menunjukkan selembar uang kertas ke arah Parto lalu menaruhnya di atas meja kasir.

Pria itu langsung membalikkan badan dan melangkah menuju pintu.

“Tu-tunggu!” sergah Parto yang masih bimbang.

Pria itu menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu. Bahunya tampak bergerak turun, menandakan ia berusaha menghela napas. “Jangan terlibat apapun denganku, aku hanya datang untuk membeli rokok!” ucapnya tanpa membalikkan badan.

Pria itu kembali melangkah meninggalkan Parto yang masih berdiri terpaku dan bingung. Lamban sekali otaknya berpikir, sejak penolakan dari Risma, entah kenapa sebagian dari kemampuannya sekana menghilang, termasuk akal sehat dan keberaniannya bertindak cepat.

“Tunggu! Aku— se-setidaknya aku tahu kamu manusia!” Parto mengejar pria yang telah melangkah keluar dari pintu ruko.

Ucapan Parto yang terdengar aneh itu, membuat si pria kembali menghentikan langkah, dan kali ini berbalik menatap Parto.

“Tinggallah sejenak, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan!” timpal Parto menyadari kebingungan pria itu dengan ucapan Parto sebelumnya.

Pria itu hanya berdiri diam menatap Parto, selama sengaja memberi ruang bagi Parto agar segera melanjutkan maksudnya.

Namun, belum sempat Parto melanjutkan berbicara, pak Ngatnu tiba dari arah jalan kampung.

“Ada apa, Mas Parto? Apa pria ini mengganggumu?” tanyanya.

“E-enggak—”

“Pergilah selama aku masih berbaik hati, dan jangan mengganggunya.” ucap tegas Pak RT menatap pada pria yang sibuk dengan sebatang rokok dan korek yang sepertinya enggan menyala.

“Selama dia masih tinggal disini, artinya dia juga warga yang berhak mendapatkan perlindungan dariku, jadi jangan coba-coba mengusiknya. Dia adalah tamuku, teman dari Walji!” imbuh tegas pak Ngatnu penuh tekanan.

Pria itu pun kembali melangkah menjauhi toko tanpa berucap sepatah kata pun.

Pak RT menatap punggung pria itu hingga menghilang tertelan kegelapan malam, lalu berbalik mendekati Parto yang juga hanya berdiri terpaku di depan pintu.

“Lain kali abaikan saja dia, mari masuk!”

“Hmm—”

“Awalnya dia akan datang membayar, tapi setelah merasa dekat, dia akan seenak sendiri mengambil barang-barang tanpa membawa uang. Pokoknya hindari saja berurusan dengan dia, Mas, demi keamanan mu.”

“Hm, terimakasih, Pak.”

“Ya sudah, saya cuma disuruh istri buat nganter termos ini saja, kali aja Mas Parto mau bikin kopi.”

Parto hanya bisa berucap terimakasih, entah kenapa ada rasa enggan untuk bercerita lebih pada pak Ngatnu, padahal dengan pria asing tadi, ia justru merasa sedikit nyaman untuk bertanya.

Parto mengantar pak Ngatnu hingga sang ketua RT pun menghilang dalam kegelapan jalan kampung, lalu berbalik masuk ke dalam toko, dan mengunci pintu.

Brak!

Terdengar benda jatuh di kamarnya. Parto kembali merasakan merinding hebat. Hidungnya mulai terasa panas karena rasa takut kembali merayapi batinnya.

“Tak ada pilihan selain menghadapinya langsung!” gumamnya menelan saliva, lalu berdoa sejenak untuk mengumpulkan keberanian.

Parto menapaki tangga perlahan, saat kemudian bayangan televisi terdengar hidup lalu mati lagi, hidup lagi dan mati lagi. Tekanan rasa takut itu membuat Parto menghentikan langkah sejenak, hingga terlihat sekelebat bayangan melintas.

Parto mempercepat langkahnya menaiki tangga. Meski jantungnya terasa mau meledak karena ketakutan, namun tak ada pilihan.

Matanya terbelalak, hingga termosnya tergelincir dari pegangan tangannya, Parto jatuh terjengkang karena kaget. “Kamu?!”

...****************...

Bersambung ....

1
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
aihhh... si parto napa lemot gitu? masa mau jd detektif lemot gitu, haduuhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: maksudnya main detektif detektifan gitu... kam dia lagi nyelidiki kasus to /Grin/
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: kan memang dia bukan detektif mom, 🤣
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
apa mungkin si walji ya?
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: 🤐🤐🤐🤐🤐🤐
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
wah ada Parto nih 🤭
HK: Jadi pahlawan kesorean dia, Kak /Smile/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
perundungan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Apa ini Sukijo 🤔
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: 🤐🤐🤐🤐🤐
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: tadi mlh ku pikir si walji
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Apa itu Walji 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Lagian tuh toko kan pk duit kamu 🤭
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: kan pura-puranya nggak mau asal serobot kuasa, masih mikir temen, gitu kan ceritanya 🥴🥴
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kemana Lasmi tuh 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
terakhir
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅
ini yang begooo siapa lasmi diam di bully parto gak ngeuhh ya lagi pegang hape bisa buka email nya ya ampun parto lemot/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅: kayak author nya ya/Facepalm/
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: /Doge//Doge/
total 5 replies
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎мαмι𝐀⃝🥀§͜¢ ᴳᴿ🐅
bikin penasaran saja siapa lagi ini orang/Shy/
Bulanbintang
mungkin maksudnya 'mengarahkan' ya, thor?
Yuli a
jadi pembullyan itu udah ada sejak jaman dulu ya...😂
Yuli a: /Joyful//Joyful/ biasanya didengkul, ini malah difantat... pantesan fantatnya pada anu.../Facepalm//Facepalm/
Ai Emy Ningrum: otak mreka letaknya di fantat 🤭🤭
total 26 replies
Yuli a
Jum kok punya adik...? ortu punya nggak sih..??
Yuli a: hah....???
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: annunya habis./Smug/
total 6 replies
Yuli a
wah.... kalau niat baik, emang selalu ada jalannya ya...
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: gw juga kudet mbak Yul, baru Nemu tontonan itu tahun lalu malahan. 🤣
Yuli a: oh, dulu masih kecil bngt nonton. dh pada lupa. ingatnya cuma kera sakti doang. itu pun karena sering dibikin film lagi...😂
total 7 replies
Yuli a
Pepet si Linda to, mungkin bnyk informasi yang kamu dapatkan
Yuli a: 😂😂😂 nggak dong... kasih jarak semeter...
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: huum, kalau Deket takut khilap🥴🤣
total 19 replies
Yuli a
jangan-jangan hantu muka rusak itu adalah Utari ya.... 🤔🤔
Yuli a: mungkin emang hasil dari menghalu....😂😂🏃🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: cerita nya jg ngayal ,ngehalu 😙
total 10 replies
Yuli a
Weh... siapa ya nih orang... misterius banget.. bawa pistol pula...
Yuli a: pingin telur siapa...??? bebas...😂😂
Ai Emy Ningrum: lapar ya makan /Joyful//Joyful/
total 8 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!